Dua dimensi manusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 7:
––––– [[Ibnu Arabi]]|}}
 
Pada awalnya, jiwa kosong dari setiap kesempurnaan dan bentuk, baik (bentuk) kendrinya ataupun intelektual. DiaIa mencapai suatu titik di mana diayang bisa melepaskan setiap bentuk – partikultural maupun universal – dari materi dan mempersepsinyamempersepsikannya atau melihat dalam dirinya sendiri. Selanjutnya, jiwa pada permulaannya merupakan suatu wujud potensial, kosong dari kesempurnaan; suatu nonentitas yang halus; yang menanggung kesamaan penting dengan tubuh. Dalam madahwadah lain, diaia adalah tahapantahap ragawi terakhir dan tahapan [[spiritual]] awal, yang di titik itu bukanlah tubuh murni ataupunmaupun roh murni. Alih-alih dia, merupakan kesempurnaan ragawi dan potensialitas spiritual. Pada tahap akhir, diaia sampai padadalam keterlepasan murni (''tajarrud al-mahd'' (keterlepasan murni) dari materi dan kebebasan dari tubuh.<ref>{{Cite book|last=Nurcholish|first=Ahmad|last2=Dja'far|first2=Alamsyah Muhammad|year=2015|title=Agama Cinta: Menyelami Samudra Cinta Agama-Agama|location=Jakarta|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-0265-30-8|page=|pages=91–94|ref={{sfnref|Nurcholish|Dja'far|2015}}|url-status=live|last2=Dja'far|first2=Alamsyah Muhammad}}</ref>
 
[[Berkas:Faith (23281741082).jpg|al=|jmpl|280x280px|Manusia.]]