[[Berkas:Christian cross at Salagou Lake cf01.jpg|al=|jmpl|280x280px|.]]
Menurut moralitasteolog Kristen seperti [[Agustinus dari Hippo]] dan thomas[[Thomas Aquinas]], cinta kasih seperti tertera dalam kisah ini bagian dari kebijakan teologis. Cinta menjadimerupakan bagian dasar dalamdari etikakebajikan [[teologi]] [[Kekristenan|Kristen]]. Sebagaimana sistem etika lainnya, Etikaetika Kristen dibangun atas sejumlah kebijakankebajikan. Kebijakan itu sendiri, secaraSecara konvensional terdapat tujuh pilar, berdasarkankebajikan asumsiitu bahwadibagi menjadi tujuh kebijakanbagian. ini, bilaApabila dikombinasikan dengan lawannya,yakni– tujuh dosa besar, – dapat menjelaskan seluruh spektrum perilaku manusia. [[Mahnaz Heydarpoor]] dalam bukunya berjudul ''Wajah Cinta Islam dan Kristen'' mencatat bahwa tujuh kebajikan tersebut terdiri dari empat kebajikan “alami” – yang sudah dikenal di dunia [[Paganisme|pagan]] kuno – dan tiga kebajikan “teologis” – yang secara khusus ditemukan dalam Kristen. kebajikan alami dapat diperoleh melalui usaha manusia, tetapi kebajikan teologis muncul sebagai anugerah dari [[Tuhan]].
Mahnaz Heydarpoor dalam Wajah Cinta Islam dan Kristen mencatat, tujuh kebijakan tersebut terdiri dari empat kebijakan “alami”, yang sudah dikenal di dunia pangan kuno, dan tiga kebijakan “teologis”, yang secara khusus ditemukan dalam agama Kristen. Kebijakan-kebijakan alami dapat diperoleh melalui usaha manusia, tetapi kebijakan teologis muncul sebagai anugerah istimewa dari Tuhan.