Gerakan mahasiswa Indonesia 1998: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k penambahan pranata Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru |
Dengan kekuatan komunitas Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru |
||
Baris 6:
Gerakan ini mendapatkan momentum saat [[Krisis finansial Asia 1997|krisis moneter]] melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing menyoroti percepatan gerakan pro-demokrasi setelah [[Peristiwa 27 Juli|Peristiwa 27 Juli 1996]] (disebut juga Peristiwa Kudatuli). Pada tahun 1998, Soeharto kembali dipilih oleh MPR untuk menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh kalinya, dengan [[B. J. Habibie|B.J. Habibie]] sebagai wakil presiden. Sejumlah pihak, termasuk mahasiswa, menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Agenda [[reformasi]] yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa hal, seperti mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, melaksanakan amendemen [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]], menghapus [[dwifungsi]] [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|ABRI]], melaksanakan otonomi daerah seluas-luasnya, menegakkan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari [[korupsi]], [[kolusi]], dan [[nepotisme]].
[[Kompleks Parlemen Republik Indonesia]] dan gedung-gedung [[DPRD]] di daerah menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Organisasi mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) dan [[Forum Kota]]. Meskipun salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut lengsernya Soeharto berhasil, tetapi beberapa pihak menilai agenda reformasi belum tercapai. Gerakan mahasiswa ini mencakup [[tragedi Trisakti]] yang menewaskan empat orang mahasiswa yang dianggap sebagai "Pahlawan Reformasi". Setelah Soeharto mundur, kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa masih terjadi, yang antara lain mengakibatkan [[tragedi Semanggi]] yang berlangsung hingga dua kali. Turunnya Soeharto memulai babak baru dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|Era Reformasi]]. Meskipun demikian, masih ada unjuk rasa untuk menuntut keadilan akibat pelanggaran hak asasi manusia selama periode gerakan mahasiswa 1998, termasuk hilangnya keberadaan mahasiswa dan kematian mahasiswa oleh aparat pemerintah.jadi sekian informasi kami dari heker
== Latar belakang ==
|