Kota Makassar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 30:
Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan [[penduduk]] sebesar kurang lebih 1,25 juta jiwa.
== ==Sejarah==
Sejak [[abad ke-16]], Makassar merupakan pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, dan kemudian menjadi salah satu kota terbesar di [[Asia Tenggara]]. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana, dan menolak upaya [[VOC]] ([[Belanda]]) untuk memperoleh hak [[monopoli]] di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap [[agama]] berarti bahwa meskipun [[Islam]] semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama [[Kristen]] dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang [[Melayu]] yang bekerja dalam perdagangan di [[kepulauan Maluku]], dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari [[Eropa]] dan [[Arab]].
Kepentingan Makassar menurun seiring semakin kuatnya Belanda di wilayah tersebut, dan semakin mampunya mereka menerapkan monopoli perdagangan [[rempah-rempah]] seperi keinginan mereka. Pada tahun [[1667]], Belanda, bersama dengan pangeran [[Bugis]] [[Arung Palakka]], menginvasi dan merebut Makassar, sehingga menghapus statusnya sebagai pusat perdagangan yang independen. ==
==Pemerintahan==
|