Suku Kutai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Kutai<br/>كوتاي
|poptime=~ '''
|population= '''± 300.000'''
|popplace=[[Kalimantan Timur]]: '''-+ 280.000'''
|langs=[[bahasa Kutai|Kutai]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]]
|rels=[[Islam]], [[Kristen]], & [[Kaharingan]]
|related=[[Dayak]] ([[suku Dayak Tunjung|Tunjung]], [[Suku Dayak Benuaq|Benuaq]], [[Suku Dayak Kenyah|Kenyah]]), [[
'''Suku Kutai''', atau '''Urang Kutai''' ({{lang-ms|'''Kutai'''}}; [[Aksara Jawi|Jawi]]: كوتاي) adalah salah satu suku dari rumpun
Pada awalnya Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan Timur. Suku Kutai berdasarkan jenisnya adalah termasuk
Adat-istiadat lama Suku Kutai memiliki beberapa kesamaan kesamaan dengan adat-istiadat Suku
== Etimologi ==
Baris 194:
Masyarakat Kutai yang terdiri dari banyak sub suku memiliki bahasa yang beragam. Beberapa bahasa sub suku yang sudah tidak dipergunakan lagi dan kemungkinan sudah punah adalah bahasa Umaa Wak, Umaa Palaa, Umaa Luhaat, Umaa Palog, Baang Kelo dan Umaa Sam. Bahasa-bahasa tersebut dulunya lazim digunakan oleh masyarakat Kutai di hulu maupun hilir mahakam.
Secara bahasa, bahasa Kutai termasuk kedalam rumpun bahasa Melayu atau serumpun dengan Melayu, bahasa Kutai juga dekat dengan bahasa Dayak Rumpun Ot Danum dan bahasa Banjar.
Saat ini bahasa Kutai terbagi ke dalam 4 dialek yang letaknya tidak saling berdekatan:
Baris 285 ⟶ 287:
== Problematika klasifikasi Dayak atau Melayu ==
Perubahan Suku Kutai secara drastis setelah masuk Islam, hampir menghapus jejak asal muasalnya yaitu [[Suku Dayak Lawangan|Suku Dayak Lawangan]]. Kebudayaan Melayu yang dianggap lebih "beradab", membantu menghilangkan budaya Dayak pada Suku Kutai dengan cepat. Istilah "haloq" yang melekat pada Suku Kutai yang berarti "meninggalkan adat lawas" digunakan sebagai kebanggaan bagi yang be"halooq". Tapi bagi Tunjung-Benuaq istilah itu sebagai stigma karena tidak menghargai warisan leluhur. Sehingga Kutai kehilangan jejak Kaharingan / Lawangan, walaupun sebagian kecil ada yg tersisa. Akibatnya orang lebih yakin Kutai adalah Melayu, padahal tidaklah demikian. Tentu saja segala hal dalam adat lawas dianggap syirik (bertentangan dengan agama) jadi harus dimusnahkan dan ditinggalkan.
Secara jati diri, suku Kutai merupakan pecahan dari suku Dayak yang berasimilasi dengan suku lain (terutama Melayu) lalu menjadi Melayu dan mayoritas menganut Islam setelah Islam datang. Suku Kutai serumpun dengan suku Dayak rumpun Ot Danum, dan juga Banjar. Secara etnis, identitas, budaya dan Bahasa suku Kutai merupakan salah satu rumpun Melayu. Suku Kutai serumpun dengan suku Melayu lainnya khususnya di Kalimantan. Suku Kutai merupakan asimilasi antara suku Dayak & Melayu yang kemudian menjadi etnisitas tersendiri yang berbeda dengan Melayu maupun Dayak.
Sulitnya data semakin mempersulit para peneliti untuk mencari jejak asal muasal Suku Kutai. Membuat hasil penelitian terlihat ambigu bahkan samar. Peneliti sering kali mengklasifikasikan berdasarkan bahasa, sedangkan menurut orang Kutai dan Tunjung-Benuaq mengenal tradisi lisan yang mengklasifikasikan golongan berdasarkan budaya dan sejarah budayanya serta geneologi. Jadi sampai sini jelas bahwa suku Kutai merupakan etnis tersendiri/mandiri yang terpisah dari Dayak maupun Melayu.
== Lagu Kutai ==
|