Panarukan, Situbondo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 84:
Panarukan dengan jalur kereta api Jember-Bondowoso-Panarukan (150 km) dibuka pada
tanggal 1 Oktober 1897.
Di kota Pelabuhan Panarukan ya g sebelumnya banyak di diami oleh etnis Jawa ,madura dan osing ,arab secara perlahaan bertambah beragam ddengan kedatangan orang bugis, banjar, bali, tionghoa, pakistan,hingga keturunan eropa Belanda.
Sebelum tahun 1980, stasiun ini sangat ramai dengan penumpang dan benda/barang yang berhasrat ke pelabuhan.
Pada tahun 1980, aktivitas Pelabuhan Panarukan perlahan-lahan mulai sepi. Ekspor melewati laut kemudian dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pelabuhan Panarukan menjadi kurang diminati karena lautnya menjadi dangkal sekitar 1,5 meter kemudian suatu peristiwa sedimentasi dari Sungai Sampeyan. Akibatnya, kapal-kapal bertonase besar tak dapat sandar. Karena jarang dipakai, jalur lori ke pelabuhan dinon-aktifkan pada awal tahun 1990. Sesudah jalur lori ini ditutup, stasiun ini tak melayani kereta benda/barang lagi.
|