Deltras FC: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glory son (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Glory son (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
}}
 
''' Delta Raya Sidoarjo''' (biasa disingkat: '''Deltras''') merupakan sebuah klub [[sepak bola]] yang bermain di [[Liga 3 2019 Jawa Timur]] dan bermarkas di kabupaten [[Sidoarjo]], [[Jawa Timur]]. Klub yang memiliki julukan sebagai ''The Lobster'' ini bukan berasal dari Bali yang dulunya bernama [[Gelora Dewata]] melainkan asli dari [[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]], bermula dari konflik yang membelit [[Persebaya Surabaya|Persebaya]]. Titik awalnya adalah [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] yang mengarungi kompetisi [[Perserikatan]] musim 1986 yang dikomandani Letkol Laut Soegardjito dan Mislan. Soegardjito duduk sebagai ketua umum, sedang Mislan menjadi manajer.
 
Di bawah kendali Soegardjito dan Mislan, [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] tak berlatih di [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Hari-hari [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] dilalui di Lapangan Suko, [[Sukodono, Sidoarjo|Sukodono]], [[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]].
Musim 1986, [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] gagal melaju ke enam besar. Kesebelasan kebanggaan masyarakat [[Kota Surabaya|Surabaya]] itu harus puas berjuang di babak enam kecil untuk bertarung menghindari degradasi. [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] berhasil lolos dari degradasi.
Soegardjito yang dari [[Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV (A)|Angkatan Lau]]<nowiki/>t digulingkan oleh Kelompok 19 dari [[Angkatan Darat]] sehingga ia pergi dari kepengurusan [[Persebaya Surabaya|Persebaya]].
Konflik itu menjadi rentetan dari polemik-polemik di internal [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] sebelumnya. Meski memperoleh 22 suara dari 26 suara dalam pemilihan ketua umum pada musyawarah anggota [[Persebaya Surabaya|Persebaya]] pada 18 Desember 1983, tapi Soegardjito tak mendapat dukungan dalam menjalankan kepengurusannya.
Konflik itu akhirnya membuat Soegardjito terpental. Begitu juga Mislan. Soegardjito lalu memilih ”menepi” dari lapangan hijau dan kembali ke barak. Tapi, Mislan tidak. Ayahanda [[Vigit Waluyo]] itu memilih untuk tetap dekat sepakbola.