Suku Karo: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan revisi 18713522 oleh 116.206.13.163 (bicara)
Tag: Pembatalan
k Membalikkan revisi 18706282 oleh Erlangga Aditya (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 820:
[[Berkas:Desa Perteguhen, Simpang Empat, Karo.jpg||thumb|upright|Gereja GBKP dan [[Masjid]] yang berhadapan di [[Perteguhen, Simpang Empat, Karo|Desa Perteguhen]] ]]
 
Mayoritas orang Karo memeluk [[agama]] [[Kristen]] sekitar 7075% (mayoritas [[Protestan]] 5560% dan 15% [[Katolik]]), dan [[Islam]] 2924%. Sekitar 1% sisanya beragama [[Buddha]], [[Hindu]], dan juga agama lainnya terutama yang masih menganut aliran kepercayaan lama/kuno yang merupakan agama keyakinan awal/asli suku Karo yakni [[Pemena]]<ref name="Karo"/> yang juga biasa disebut (Pelebegu/Sipelebegu, Perbegu) lebih tepatnya aliran: [[Animisme]], [[Dinamisme]], & [[Paganisme]] atau bisa juga disebut sebagai Agama Tradisional ([[Tradisionalisme]]) yang umumnya menyembah berhala, percaya pada roh-roh halus, benda-benda gaib/mistik, hal-hal mistis, makhluk gaib, atau juga dukun (perdukunan).
 
Sebagian kecil masyarakat Karo di desa Pintu Besi, Kecamatan [[Sinembah Tanjung Muda Hilir, Deli Serdang|Sinembah Tanjung Muda Hilir]], [[Deli Serdang]] menganut agama [[Hindu]] yang dimana memiliki kemiripan dengan agama [[Hindu Bali]] mulai dari tempat ibadah berupa [[pura]] hingga upacara keagamaan. <ref>[https://medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2020/03/25/103996/melihat_umat_hindu_di_tanah_karo/]</ref>