ACF Fiorentina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Authority control}}
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 63:
 
''Associazione Calcio Fiorentina'' didirikan pada musim gugur 1926 oleh petinggi lokal yang merupakan Partai Fasis Nasional (''[[National Fascist Party]]'') Luigi Ridolfi, yang mengusulkan merger dua klub Florentine terdahulu, [[C.S. Firenze|CS Firenze]] dan [[P.G. Libertas|PG Libertas]]. Dengan tujuan untuk memberikan klub yang tangguh di Kota Florence dan mampu untuk lebih dominan di Kejuaraan Sepak bola Italia. Dan juga memberikan perngaruh dalam kebangkitan sepak bola modern [[Calcio Fiorentino]], yang merupakan asal usul sepak bola modern yang dimainkan oleh keluarga [[Medici]].
Setelah bersusah payah di tiga musim pertama di Divisi bawah, Fiorentina promosi ke Serie A pada tahun 1931. Pada tahun yang sama pula diresmikan Stadion baru, yang diberi nama Giovanni Berta, yang diambil dari nama seorang tokoh Fasis, namuntetapi sekarang lebih dikenal dengan nama ''[[Stadio Artemio Franchi]]''. Pada saat itu, stadion tersebut merupakan stadion terbaik dan dinobatkan sebagai stadion paling monumental. Agar mampu bersaing dengan tim-tim terbaik di Italia, Fiorentina memperkuat tim dengan pemain-pemain baru, yakni Penyerang [[Tim Nasional Uruguay|Uruguay]] [[Pedro Petrone]], yang dijuluki ''el Artillero''. Meskipun berhasil menempati posisi empat pada musim tersebut, namuntetapi Fiorentina harus terdegradasi pada musim berikutnya, namun kembali promosi ke [[Serie A]] dengan cepat. Pada Tahun 1940 Fiorentina meraih gelar [[Coppa Italia]] mereka yang pertama, namun mereka tidak dapat membangun kembali kesuksesan mereka selama tahun 1940-an, karena [[Perang Dunia II]] dan masalah lainnya.
 
=== ''Scudetto'' Pertama dan era 1950-60an ===
Baris 72:
 
=== ''Scudetto'' kedua dan era 1970-an ===
Selama di era 1960-an Fiorentina meraih beberapa trofi dan menempati posisi yang memuaskan di Serie A, tidak ada yang percaya mereka dapat meraih itu. Pada musim 1968-69 dimulai dengan [[A.C. Milan]] sebagai kandidat juara, namuntetapi pada pertandingan ke-7 mereka kalah oleh [[Bologna F.C. 1909|Bologna]] dan diambil alih oleh [[Luigi Riva|Gigi Riva]] dari [[Cagliari Calcio|Cagliari]]. Setelah awal musim yang kurang memuaskan, Fiorentina kembali menempati posisi puncak Serie A, namuntetapi di akhir paruh musim pertama mereka ditahan seri 2-2 oleh Varese, dan terpaksa merelakan posisi puncak pada Cagliari. Pada paruh kedua musim itu, terdapat tiga tim yang memperebutkan gelar, A.C. Milan, Fiorentina, dan Cagliari. A.C. Milan akhirnya menyerah dan mengalihkan fokus ke Piala Eropa, dan kelihatannya Cagliari-lah yang akan menjadi juara, namuntetapi ternyata Cagliari dikalahkan oleh [[Juventus F.C.|Juventus]], dan Fiorentina berhasil meraih puncak klasemen. Fiorentina memenangi semua sisa pertandingan, mengalahkan rival mereka Juventus, dan mereka berhasil meraih gelar seri A yang kedua. Pada tahun yang sama di Piala Eropa, Fiorentina memetik hasil yang bagus, termasuk menang melawan [[FC Dynamo Kiev]], namuntetapi akhirnya kalah di perempat final setelah kalah tandang melawan [[Celtic F.C.|Celtic]].
 
=== Era Flavio Pontello ===
Baris 78:
 
Tahun-tahun berikutnya prestasi Fiorentina kembali pasang surut, terkadang di puncak klasemen, namun kadang hampir terdegradasi. Fiorentina juga membeli dua pemain bintang, ''El Puntero'' [[Ramon Diaz]] dan yang paling menarik [[Roberto Baggio]].
Pada tahun 1990, Fiorentina harus berjuang menghindari jurang degradasi, namun berhasil mencapai final Piala UEFA melawan Juventus. Tim asal [[Turin]] berhasil meraih trofi, namuntetapi Tifosi Fiorentina kembali memiliki alasan untuk protes, karena pertandingan leg kedua dimainkan di [[Avellino]] (Kandang Fiorentina di skors), sebagian besar penduduk kota tersebut adalah fans Juventus, dan sang calon bintang Roberto Baggio dijual ke Juventus pada hari Final. Pontello mengalami krisis Ekonomi dan mulai menjual beberapa pemain menyebabkan protes dan kekacauan di jalanan kota Florence. Fiorentina lalu dibeli oleh produser film [[Mario Cecchi Gori]].
 
=== Era Cecchi Gori: Dari Piala Champions menuju Kebangkrutan ===
Baris 90:
Di Musim 1995-96 prestasi fiorentina mengecewakan di Liga, namun mereka berhasil mencapai perempat final di Piala Winners dengan mengalahkan [[Gloria Bistrita]], [[Sparta Prague]], dan [[Benfica]]. Mereka kalah di Semi Final oleh [[Barcelona FC|Barcelona]] (tandang 1-1, kandang 0-2) yang kemudian menjadi jawara kompetisi tersebut. Pemain utama musim ini adalah [[Luís Oliveira]] dan [[Andrei Kanchelskis]] yang sering menderita cedera.
 
Di Akhir musim, Ranieri meninggalkan Fiorantina dan pindah ke [[Valencia CF|Valencia]], posisinya kemudian diisi oleh [[Alberto Malesani]]. Fiorentina bermain bagus namun tidak konsisten saat melawan tim kecil, meskipun begitu mereka berhasil lolos ke Piala UEFA. Malesani meninggalkan Fiorentina setelah melatih selama semusim dan digantikan oleh [[Giovanni Trapattoni]]. Dibawah kepelatihan Trapattoni dan gol-gol yang dibuat Batistuta, Fiorentina menguasai paruh musim 1998-99 namun akhirnya berada di posisi ketiga di akhir musim. Mereka pun lolos ke [[Liga Champions UEFA|Liga Champions]]. Musim berikutnya Fiorentina kembali menjalani musim yang mengecewakan di Serie A, namuntetapi ''La Viola'' memainkan beberapa pertandingan bersejarah di Liga Champions, mengalahkan [[Arsenal F.C.|Arsenal]] 1-0 di [[Stadion Wembley (1923)|Wembley Lama]] dan mengalahkan [[Manchester United F.C.|Manchester United]] di Artemio Franchi. Mereka akhirnya tersingkir di penyisihan grup kedua.
 
Di akhir musim Trapattoni meninggalkan klub yang kemudian digantikan oleh pelatih asal [[Turki]], [[Fatih Terim]]. Yang paling mengejutkan adalah penjualan Batistuta ke [[A.S. Roma]], yang kemudian menjuarai Serie A musim itu. Fiorentina bermain cukup bagus musim 2000-01 dan berakhir di papan tengah, dan pelatih Fiorentina kembali berganti. Fatih Terim digantikan oleh [[Roberto Mancini]]. Mereka juga memenangi Coppa Italia untuk yang keenam kalinya dan trofi mereka yang terakhir.
Baris 103:
Pada musim 2005-06, Fiorentina mendatangkan [[Cesare Prandelli]] sebagai pelatih dan merekrut beberapa pemain baru seperti top skorer [[U.S. Città di Palermo|Palermo]], [[Luca Toni]] dan [[Sébastien Frey]]. Kombinasi kapten [[Dario Dainelli]] dan bek asal [[Tim nasional sepak bola Republik Ceko|Rep. Ceko]], [[Tomáš Ujfaluši]] di bagian pertahanan. [[Cristian Brocchi]] sebagai gelandang bertahan, [[Martin Jorgensen]] di posisi sayap, Stefano Fiore sebagai playmaker dan Luca Toni sebagai Striker Utama, dengan Frey di bawah mistar gawang, Fiorentina berhasil membuktikan diri di Serie A dengan menempati posisi ke-4 di dengan 74 poin dan meraih tiket kualifikasi Piala Champions. Luca Toni berhasil mencetak 31 gol dari 38 penampilan, menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak 30 gol di Serie A sejak Antonio Valentin Angelillo di musim 1958-59, dan Toni pun mendapat Sepatu Emas Eropa.
 
Pada 14 Juli 2006, Fiorentina terancam kembali terdegradasi ke Serie B karena terlibat dalam skandal pengaturan skor pertandingan Serie A dan mendapat pengurangan 12 point. Fiorentina berhasil bertahan di Serie A melalui banding, namuntetapi dengan pengurangan 19 poin di musim 2006-07. Tiket menuju Liga Champions pun juga dibatalkan. Pengurangan Poin Fiorentina akhirnya berkurang menjadi 15 poin setelah kembali melakukan banding di Pengadilan Italia.
 
Meskipun mengawali musim 2006-07 dengan minus 15 poin, Fiorentina tetap berhasil mengamankan tiken menuju Piala UEFA 2007-08. Duet penyerang [[Adrian Mutu]] dan [[Alberto Gilardino]] terbukti sebagai duet penyerang tersubur di Serie A, dengan menghasilkan 31 gol.
Baris 109:
Di saat banyak yang meragukan potensi ''La Viola'' di musim 2007-08 karena kepergian Toni, Fiorentina justru mengejutkan di awal musim dan [[Marcello Lippi]] berkomentar kalau Fiorentina adalah penantang Scudetto yang paling mengejutkan. Fiorentina mengakhiri musim di papan tengah klasemen, setelah mengalami beberapa kekecewaan dan kepergian istri Pelatih Prandelli karena kanker. Fiorentina mencapai semi-final Piala UEFA, setelah kalah secara dramatis dari Rangers melalui adu penalti (0-0). Fiorentina mengakhiri musim di posisi ke-4 setelah mengalahkan Torino dengan skor 1-0, dan berhasil menggeser Milan memperoleh tiket menuju kualifikasi Liga Champions. Perjuangan di Liga Champions berakhir di babak penyisihan grup dengan menempati posisi ke-3 klasemen, dan berhak untuk melanjutkan ke Piala UEFA.
 
Fiorentina kembali melanjutkan suksesnya di musim 2008-09 dengan menempati posisi ke-4 di Serie A dan mendapatkan tiket menuju kualifikasi Piala Piala Champions 2010. ''La Viola'' turut serta di Liga Champions 2008-09, berhasil mencapai fase grup setelah mengalahkan [[Slavia Prague]] di kualifikasi babak ketiga, namuntetapi gagal kalah di babak ''knockuout'' setelah dikalahkan oleh [[Ajax]]. Bertolak belakang dengan nasib di liga Champions, Fiorentina berada di papan atas klasemen Serie A.
 
Titik balik terjadi di musim 2009-10, mereka sukses membuktikan diri sebagai kuda hitam di kancah Eropa dan mengekor pemuncak klasemen Serie A, [[Internazionale]], Juventus, dan Sampdoria di awal musim, namun mereka terlempar dari jalur juara di paruh kedua musim. Di Eropa mereka berhasil melewati [[Sporting Clube de Portugal]] di babak kualifikasi dan satu grup dengan [[Olympique Lyonnais]], [[Liverpool F.C|Liverpool]] and [[Debrecen]]. Kalah melawan Lyon di laga pertama, Fiorentina berhasil ''comeback'' di pertandingan-pertandingan berikutnya, termasuk mengalahkan Liverpool di laga kandang dan tandang. ''La Viola'' lolos ke babak berikutnya dan kalah gol tandang oleh [[Bayern München]] serta kepemimpinan wasit yang buruk di laga tersebut. Tom Henning Øvrebø, yang memimpin leg pertama mendapat banyak kritik dari tokoh dan media Italia, karena keputusannya mengesahkan gol offside [[Miroslav Klose]] (yang menyebabkan Bayern lolos ke babak berikutnya). Fiorentina tetap konsisten di ajang Coppa Italia, berhasil mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh Internazionale. Di kompetisi domestik, Fiorentina harus merelakan tiket menuju ajang Eropa. Di periode ini, Andrea Della Valle mengundurkan diri dari posisi presiden pada 24 September 2009. Tugas untuk sementara di alihkan ke Wakil Presiden klub, Mario Cognini.