Insiden Lembah Beka'a: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi
 
Baris 9:
Angkatan Udara Syria tidak tinggal diam dan langsung mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya yang terdiri dari [[MiG-21 Fishbed]], [[MiG-23 Flogger]], dan [[Su-22 Fitter]] buatan [[Uni Soviet]] yang berjumlah seratus pesawat (sedangkan Israel total hanya mengerahkan kekuatan sekitar 40 pesawat termasuk [[F-16]]). Namun keunggulan diudara berada ditangan Israel, selain teknologi pesawat Israel yang lebih maju dibandingkan Syria, ditambah pengalaman pilot serta sistem pengacau radar dan komunikasi yang melumpuhkan sistem komunikasi pesawat Angkatan udara Syria yang masih dituntun dari radar darat. Hasilnya, Israel berhasil merontokkan seratus pesawat tempur Syria tersebut tanpa ada kerugian sedikit di pihak Israel. Syria berusaha mengacaukan radio dan radar yang dimiliki Israel dengan kekuatan yang dimilikinya. Tetapi teknologi radio yang tertinggal membuat pihak operator radio Syria gagal.
 
Akibat peristiwa itu, Syria mengalami kerugian besar. Selain kehilangan sejumlah besar radar, rudal dan pesawat tempur, Syria kehilangan pilot-pilot angkatan udaranya yang gugur dalam peristiwa itu. [[Uni Soviet]] juga berusaha mengembangkan teknologi radar, rudal SAM dan pesawat tempur terbaru untuk mengimbangi kekuatan udara Israel yang notabene buatan [[Amerika Serikat]]. Muncullah pesawat tempur MiG-23 rancangan terbaru, [[MiG 29 Fulchrum]] dan [[Su-27 Flanker]], selain rudal SAM [[SA-8 Gacko]] dan [[SA-10]] yang kemudian digelar di lembah beka'a. Uni Soviet juga mengirimkan bantuan berupa MiG-23 Flogger terbarunya dan MiG-29 kepada Syria, namuntetapi sebagian sumber militer mengatakan Soviet mengurangi bantuannya karena utang luar negeri Syria yang semakin membengkak kepada Uni Soviet.
 
Bagi Israel sendiri, keberhasilan insiden itu memuluskan jalanya ke Libanon Selatan yang didudukinya sampai akhir tahun [[2000]]. Namun, [[Perang Yom Kippur]] masih menghantui Israel sehingga berusaha keras memiliki keunggulan teknologi militer di kawasan [[Timur Tengah]]. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Angkatan Udara Israel memiliki supremasi atas negara-negara Arab sejak [[Perang Enam Hari]] [[1967]] hingga kini. Namun sumber sumber militer Israel sendiri mengatakan bahwa pihaknya merencanakan operasi udara tersebut selama 13 tahun.