Lutung Kasarung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aranmaan!! (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: tetapi (di awal kalimat) → namun
Baris 18:
Sementara itu, Prabu Tapa Agung, yang merupakan raja dari Kerajaan Pasir Batang, telah tua dan sakit-sakitan. Ia berencana akan menunjuk salah seorang putrinya untuk menjadi ratu sebagai penggantinya dan memerintah Kerajaan Pasir Batang. Sebagai raja yang bijaksana, ia berpikir secara mendalam tentang keputusannya ini. Ia sama sekali tidak mempunyai seorangpun putra mahkota. Tujuh anak yang dilahirkan oleh permaisuri semua perempuan. Lima di antaranya sudah menikah dengan para pangeran dari kerajaan-kerajaan lainnya. Sementara dua putri lainnya, yaitu Putri Purbararang dan Putri Purbasari belum menikah, jadi masih tinggal di istana bersama mereka.
 
Setelah mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya, akhirnya sampailah ia pada rencana untuk mengangkat Putri Purbasari sebagai penggantinya untuk memerintah Kerajaan Pasir Batang. Rencananya itu ia sampaikan kepada seluruh kerabat dekat istana dan para pembesar kerajaan. Semua orang menyetujui rencana Prabu Tapa Agung dan memuji kebijaksanaannya, kecuali Putri Purbararang dan Raden Indrajaya yang merupakan tunangan Putri Purbararang. Putri Purbararang yang merasa sebagai putri sulung jauh lebih berhak untuk mendapatkan kehormatan sebagai pengganti Prabu Tapa Agung. Selain itu, hidup sebagai ratu bagi Putri Purbararang bermakna harta dan kekuasaan. Demikian juga calon suaminya, Raden Indrajaya yang merupakan putra salah seorang menteri istana. TetapiNamun, keputusan Prabu Tapa Agung sudah bulat. Putri Purbasari adalah calon ratu, penggantinya kelak jika ia akan mundur dari tampuk kepemimpinan Kerajaan Pasir Batang.
 
Akhirnya, Putri Purbararang yang marah dan kesal dengan keputusan Prabu Tapa Agung, pergi menemui seorang dukun sakti. Ia akan menggagalkan semua rencana penobatan Putri Purbasari sebagai ratu. Ni Ronde nama perempuan tua itu. Ia adalah seorang dukun jahat yang dapat melakukan pekerjaan apapun asal diberi imbalan yang besar.
Baris 26:
Setelah itu, menghadaplah Putri Purbararang kepada Prabu Tapa Agung. Bersama Raden Indrajaya, ia menghasut Prabu Tapa Agung untuk mengasingkan Putri Purbasari ke hutan. Menurut Putri Purbararang dan Raden Indrajaya, tidaklah mungkin Putri Purbasari menggantikan ayahandanya itu menjadi raja. Putri Purbasari, menurut Putri Purbararang memang tidak seharusnya menjadi ratu karena hanya seorang putri bungsu. Justru Putri Purbararang-lah yang paling berhak dianugerasi tampuk kekuasaan kerajaan Pasir Batang. Putri Purbararang merasa berhak menjadi ratu karena ia adalah putri sulung. Menurut Putri Purbararang dan Raden Indrajaya, pastilah Putri Purbasari telah terkena kutukan karena menyalahi kebiasaan kerajaan-kerajaan dari zaman dulu: yang paling berhak dinobatkan sebagai raja atau ratu adalah anak sulung, bukan anak bungsu.
 
Berkat kepandaian Putri Purbararang dan Raden Indrajaya berbicara, akhirnya Prabu Tapa Agung berhasil dipengaruhi. Putri Purbasari kemudian diasingkan ke hutan. Hati Prabu Tapa Agung sangat sedih. Putri Purbasari adalah putri yang paling dikasihinya karena sopan-santun, kecerdasan, dan sifat-sifat baiknya, kini harus pergi diasingkan ke hutan yang penuh dengan binatang-binatang buas. TetapiNamun, Prabu Tapa Agung harus melakukannya. Bisa saja kata-kata Putri Purbararang benar. Jika Putri Purbasari memang terkena kutukan, maka ia harus dijauhkan dari istana dan kerajaan. Bisa saja penyakit itu sangat menular dan membahayakan seluruh rakyat kerajaan Pasir batang.
 
Kepada patih kepercayaannya yang bernama Uwak Batara Lengser, Prabu Tapa Agung menyerahkan Putri Purbasari untuk diasingkan ke hutan yang berada di luar wilayah kerajaan Pasir Batang. Ia meminta Uwak Batara Lengser untuk membuatkan pondok yang kokoh, meskipun sederhana untuk Putri Purbasari. Maka demikianlah, Putri Purbasari ditinggalkan di sebuah hutan yang lebat, jauh dari istana.
Baris 44:
Kepulangan Putri Purbasari ke istana disambut dengan sangat gembira oleh Prabu Tapa Agung, tetapi tentu sebaliknya dengan Putri Purbararang dan Raden Indrajaya. Mereka berdua merasa terancam posisinya. Benar saja, Prabu Tapa Agung akan membuat pengumuman bahwa tahta kerajaan akan segera diserahkan kepada Putri Purbasari.
 
Putri Purbararang kemudian mengajukan keberatannya. Ia mengajukan syarat kepada Prabu Tapa Agung. Ia ingin mengadakan perlombaan memasak. Jika Putri Purbasari dapat mengalahkannya dalam perlombaan memasak makanan, maka ia bersedia secara sukarela membiarkan Putri Purbasari menjadi ratu. TetapiNamun, jika ia memenangkan perlombaan memasak itu, maka dialah yang berhak menjadi ratu di Kerajaan Pasir Batang. Prabu Tapa Agung kemudian menyetujui syarat yang diajukan Putri Purbararang. Maka diadakanlah perlombaan memasak antara Purbararang dan Purbasari.
 
Putri Purbararang dengan dibantu pelayan-pelayannya untuk memasak makanan dengan sangat cepat. Makanan yang dibuat Putri Purbararang tampak sangat lezat. Baunya harum semerbak. Putri Purbasari tentu saja kewalahan. Ia bekerja sendirian. Akhirnya Lutung Kasarung memohon bantuan Yang Maha Kuasa. Maka kemudian, diturunkanlah para peri dan bidadari dari kayangan untuk membantu Putri Purbasari memasak secara kasatmata. Putri Purbasari tampak memasak sendiri, padahal di sekelilingnya tanpa seorangpun menyadari para peri dan bidadari membantunya. Mereka menambahkan bumbu-bumbu rahasia dari kayangan. Tak ada bumbu masakan lain di bumi yang bisa menandingi kelezatan makanan yang diberi bumbu ini. Akhirnya, ketika para juri lomba memasak mencicipi masakan Putri Purbararang dan Putri Purbasari, maka kemenangan diberikan kepada Putri Purbasari.