Aria Wiraraja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dubaya (bicara | kontrib)
Dubaya (bicara | kontrib)
Baris 24:
Arya Teja III.
 
Raden Sahur atau Tumenggung Wilatikta, beristeri Dewi Retno Dumilah antara lain berputra Sunan Kalijaga. maka dari itu Sunan Kali Jaga gemar menggenakan pakainpakaian serba hitam karena beliau adalah seorang warok yang teguh akan budaya jawa, akan tetapi lebih memilih tidak patuh kepada Majapahit meski ayahnya seorang pejabat Majapahit.<ref>{{Cite web|last=keris|first=dunia|date=MARCH 25, 2018|title=Tiga Versi asal usul Sunan Kali Jaga|url=https://duniakeris.com/tiga-versi-asal-usul-sunan-kalijaga/|website=Sunia Keris|access-date=22 juli 2021}}</ref>
 
'''Kedua''', versi dari penulis [[Sumenep]] bahwa ia dilahirkan di desa Karang Nangkan, Kecamatan Ruberu, [[Kabupaten Sumenep]].
Baris 30:
'''Ketiga''', versi tradisional [[Bali]] di mana menurut "Babad Manik Angkeran", ia dilahirkan di Desa [[Besakih, Rendang, Karangasem]], Kecamatan Rendang, [[Kabupaten Karangasem]], [[Bali]].
 
'''Keempat''', menurut Mansur Hidayat, seoarang penulis sejarah [[Lumajang]], bahwa ia dilahirkan di dusun Nangkaan, Desa Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, [[Kabupaten Lumajang]]. Hal ini berdasarkan analisisnya di mana Pararaton tentang pemindahan Arya Wiraraja ke Sumenep dalam rangka "''dinohken''" yang berarti "dijauhkan", sehingga dimungkinkan ia bukan berasal dari Madura.<ref name="mhidayat" /> Kelahiran Arya Wiraraja di wilayah Lumajang (Lamajang) juga dideduksi berdasarkan pemindahan kerajaannya dari Sumenep ke Lamajang pada tahun 1292-1294 Masehi.
 
Sebagai seoarang politisi ulung, tampaknya ia sudah mengenal betul daerah Lamajang. Demikian pun di sekitar Dusun Nangkaan ini terdapat sebuah situs besar yang pernah digali tim "Balai Arkeologi Yogyakarta" pada tahun 2007, di mana situs ini dimungkinkan adalah pemukiman dengan komplek peribadatannya. Tentang kelahirannya tokoh ini diperkirakan lahir pada tahun 1232 Masehi karena dalam "Babad [[Pararaton]]" dinyatakan ketika terjadi ekpedisi Pamalayu, ia berusia sekitar 43 tahun dan menjadi Adipati Sumenep pada usia 37 tahun. Dalam perjalanan politik selanjutnya, nama '''Banyak Wide''' atau '''Arya Wiraraja''' lebih mencuat dalam sejarah politik di kerajaan Singhasari.