Jalan Raya Pos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AnsyahF (bicara | kontrib)
Sedikit perbaikan
AnsyahF (bicara | kontrib)
Pertanyaan tentang pembangunan atau peningkatan jalan, pengubahan susunan kata, dan penambahan galeri
Baris 1:
{{Under construction}}
[[Berkas:Java Great Post Road.svg|jmpl|500x500px|Jalan Raya Pos pada masa [[Hindia Belanda]]]]
'''Jalan Raya Pos''' ({{Lang-nl|De Grote Postweg ''atau'' De Groote Postweg}}, {{Lang-fr|La Grande Route}}) adalah [[jalan raya]] sepanjang sekitar 1.000 kilometer, yang membentang di sepanjang pantai utara [[Jawa|Pulau Jawa]], menghubungkandari [[Anyar, Serang|Anyer]] di [[Banten]] hingga [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] di [[Jawa Timur]]. Jalan ini dibangun pada abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Gubernur-Jenderal]] [[Herman Willem Daendels]] (1808-1811).
 
== Latar belakang ==
Pada 28 Januari 1807, Daendels diangkat menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] oleh [[Louis Bonaparte]], adik [[Napoleon Bonaparte]] yang menjadi raja di [[Kerajaan Hollandia|Belanda]] saat terjadinya [[Peperangan era Napoleon|Peperangan Napoleon]] di [[Eropa]]. Salah satu instruksi Louis pada Daendels ketika menjadi Gubernur Jenderal adalah ia wajib memperhatikan sarana yang cocok dibangun sesuai dengan kesepakatan para [[bupati]] dan dapat memperbaiki nasib [[Pribumi-Nusantara|pribumi Hindia Belanda]] dan sesuai dengan kesepakatan para bupati pribumi. Maka, Daendels memutuskan untuk membuatmembangun jalan raya sebagai sarana yang cocok untuk itu.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|p=16-18}}
 
Keinginan Daendels untuk membuat jalan raya di sepanjang Jawa mungkin dipengaruhi oleh perjalanannya menuju Jawa. Adanya ancaman [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Inggris]] di lautan memaksa ia harus melalui perjalanan darat ke Afrika melalui Prancis dengan jalan-jalan yang dibuat oleh [[Napoleon Bonaparte]]. Ia juga melakukan perjalanan di dalam Pulau Jawa yang rumit dan memakan banyak waktu.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|p=709}}
Tidak lama setelah ia mendarat di Anyer pada awal Januari 1808, Daendels segera melaksanakan perintah Louis Bonaparte untuk mempertahankan Jawa dari serangan [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Inggris]]. Ia juga menerima perintah untuk memperhatikan sarana yang dapat memperbaiki nasib [[Pribumi-Nusantara|pribumi Hindia Belanda]] dan sesuai dengan kesepakatan para bupati pribumi. Maka, Daendels memutuskan untuk membuat jalan raya sebagai sarana yang cocok untuk itu.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|pp=16-18}}
 
Dalam perjalanannya menuju Jawa, Daendels terpaksa harus melalui perjalanan darat ke Afrika melalui Prancis dengan jalan-jalan yang dibuat oleh [[Napoleon Bonaparte]] karena adanya ancaman [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Inggris]] di lautan. Perjalanannya ini mungkin memengaruhi Daendels untuk membuat jalan raya di Jawa.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|p=709}}
 
== Pembangunan ==
[[Berkas:Daendels Legt De Groote Postweg Aan Over Java, KITLV 1403894.tiff|jmpl|270x270px300x300px|''Daendels membangun Jalan Raya Pos di atas Jawa''. Sebuah ilustrasi anonim {{Circa|1910}}, koleksi [[Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde|KITLV]].]]
Pada 29 April 1808, agar lebih mengetahui permasalahan di Jawa lebih lanjut, Daendels melakukan perjalanan dari Butenzorg ke Semarang dan [[Tapal Kuda, Jawa Timur|ujung timur Jawa]]. Setibanya di Semarang pada 5 Mei 1808, ia mengeluarkan perintah untuk memperbaiki dan menghubungkan jalan-jalan desa yang telah ada sebelumnya. Karena keterbatasan biaya, Daendels hanya meratakan jalan dari [[Batavia]] ke [[Buitenzorg]] (kini Bogor) dan membangun petak jalan di [[Parahyangan|Preanger]]. Sisanya, yaitu jalan dari [[Kota Cirebon|Cirebon]] hingga [[Kota Surabaya|Surabaya]] dikerjakan oleh para pejabatbupati setempatdi daerahnya masing-masing.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|p=19}}
 
Dengan jalan raya yang sisanya dikerjakan oleh para bupati, Daendels tidak perlu membuat laporan rinci untuk jalan-jalan tersebut. Akibatnya, arsip-arsip kolonial yang memuat laporan pembangunan jalannya hampir tidak ada, dan satu-satunya sumber informasinya berasal dari korespondensi antara Daendels dengan {{Interlanguage link|Paulus van der Heim|nl}}, [[Kementerian Urusan Tanah Jajahan Belanda|Menteri Perdagangan dan Koloni]] saat itu.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|pp=25-26}} Karenanya, tidak diketahui dengan pasti apakah Jalan Raya Pos seluruhnya adalah jalan yang baru atau merupakan penggabungan dan peningkatan dari jalan-jalan yang sudah ada. Namun, Peter J. M. Nas & Pratiwo (2002) menyimpulkan bahwa sebagian besar pengerjaannya terdiri dari peningkatan dari jalur-jalur yang sudah ada dan pembangunan hubungan jalan yang hilang.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|p=709}}
 
=== Tahap pertama ===
Tahap pertama pembangunan jalan dimulai dari Buitenzorg ke Karangsambung (kini [[Tomo, Sumedang|Kecamatan Tomo]] di [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]]) melalui [[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Cianjur, Cianjur|Cianjur]], [[Rajamandala Kulon, Cipatat, Bandung Barat|Rajamandala]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Parakan Muncang, Nanggung, Bogor|Parakan Muncang]], dan [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]]. Daendels menginstruksikan pada komisaris yang menangani urusan pribumi Hindia Belanda bahwa jalan harus dibuat selebar 2 [[w:Dutch units of measurement#Roede|Rijnlandse roede]] (~7.5 meter) dan dibangunkan tiang pada setiap 400 [[w:Dutch units of measurement#Roede|Rijnlandse roede]] (~1.5 kilometer) untuk menunjukkan jarak dan tujuan pemeliharaan jalan di antara [[Kabupaten|distrik-distrik]]. Proyek ini diawasi oleh seorang [[kolonel]] [[zeni]] yang bernama Balthazar Friedrich Wilhelm van Lützow dengan bantuan dari Komisi Negara dan dua [[Rekayasawan|insinyur]] militer. Van Lützow kemudian menyerahkan sebagian pengerjaan, yaitu jalan Cisarua-Cianjur dan Parakan Muncang-Karangsambung, kepada dua insinyurnya. Masing-masing insinyur dibantu oleh dua [[bintara]].{{Sfn|Chijs|1895|pp=700-701}}{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|p=5-7}}
 
Jumlah pekerja dan upah yang disediakanditetapkan Daendels untuk membangun jalan ini dirinci sebagai berikut:{{Sfn|Chijs|1895|pp=700-701}}
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
!Dari
Baris 55:
|4 per orang/bulan
|}
Pada 28 Maret 1809, para pekerja dari Batavia dan [[Parahyangan|Preanger]] yang membangun jalan antara Cianjur-Sumedang diberi bantuan berupa 1.5 [[pon]] beras setiap hari dan 5 pon garam garam setiap bulan hingga jalan selesai dibangun. Sehari kemudian, para pekerja juga diberi kapak dan peralatan lainnya. KemudianSelain itu, para pekerja dari [[Kota Cirebon|Cirebon]] dan daerah [[Vorstenlanden|''vorstenlanden'']] yang membangun jalan di Sumedang akan diberi upah dua ringgit perak setiap bulan ditambah tiga [[gantang]] beras. Sementara para mandor akan diberi upah tiga ringgit perak setiap bulan.{{Sfn|Chijs|1895|p=702}}
<gallery mode="packed" heights="150" widths="100">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Olieverfschildering voorstellend de grote postweg bij Buitenzorg TMnr 1012-1.jpg|Sebuah lukisan dari abad ke-19 atau ke-20 yang menggambarkan Jalan Raya Pos di Buitenzorg dengan latar belakang [[Gunung Salak]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Postweg tussen Sindanglaja en de Puncak-pas TMnr 60025404.jpg|Jalan Raya Pos antara [[Sindanglaya, Cipanas, Cianjur|Sindanglaya]] dengan [[Puncak, Bogor|Puncak]] antara tahun 1860 dan 1900
Berkas:KITLV A750 - Post Tjisokan aan de Grote Postweg in de buurt van Tjiandjoer, KITLV 111099.tiff|Sebuah pos di Cisokan (dekat [[Ciranjang, Cianjur|Ciranjang]]) di Jalan Raya Pos dekat Cianjur pada pertengahan abad ke-19
Berkas:Groote Postweg bij Bandoeng, KITLV 1400392.tiff|Kondisi lama Jalan Raya Pos dekat Bandung pada 1917
</gallery>
 
== Fungsi ==
Baris 61 ⟶ 67:
 
Selain untuk kepentingan militer, Jalan Raya Pos juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Jalan-jalan yang awalnya rusak membuat penduduk setempat harus membayar ongkos pengangkutan hasil buminya lebih mahal. Fungsi lainnya dari jalan ini adalah sebagai pos komunikasi yang saat itu dianggap berguna karena sulitnya komunikasi antara pemerintahan Daendels yang berkedudukan Batavia dengan daerah lainnya.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|p=18}}
 
== Kota yang dilalui ==
[[Berkas:Grand Hotel Preanger aan de Groote Postweg te Bandoeng, KITLV 1400397.tiff|jmpl|270x270px|Bagian Jalan Raya Pos di Bandung dan [[Grand hotel preanger|Grand Hotel Preanger]] di kanan pada 1935.]]
Jalan Raya Pos menghubungkan beberapa kota besar di Jawa, yang meliputi Anyer, [[Kota Serang|Serang]], [[Kota Tangerang|Tangerang]], Batavia, [[Jatinegara, Jakarta Timur|Meester Cornelis]] (kini Jatinegara), Buitenzorg, [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Kota Tegal|Tegal]], [[Kota Pekalongan|Pekalongan]], Semarang, [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], Surabaya, [[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]], [[Kota Pasuruan|Pasuruan]], [[Kota Probolinggo|Probolinggo]] dan Panarukan.
 
== Film ==
Baris 76 ⟶ 78:
== Referensi ==
;Catatan kaki
<references responsive="" />
 
;Bibliografi