Suku Siger: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki artikel
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k →‎Siger Saibatin: Memperbaiki artikel dengan sudut pandang sebagaimana mestinya
Baris 7:
Siger pada Suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Gelar Sultan khusus untuk Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian. 7 adok Raja/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok khusus untuk perangkat Adat Kerajaan ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak pertama keturunan khaja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok khaja di dalam Adat Bulambanan begitu juga dengan gelar/adok lainnya.
 
Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan [[IstanaBuah Basa Paguruyung]] [[Kerajaan Pagaruyung]]Sekala seperti [[Istano Silinduang Bulan|Istano Si Linduang Bulan]], yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga [[Museum Adityawarman]] di daerah [[Minangkabau]], Provinsi [[Sumatra Barat]]. Karena itulah maka Adat dan Budaya Lampung hususnya Saibatin mendapat pengaruh besarmasuknya [[Islam di Lampung]] dari kerajaan Pagaruyung, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya [[Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak|Paksi Pak Sekala Bekhak]] (Paksi Bejalan Diway, [[Kepaksian Pernong,Sekala Paksi Nyerupa dan Paksi BelunguhBrak]]), dimana pada masa masuknya Islam di daerah [[Lampung]] pada jaman Kepaksian Sekala Brak Kuno di bumi sekala brak abad 12 Masehi 29 Rajab 688 Hijriyah, mendapat pengaruh sejarah pengislaman dari kerajaan (kesultanan) pagaruyung yang di bawa di sebarkan oleh para putra-putra Al-Mujahit putra-putra dari (Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi). Selain itu banyak kesamaan antara Adat dan Budaya Saibatin dengan Adat dan Budaya Pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak Pertepatan dan Kesamaan.
 
=== Siger Pepadun ===
[[Berkas:Siger pepadun.jpg|jmpl|kiri|Siger Pepadun]]
Menurut sebagian kokunitas budaya masyarakat Abung Siwo Megou Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan sampai dengan sepuluh Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger pepadun sangat mirip sepertinya dengan buah[[Istana sekalaBasa Paguruyung]], hal ini pun bukan mustahil dikarenakan kerajaan sekala brak merupakan cikal bakal [[Suku Bangsa Lampung]] Asli, ulun lampung (Suku Bangsa Lampung) adalah suku Lampung yang berasal dari Negeri Sekala Brak pada jamam Kerapaksian Sekala Brak Kuno, dan proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran Era Suku Bangsa Lampung dari Negeri Sekala Brak. Orang asli Lampung, dari tengkuk dataran tinggi Bukit Humatang Sulang Negeri Sekala Brak tepatnya di tengkuk Gunung Pesagi melalui aliran sungai Way Semaka, yang berada di empat titik kebesaran. Kemungkinan hal ini dapat dilihat dari tambo Buay Bejalan Diway bahwa Ratu Bejalan Diway meninggalkan kerajaan [[Sekala Brak]] untuk mencari daerah baru mendirikan Negeri baru bersama keluarganya untuk membesarkan budaya dan adat, Ratuterhimpun Bejalandalam Diwaykemargaan memilikidan empatkebuayan orangBandar putralima yaituway Unyilima, UnyaiMarga teluk peminggir, SubingMarga pemanggilan peminggir, Marga abung (Federasi abung siwo mego), Marga rebang semendo, Marga jelma doya (Federasi way lima way kanan), Masyarakat marga melinting dan NubanMasyarakat yangmarga tulang bawang (Federasi mego pak tulang bawang), merupakan keturunan Paksidari Putri indar wati (Sibulan) dan Buay BejalanKenyangan, DiwayMarga sertaSuoh, limaMarga Way Sindi, Marga lainnyaLa'ai, yaituMarga AnakBandakh, TuhaMarga Pedada, SelagaiMarga ulu krui/gunung kemala, BeliyukMarga Way napal, KunangMarga danTenumbang, NyerupaMarga Bengkunat yang merupakan keturunanMarga dari Kepaksian Pernong. Marga Way Tenong, PaksiMarga NyerupaNgambur, Marga ngaras, Marga belimbing yang merupakan Marga dari Paksi Buay Belunguh, sehinggaMarga menjadipugung Abungpenengahan, SiwoMarga Mego.pugung Begitumalaya, jugaMarga didalomPugung Tambotampak, KepaksianMarga Pernongpulau Putripisang indarmerupakan watimarga (Sibulan)dari membesarkanPaksi negeriBuay menujuBejalan arahDiway, matahariMarga terbitLiwa, Manggala TulangMarga BawangSukau, NamunMarga sepertinyaKrui berbedayang merupakan marga dari Paksi Buay Nyerupa dengan catetan Marga pasar krui berdiri sendiri di bawah kemargaan [[Bengkulu]], Namun siger pesisir yang mirip [[rumahIstano gadangSilinduang Bulan|Istano Si Linduang Bulan]], [[Museum Adityawarman]] dan buah serta pohon sekala, siger pepadun sepertinya justru mirip dengan buah[[Istana sekalaBasa Paguruyung]], jaman Kepaksian Sekala Brak kuno dahulu buah dan pohon sekala hanya ada di lereng tengkuk [[Gunung Pesagi]] (Bukit Humatang Sulang) Gunung Tertinggi di Lampung.
 
Seiring dengan penyebaran penduduk dan berdirinya beberapa kebuayan beserta marga-marga yang lainnya maka yang menggunakan komunitas budaya pepadun bukan hanya abung tetapi juga oleh kebuayan lain terkecuali adat Saibatin memiliki adat tersendiri yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang disebut Saibatin hingga jaman pra-sejarah saat ini, seperti Megou Pak Tulangbawang (Puyang Umppu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan),Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi), serta Sungkay-Way Kanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
 
=== Siger Tuha ===
Siger tuha (tua), merupakan siger yang digunakan pada zaman [[animisme]] bercorak hindu Penganut Animisme. Siger ini tidak dapat dijumpai lagi pada jaman pra-sejarah saat ini karena tidak ada yang menyimpannya, terkhusus pada [[Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]]. Pada zaman dahulu siger telah memiliki aturan pada jumlah lekuk yang digunakan, di dapat dari berbagai sumber bahwa Mahkota Siger Lampung pada jaman dahulu memiliki aturan pada jumlah lekuk nya, dan yang boleh menggunakan hanya keturunan Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian (Satu Sultan) saja atau sama dengan mahkota Sultan (Raja) saja. pada siger tua jelas terlihat berbentuk buah sekala dengan hiasan pohon sekala diatasnya. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siger itu menggambarkan tentang sekala yang tumbuh di Sekala Brak di tengkuk gunung pesagi (humatang sulang).
 
== Filosofi Siger ==