Fitrah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: menambah {{Authority control}}
Baris 26:
 
=== Dakwah para Nabi menyasar pada fitrah ===
Diskusi [[Moral|moralitas]] dalam filsafat Barat mendasarkan prinsip-prinsip universal pada akal sehat tanpa mampu mengungkapkan asal prinsip-prinsip moral tersebut.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=1}} Filsafat Barat tidak memberi barometer baik-buruk dan tidak menjelaskan kenapa manusia harus berbuat baik atau menahan diri dari berbuat jahat.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}} Berbeda dengan hal ini, Al-Qur'an telah mendasarkan nilai-nilai moral dan seluruh ajaran agamanya pada keadaan alami yang diciptakan oleh Pencipta Yang Mahabijaksana.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}} Seluruh nabi dan kitab suci dari Allah memuat penjabaran petunjuk yang berasal dari tabiat manusia tanpa menyisakan kebingungan bagi siapapun.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}} Dengan begitu, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih petunjuk (menuju Islam–ed.) dari keadaan alamiahnya.{{sfn|Ishlahi|n.d.|p=2}}
 
[[Nabi|Nabi-nabi]] yang diutus untuk mendakwahkan Islam tidak menggunakan argumen-argumen untuk membuktikan keberadaan Tuhan atau bahwa manusia harus mengetahui terlebih dahulu bahwa ada Tuhan Yang menciptakan alam semesta. [[Allah (Islam)|Allah]] mengutus [[Musa]] (dan [[Harun]]) kepada [[Fir'aun]], “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”{{Cite quran|20|44}} Maksudnya sadar (ingat) dengan pengetahuan bawaan lahir mengenai Tuhannya dan nikmat-Nya kepadanya.{{sfn|Ibn Taymiyyah|2000|p=4}}