Pencak silat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilhamyusanto (bicara | kontrib)
k menambah refernsi
→‎Sejarah: -Spam situs web. (1, 2, 3, k)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 55:
[[Berkas:Tari Perang Nias.jpg|lurus|jmpl|Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang [[Nias]].]]
 
[[Sejarah Nusantara#Periode protosejarah|Nenek moyang bangsa Indonesia]] telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam.<ref name="Penjasorkes">Moh.Gilang, dkk, "Penjasorkes SMA kls 12", Ganeca Exact, 9795712578, 9789795712572.</ref> Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitar, seperti gerakan [[kera]], harimau, ular, atau burung elang.<ref name="Penjasorkes" /> Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku [[Nias]] yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.<ref>{{Cite web|first=Ilmu Setia Hati|date=02 Februari 2021|title=Sejarah Pecahnya Setia Hati|url=https://ilmusetiahati.com/sejarah-pecahnya-setia-hati-pt1/|website=Ilmu Setia Hati|access-date=15 Juni 2021}}</ref>
 
Silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Nusantara semenjak [[abad ke-7]] masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]] disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan.<ref name="Penjasorkes" /> Peneliti silat [[Donn F. Draeger|Donald F. Draeger]] berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Buddha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi [[Candi Prambanan|Prambanan]] dan [[Borobudur]].<ref name="Draeger1992"/> Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia.<ref name="Draeger1992"/> Sementara itu Sheikh Shamsuddin{{sfn|Shamsuddin|2005|pp=7}} berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari [[Tiongkok]] dan [[India]] dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Tiongkok, dan mancanegara lainnya.