Suku Karo: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
HaidirAndiNovianto (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
HaidirAndiNovianto (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 50:
}}
 
'''Suku Karo''' ([[Aksara|Karo]]: {{batk|ᯂᯒᯨ}} atau {{batk|ᯂᯒᯭ}}, Latin: ''Karo'') adalah [[suku bangsa]] atau kelompok etnis yang mendiami wilayah [[Sumatra Utara]] dan sebagian [[Aceh]]: meliputi [[Kabupaten Karo]], sebagian Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]], sebagian [[Kabupaten Langkat]] (Langkat Hulu), Sebagian [[Kabupaten Dairi]], sebagian [[Kabupaten Simalungun]], dan sebagian [[Kabupaten Deli Serdang]] serta juga dapat ditemukan di [[kota Medan]] & [[Kota Binjai]]. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar di Sumatra Utara. Nama suku ini dijadikan sebagai nama salah satu Kabupaten di Sumatra Utara yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa yang disebut [[Bahasa Karo]] atau ''Cakap Karo''. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna [[merah]] serta [[hitam]] dan penuh dengan perhiasan [[emas]]. Konon, Kota Medan didirikan oleh seorang putra Karo yang bernama [[Guru Patimpus Sembiring Pelawi]].
 
== Sejarah & etimologi ==
Baris 108:
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Islam}}
'''Kesultanan Aru/Karo''' atau '''Haru''' merupakan sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah pantai timur [[Sumatra Utara]] sekarang.
 
Kerajaan [[Kerajaan Aru|Haru-Karo]] (Kerajaan Aru/Karo) mulai menjadi [[kerajaan]] besar di [[Sumatra]], namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun, Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Zaman ke Zaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di [[Sumatra Utara]] yang rajanya bernama "Pa Lagan". Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu Kerajaan Haru sudah ada? Hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darwan Prinst, SH :2004)
Baris 467:
Merga ini ditemukan oleh Darwan Prinst, SH dan Darwin Prinst, SH di Selawang, [[Sibolangit, Merek, Karo|Sibolangit]]. Menurut budayawan Karo Paulus Keliat, merga ini berasal dari Aceh, dan disahkan menjadi Peranginangin ketika orang tuanya menjadi Pergajahen di [[Sibiru-biru, Deli Serdang|Sibiru-biru]].<ref>{{Cite web|first=Nurdin|date=23 Februari 2018|title=MARGA DALAM MASYARAKAT KARO|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/merga-dalam-masyarakat-karo/|website=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Direktorat Jenderal Kebudayaan|access-date=28 Juli 2021}}</ref>
 
=== '''Merga Sembiring''' ===
Merga Sembiring secara umum membagi diri menjadi dua kelompok yaitu Sembiring yang boleh memakan anjing dan Sembiring yang berpantang/tidak boleh memakan anjing.
 
==== '''Sembiring Kembaren''' ====
Menurut Pustaka Kembaren, asal-usul merga ini terdiri dari Kuala Ayer Batu, kemudian pindah ke Pagaruyung terus ke Bangko di Jambi dan selanjutnya ke Kutungkuhen di Alas. Nenek moyang mereka bernama Kenca Tampe Kuala, berangkat bersama rakyatnya menaiki perahu dengan membawa pisau kerajaan bernama Pisau Bala Bari. Keturunannya kemudian mendirikan kampung Silalahi, Paropo, Tumba dan Martogan. Dari sana kemudian menyebar ke Liang Melas, saperti Kuta Mbelin, Sampe Raya, Pola Tebu, Ujong Deleng, Negerijahe, Gunong Meriah, Longlong, Tanjong Merahe, Rih Tengah dan lain-lain. Merga ini juga tersebar luas di Kab. Langkat saperti Lau Damak, Batu Erjong-Jong, Sapo Padang, Sijagat, dll.
 
==== '''Sembiring Kel'''o'''ko'''Keloko ====
Menurut cerita, Sembiring Keloko masih satu keturunan dengan Sembiring Kembaren. Merga Sembiring Keloko tinggal di Rumah Tualang, sebuah desa yang sudah ditinggalkan antar Pola Tebu dengan Sampe Raya. Merga ini sekarang terbanyak tinggal di Pergendangen, beberapa keluarga di Buah Raya dan Limang.
 
==== '''Sembiring Sinulaki''' ====
Sejarah merga Sembiring Sinulaki dikatakan juga sama dengan sejarah Sembiring Kembaren, karena mereka masih dalam satu rumpun. Merga Sinulaki berasal dari Silalahi.
 
==== '''Sembiring Sinupayung''' ====
Merga ini menurut cerita bersaudara dengan Sembiring Kembaren. Mereka ini tinggal di Juma Raja dan Negeri.
 
Keempat merga ini boleh memakan anjing sehingga disebut Sembiring Siman Biang.
 
==== '''Sembiring Singombak''' ====
Adalah kelompok merga Sembiring yang menghanyutkan abu-abu jenasah keluarganya yang telah meninggal dunia dalam perahu kecil melalui Lau Biang (Sungai Wampu). Adapun kelompok merga Sembiring Singombak tersebut adalah sebagai berikut :
 
===== '''Sembiring Brahmana''' =====
Menurut cerita lisan Karo, nenek moyang merga Brahmana ini adalah seorang keturunan India yang bernama Megitdan, pertama kali tinggal di Talu Kaban. Anak-anak dari Megit adalah Mecu Brahmana yang keturunannya menyebar ke Ulan Julu, Namo Cekala, dan Kabanjahe. Mbulan Brahmana menjadi cikal bakal kesain Rumah Mbulan Tandok Kabanjahe yang keturunannya kemudian pindah ke Guru Kinayan dan keturunannya mejadi Sembiring Guru Kinayan. Di desa Guru Kinayan ini merga Brahmana memperoleh banyak kembali keturunan. Dari Guru Kinayan, sebagian keturunananya kemudian pindah ke Perbesi dan dari Perbesi kemudian pindah ke Limang.
 
===== '''Sembiring Guru Kinayan''' =====
Sembiring Guru Kinayan terjadi di Guru Kinayan, yakni ketika salah seorang keturunan dari Mbulan Brahmana menemukan pokok bambo bertulis (Buloh Kanayan Ersurat). Daun bambo itu bertuliskan aksara Karo yang berisi obat-obatan. Di kampung itu menurut cerita dia mengajar ilmu silat (Mayan) dan dari situlah asal kata Guru Kinayan (Guru Ermayan). Keturunannya kemudian menjadi Sembiring Guru Kinayan.
 
===== '''Sembiring Colia''' =====
Merga Sembiring Colia, juga menurut sejarah berasal dari India, yakni kerajaan Cola di India. Mereka mendirikan kampung Kubu Colia.
 
===== '''Sembiring Muham''' =====
Merga ini juga dikatakan sejarah, berasal dari India, dalam banyak praktek kehidupan sehari-hari merga ini sembuyak dengan Sembiring Brahmana, Sembiring Guru Kinayan, Sembiring Colia, dan Sembiring Pandia. Mereka inilah yang disebut Sembiring Lima Bersaudara dan itulah asal kata nama kampung Limang. Menurut ahli sejarah Karo. Pogo Muham, nama Muham ini lahir, ketika diadakan Pekewaluh di Seberaya karena perahunya selalu bergempet (Muham).
 
===== '''Sembiring Pandia''' =====
Sebagaimana sudah disebutkan di atas, bahwa merga Sembiring Pandia, juga berasal dari kerajaan Pandia di India. Dewasa ini mereka umumnya tinggal di Payung.
 
===== '''Sembiring Keling''' =====
Menurut cerita lisan Karo mengatakan, bahwa Sembiring Keling telah menipu Raja Aceh dengan mempersembahkan seekor Gajah Putih. Untuk itu Sembiring Keling telah mencat seekor kerbau dengan tepung beras. Akan tetapi naas, hujan turun dan lunturlah tepung beras itu, karenanya terpaksalah Sembiring Keling bersembunyi dan melarikan diri. Sembiring Keling sekarang ada di Raja Berneh dan Juhar.
 
===== '''Sembiring Depari''' =====
Sembiring Depari menurut cerita menyebar dari Seberaya, Perbesi sampai ke Bekacan (Langkat). Mereka ini masuk Sembiring Singombak, di daerah Kabupaen Karo nama kecil (Gelar Rurun) anak laki-laki disebut Kancan, yang perempuan disebut Tajak. Sembiring Depari kemudian pecah menjadi Sembiring Busok. Sembiring Busok ini terjadi baru tiga generasi yang lalu. Sembiring Busok terdapat di Lau Perimbon dan Bekancan.
 
===== '''Sembiring Bunuaji''' =====
Merga ini terdapat di Kuta Tengah dan Beganding.
 
===== '''Sembiring Milala''' =====
Sembiring Milala, juga menurut sejarah berasal dari India, mereka masuk ke Sumatera Utara melalui Pantai Timur di dekat Teluk Haru. Di Kabupaten Karo penyebarannya dimulai dari Beras Tepu. Nenek moyang mereka bernama Pagit pindah ke Sari Nembah. Merka umumnya tinggal di kampung-kampung Sari Nembah, Raja Berneh, Kidupen, Munte, Naman dan lain-lain. Pecahan dari merga ini adalah Sembiring Pande Bayang.
 
===== '''Sembiring Pelawi''' =====
Menurut cerita Sembiring Pelawi diduga berasa dari India (Palawa). Pusat kekuasaan merga Pelawi di wilayah Karo dahulu di Bekancan. Di Bekancan terdapat seorang Raja, yaitu Sierkilep Ngalehi, menurut cerita, daerahnya sampai ke tepi laut di Berandan, seperti Titi Pelawi dan Lau Pelawi. Di masa penjajahan Belanda daerah Bekancan ini masuk wilayah Pengulu Bale Nambiki. Kampung-kampung merga Sembiring Pelawi adalah : Ajijahe, Kandibata, Perbesi, Perbaji, Bekancan dan lain-lain.
 
===== '''Sembiring Sinukapor''' =====
Sejarah merga ini belum diketahui secara pasti, mereka tinggal di Pertumbuken, Sidikalang, dan Sarintonu.
 
===== '''Sembiring Tekang''' =====
Sembiring Tekang dianggap dekat/bersaudara dengan Sembiring Milala. Di Buah Raya, Sembiring Tekang ini juga menyebut dirinya Sembiring Milala. Kedekatan kedua merga ini juga terlihat dari nama Rurun anak-anak mereka. Rurun untuk merga Milala adalah Jemput (laki-laki di Sari Nembah) / Sukat (laki-laki di Beras Tepu) dan Tekang (wanita). Sementara Rurun Sembiring Tekang adalah Jambe (laki-laki) dan Gadong (perempuan). Kuta pantekennya adalahKaban, merga ini tidak boleh kawin-mengawin dengan merga Sinulingga, dengan alasan ada perjanjian, karena anak merga Tekang diangkat anak oleh merga Sinulingga.
 
Baris 535:
Kampung asalnya di Purba Tua dekat Cingkes dan Pergendangen
 
==== '''Tarigan Bondong''' ====
Kampung asalnya di Lingga
 
==== '''Tarigan Jampang''' ====
Kampung asalnya di Pergendangen
 
==== '''Tarigan Gersang''' ====
Kampung asalnya di Nagasaribu dan Beras Tepu
 
==== '''Tarigan Cingkes''' ====
Kampung asalnya di Cingkes
 
==== '''Tarigan Ga'''n'''aGana-gana''' ====
Kampung asalnya di Batu Karang
 
==== '''Tarigan Peken''' ====
Kampung asalnya di Sukanalu dan Namo Enggang
 
==== '''Tarigan Tambak''' ====
Kampung asalnya di Kebayaken dan Sukanalu
 
==== '''Tarigan Purba''' ====
Kampung asalnya di Purba
 
==== '''Tarigan Sibero''' ====
Kampung asalnya di Juhar, Kuta Raja, Keriahen Munte, Tanjong Beringen, Selakar, dan Lingga
 
==== '''Tarigan Silangit''' ====
Kampung asalnya di Gunung Meriah (Deli Serdang)
 
==== '''Tarigan Kerendam''' ====
Kampung asalnya di Kuala, Pulo Berayan dan sebagian pindah ke Siak dan menjadi Sultan disana
 
==== '''Tarign Tegur''' ====
Kampung asalnya di Suka
 
==== '''Tarigan Tambun''' ====
Kampung asalnya di Rakut Besi dan Binangara
 
==== '''Tarigan Sahing''' ====
Kampung asalnya di Sinaman<ref>{{Cite web|date=21 April 2012|title=Sejarah Marga - Marga karo (Bag 2)|url=https://limamarga.blogspot.com/2012/04/sejarah-marga-marga-karo-bag-2.html|website=Lima Marga - Etnik dan Budaya Indonesia|access-date=28 Juli 2021}}</ref><ref>{{Cite web|date=07 Juli 2007|title=Budaya Karo – Sejarah Marga-Marga (2)|url=https://blog.petrabarus.net/2007/07/07/budaya-karo-sejarah-marga-marga-2/|website=Petra's Blog|access-date=28 Juli 2021}}</ref>
 
Baris 695:
=== Diakritik ===
 
Diakritik ('''''anak surat''''') adalah tanda yang melekat pada aksara utama untuk mengubah vokal inheren aksara utama yang bersangkutan, bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:<ref name="uni"/>
 
{| class="wikitable"
Baris 732:
| penengen
|-
| colspan="11" style="background:#F8F8F8;font-size:small;text-align:left" | '''Catatan'''
<small>
:{{note|/e/|1}} /e/ sebagaimana e dalam kata "enak"
Baris 780:
| penengen
|-
| colspan="11" style="background:#F8F8F8;font-size:small;text-align:left" | '''Catatan'''
<small>
:{{note|1|1}} /e/ sebagaimana e dalam kata "enak"