Kota Payakumbuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1:
{{Untuk|nama kecamatan|Payakumbuh, Lima Puluh Kota}}
{{Infobox settlement
|official_name = Kota Payakumbuh
|native_name = كوتو ڤايوكومبواه
|nickname =
|motto =
|image_skyline = {{Photomontage|border=0|color_border=transparent|color=transparent|spacing=1|size=250|foot_montage =Dari atas, kiri ke kananː Ngalau Indah, [[Masjid Gadang Balai Nan Duo]], Kantor DPRD Kota Payakumbuh, Tugu di Jalan Soekarno-Hatta yang kini menjadi Tugu Adipura, [[Gunung Sago]], Persimpangan jalan Tugu Adipura, dan persawahan.
|image_skyline =
{{Photomontage
|border=0
|color_border=transparent
|color=transparent
|spacing=1
|size=250
|foot_montage =Dari atas, kiri ke kananː Ngalau Indah, [[Masjid Gadang Balai Nan Duo]], Kantor DPRD Kota Payakumbuh, Tugu di Jalan Soekarno-Hatta yang kini menjadi Tugu Adipura, [[Gunung Sago]], Persimpangan jalan Tugu Adipura, dan persawahan.
|photo1a=Ko Difoto Dari Puncak Ngalau - panoramio.jpg{{!}}Ngalau Indah
|photo2a=Masjid Gadang Balai Nan Duo.jpg{{!}}Masjid Gadang Balai Nan Duo
Baris 21 ⟶ 14:
|photo4b=Jalan membelah sawah Payakumbuh.jpg{{!}} Persawahan
}}
|image_flag =
|image_blank_emblem = Lambang Kota Payakumbuh.png
|image_seal =
|image_shield =
|image_map = Lokasi Sumatera Barat Kota Payakumbuh.svg
|mapsize = 250px
|map_caption = Letak Payakumbuh di [[Sumatra Barat]]
|pushpin_map_caption = Letak Payakumbuh di [[Indonesia]]
|pushpin_map = Indonesia
|coordinates_region = ID
|subdivision_type = Negara
|subdivision_name = [[Indonesia]]
|subdivision_type1 = Provinsi
|subdivision_name1 = [[Sumatra Barat]]
|subdivision_type2 = Administratif
|subdivision_name2 = [[Kecamatan]]: 5 <br> [[Kelurahan]]: 47
|government_type =
|leader_title = Wali Kota
|leader_name = [[Riza Falepi]]
|leader_title1 = Wakil Wali Kota
|leader_name1 = [[Erwin Yunaz]]
|leader_title2 = Ketua DPRD
|leader_name2 = [[YB. Datuk Parmato Alam]]
|leader_title3 =
|leader_name3 =
|established_title = Hari jadi
| dau = Rp. 369.115.746.000.-
|established_date = [[17 Desember]] [[1970]]
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
|established_title = Hari jadi
|established_date = [[17 Desember]] [[1970]]
|established_title2 =
|established_date2 =
|established_title3 =
|established_date3 =
|area_magnitude =
|area_total_km2 = 80,43
|area_total_sq_mi =
|area_land_km2 =
|area_land_sq_mi =
|area_water_km2 =
|area_water_sq_mi =
|area_water_percent =
|area_urban_km2 =
|area_urban_sq_mi =
|area_metro_km2 =
|area_metro_sq_mi =
|population_as_of = [[2021]]
|population_as_of = 2015<ref>[https://payakumbuhkota.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publikasi%5BtahunJudul%5D=2016&Publikasi%5BkataKunci%5D=payakumbuh+dalam+angka+&yt0=Tampilkan/"Kota Payakumbuh Dalam Angka 2016"]</ref>
|population_note =
|population_total = 133639141171
|population_density_km2 = auto
|population_density_sq_mi =
|population_metro =
|population_density_metro_km2 =
|population_density_metro_sq_mi =
|population_urban =
|population_density_urban_km2 =
|population_density_urban_mi2 =
|population_blank1_title = Agama
|kecamatan = 5
|population_blank1 = [[Islam]] 98,82%<br> [[Kristen]] 1,09%<br>- [[Protestan]] 0,59%<br>- [[Katolik]] 0,50%<br> [[Agama Buddha|Buddha]] 0,09%<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=30 Juli 2021|format=visual}}</ref>
|kelurahan = 76
|population_density_blank1_km2 =
|timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|population_density_blank1_sq_mi=
|utc_offset = +7
|timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|timezone_DST =
|utc_offset = +7
|utc_offset_DST =
|timezone_DST =
|utc_offset_DST =
|latd = 0 |latm = 13 |lats = 50.19 |latNS = S
|longd = 100 |longm = 37 |longs = 53.83 |longEW = E
|coordinates_display =
|elevation_m = 514
|elevation_ft =
|postal_code_type =
|postal_code =
|area_code = +62 752
<!-- blank fields (section 2) -->
|agama=Islam
|blank_name_sec2 = [[Indeks Pembangunan Manusia|IPM]] {{nobold|(2020)}}
|website = [http://www.payakumbuhkota.go.id/ www.payakumbuhkota.go.id]
|blank_info_sec2 = {{decrease}} 78,90 {{br}}{{fontcolor|green|Tinggi}} <ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan 2019-2020|website=www.bps.go.id|accessdate=30 Juli 2021}}</ref>
|footnotes =
|blank1_name_sec2 = [[Dana Alokasi Umum|DAU]] {{nobold|(2020)}}
|blank1_info_sec2 = Rp 465.684.926.000,-<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=30 Juli 2021}}</ref>
|website = [{{url|http://www.payakumbuhkota.go.id/ www.payakumbuhkota.go.id]}}
|footnotes =
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pajakoembah TMnr 3728-847.jpg|jmpl|Payakumbuh pada tahun 1883–1889 ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]])]]
 
'''Kota Payakumbuh''' ({{lang-min|Payokumbuah}}; [[Jawi]], ڤايوكومبواه) adalah sebuah [[kotakotamadya]] yang berada di provinsi [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Kota Payakumbuh dikelilingi kabupaten [[Kabupaten Lima Puluh Kota|Lima Puluh Kota]]. Pada pertengahan tahun [[2021]], jumlah penduduk kota Payakumbuh sebanyak 141.171 [[jiwa]].<ref name="DUKCAPIL"/>
 
Berbagai penghargaan telah diraih oleh Pemerintah Kota Payakumbuh sejak beberapa tahun terakhir. Dengan pertumbuhan ekonomi 6,38 % dan meningkat menjadi 6,79% pada tahun 2011. Payakumbuh merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatra Barat. Inovasi dalam bidang sanitasi, pengelolaan sampah, pasar tradisional sehat, pembinaan pedagang kaki lima dan drainase perkotaan mengantarkan kota ini meraih penghargaan Inovasi Managemen Perkotaan (IMP) pada 2012, Indonesia Green Regional Award (IGRA), Kota Sehat Wistara dan sederet pengharaan lainnya.
Baris 121 ⟶ 118:
Kota Payakumbuh sebagai [[pemerintah daerah]] berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tanggal [[19 Maret]] [[1956]], yang menetapkan kota ini sebagai ''kota kecil''.<ref>http://www.legalitas.org [http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=1900+56&f=uu8-1956.htm Undang-undang Nomor 8 tahun 1956] (diakses pada 27 Juni 2010)</ref> Kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun 1970 tanggal [[17 Desember]] [[1970]] menetapkan kota ini menjadi daerah otonom pemerintah daerah tingkat II Kotamadya Payakumbuh. Disusul Radiogram Mendagri nomor SDP.9/6/181 menegaskan, hari peresmian Kota Payakumbuh dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 1970 dan saban tahun diperingati sebagai Hari Jadi Kota Payakumbuh. Selanjutnya wilayah administrasi pemerintahan terdiri atas 3 wilayah [[kecamatan]] dengan 73 [[kelurahan]] yang berasal dari 7 jorong dan terdapat di 7 ka[[nagari]]an yang ada waktu itu, dengan pembagian kecamatan Payakumbuh Barat dengan 31 Kelurahan, kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan dan kecamatan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan.
 
Sebelum tahun 1970, Payakumbuh adalah bahagian dari Kabupaten Lima­ Pu­luh Kota dan sekaligus ibu kota kabupaten tersebut. Pada tahun [[2008]], sesuai dengan perkembangannya maka dilakukan pemekaran wilayah kecamatan, sehingga kota Payakumbuh memiliki 5 wilayah kecamatan, dengan 8 kanagarian dan 76 wilayah kelurahan. Pada tahun 2014 dan 2016 terjadi penggabungan beberapa kelurahan yang wilayahnya kecil dengan sedikit penduduk, sehingga jumlah kelurahan menyusut menjadi 48 kelurahan.
 
Pada tahun [[2008]], sesuai dengan perkembangannya maka dilakukan pemekaran wilayah kecamatan, sehingga kota Payakumbuh memiliki 5 wilayah kecamatan, dengan 8 kanagarian dan 76 wilayah kelurahan. Pada tahun 2014 dan 2016 terjadi penggabungan beberapa kelurahan yang wilayahnya kecil dengan sedikit penduduk, sehingga jumlah kelurahan menyusut menjadi 48 kelurahan.
 
Adapun wilayah kecamatan yang baru tersebut adalah kecamatan Lamposi Tigo Nagari, yang terdiri dari 6 kelurahan dalam kanagarian Sungai Durian, Lamposi dan Koto Panjang. [[Payakumbuh Selatan, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Selatan]], yang terdiri dari 6 kelurahan dalam 2 kanagarian yaitu [[Limbukan (nagari), Payakumbuh Selatan, Payakumbuh|Limbukan]] dan [[Aur Kuning, Payakumbuh Selatan, Payakumbuh|Aur Kuning]]. [[Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Barat]] terdiri dari 18 kelurahan dalam [[Koto Nan IV, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Kanagarian Koto Nan IV]]. [[Payakumbuh Timur, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Timur]] terdiri dari 9 kelurahan dalam 3 kanagarian, yaitu [[Aie Tabik, Payakumbuh Timur, Payakumbuh|Aie Tabik]], [[Payobasuang, Payakumbuh Timur, Payakumbuh|Payobasuang]] dan [[Tiakar, Payakumbuh Timur, Payakumbuh|Tiakar]]. [[Payakumbuh Utara, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Utara]] terdiri dari 9 kelurahan dalam [[Koto Nan Gadang, Payakumbuh Utara, Payakumbuh|Kanagarian Koto Nan Godang]].<ref>http://www.payakumbuhkota.go.id [http://www.payakumbuhkota.go.id/?lang=ina&action=profil&tipe=umum Profil] (diakses pada 27 Juni 2010)</ref>
 
=== Daftar Wali Kota ===
Baris 169 ⟶ 162:
 
== Kesehatan ==
Untuk meningkatkan taraf [[kesehatan]], pemerintah kota Payakumbuh telah membangun sebuah rumah sakit yang bernama [[Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnaan WD]] dan juga mendirikan 6 buah [[puskesmas]] dan 23 puskesmas pembantu.<ref>http://www.depkes.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100720022207/http://www.depkes.go.id/ |date=2010-07-20 }} [http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kota%20payakumbuh%202008.pdf Profil Kesehatan Kota Payakumbuh] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100714023119/http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kota%20payakumbuh%202008.pdf |date=2010-07-14 }} (diakses pada 3 Juli 2010)</ref> Selain itu di kota ini juga terdapat sebuah rumah sakit swasta yang bernama [[Rumah Sakit Yarsi]].
 
Selain itu di kota ini juga terdapat sebuah rumah sakit swasta yang bernama [[Rumah Sakit Yarsi]].
 
== Perhubungan ==
Baris 218 ⟶ 209:
{{tone}}
=== Air ===
Kota Payakumbuh tidak punya sumber mata air yang dapat diandalkan untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi seluruh warganya. Akan tetapi, pemerintah Kota Payakumbuh sejak tahun 2012, bisa melampaui target ''Millennium Development Goals'' atau [[Tujuan Pembangunan Milenium]] yang disepakati 189 negara anggota [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]], yaitu menyediakan akses air bersih untuk 94 persen rakyatnya. Pada tahun 2013, sebanyak 96 persen rumah tangga di Payakumbuh sudah menikmati air bersih yang memenuhi persyaratan kualitas air minum, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 dan standar [[World Health Organization|Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO).

Selain itu, sejak dua tahun terakhir masyarakat pada 10 kelurahan di [[Payakumbuh Selatan, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Selatan]], [[Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Barat]] dan [[Payakumbuh Timur, Payakumbuh|Kecamatan Payakumbuh Timur]], sudah bisa meminum air dari kran yang dialirkan pipa Perusahan Daerah Airum Minum (PDAM) ke rumah-rumah mereka, tanpa harus memasaknya. Lantas, bagaimana Pemko Payakumbuh bisa menyediakan akses air bersih untuk 96 persen warganya, sementara sumber mata air di kota itu sangat minus sekali?<ref>http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=40028</ref>
 
Pemerintah dan PDAM Payakumbuh menjadikan air bersih seperti ideologi: sesuatu yang diyakini kegunaan dan kebaikannya. Karena dijadikan seperti ideologi, pemerintah Payakumbuh menjiwai pentingnya air bersih untuk kehidupan. Mesti di wilayahnya, tidak terdapat lagi sumber mata air yang dapat diandalkan untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi seluruh rakyat, tetapi Payakumbuh pintar memberdayakan potensi daerah ''hinterland''-nya, terutama [[Kabupaten Lima Puluh Kota]].
 
Pemerintah dan PDAM Payakumbuh menjadikan air bersih seperti ideologi: sesuatu yang diyakini kegunaan dan kebaikannya. Karena dijadikan seperti ideologi, pemerintah Payakumbuh menjiwai pentingnya air bersih untuk kehidupan. Mesti di wilayahnya, tidak terdapat lagi sumber mata air yang dapat diandalkan untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi seluruh rakyat, tetapi Payakumbuh pintar memberdayakan potensi daerah ''hinterland''-nya, terutama [[Kabupaten Lima Puluh Kota]]. Selama bertahun-tahun, PDAM Payakumbuh mengambil sumber air bersih dari tiga mata air yang terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu mata air Sungai Dareh, Nagari Situjuah Banda Dalam, mata air Sikamarunciang, Nagari Situjuah Gadang dan mata air Batang Tabik, Nagari Sungaikamuyang.<ref name="PU">ciptakarya.pu.go.id [http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumbar/payakumbuh.pdf Profil Kota Payakumbuh] (diakses pada 3 Juli 2010)</ref> Dari ketiga mata air itulah, pipa-pipa induk milik PDAM Payakumbuh, mengalirkan air bersih untuk kebutuhan ratusan ribu masyarakat. Namun, sebelum air mengalir sampai jauh, Payakumbuh membangun sinergisitas saling menguntungkan, dengan individu ataupun nagari yang menjadi pemilik ulayat ketiga mata air tadi. Kendati sudah menerapkan hitung-hitungan yang jelas, PDAM Payakumbuh tidak seenaknya saja menyedot kekayaan alam setempat. Perusahaan daerah itu tidak ingin menjadi budak kapitalisme yang serakah. Sebaliknya, PDAM Payakumbuh tetap mengedepankan semangat pembangunan berkelanjutan. Misalnya, dengan memberi perhatian khusus terhadap pembangunan bidang infrastruktur, sosial, lingkungan dan budaya di sekitar sumber mata air. Selain itu, hibah berupa pembangunan jalan ke sumber air dan intens melakukan gerakan penghijauan.
 
Namun, sebelum air mengalir sampai jauh, Payakumbuh membangun sinergisitas saling menguntungkan, dengan individu ataupun nagari yang menjadi pemilik ulayat ketiga mata air tadi. Kendati sudah menerapkan hitung-hitungan yang jelas, PDAM Payakumbuh tidak seenaknya saja menyedot kekayaan alam setempat. Perusahaan daerah itu tidak ingin menjadi budak kapitalisme yang serakah. Sebaliknya, PDAM Payakumbuh tetap mengedepankan semangat pembangunan berkelanjutan. Misalnya, dengan memberi perhatian khusus terhadap pembangunan bidang infrastruktur, sosial, lingkungan dan budaya di sekitar sumber mata air. Selain itu, hibah berupa pembangunan jalan ke sumber air dan intens melakukan gerakan penghijauan.
<!--
=== Sanitasi ===
Selain punya kesadaran menjaga kesinambungan alam di kawasan sumber air dan tidak setengah hati mengurus sarana penunjang pendistribusian air, Pemko Payakumbuh serius menjaga kualitas air bersih. Sejak tahun 2003, Pemerintah Kota Payakumbuh bersunguh-sungguh mengurus persoalan sanitasi dasar bagi rakyatnya. Pemko Payakumbuh mengkaji sanitasi dari persoalan sangat sederhana sekali. Seperti kurenah warga yang lebih ingat "urusan masuk", tetapi sering lupa dengan "urusan keluar". Maksudnya, banyak warga yang selalu ingat makan, bahkan rela mati demi mendapatkan makanan, namun lupa dengan tinja yang dihasilkan pencernaannya. Bahkan, tidak sedikit warga yang membuang tinja di sepanjang sungai, kolam ikan atau jamban terbang (jamban yang dibangun hanya dengan menggali lubang di dalam kebun atau di belakang rumah). Padahal, tinja manusia yang dibuang sembarang tempat, sangat mempengaruhi kualitas air bersih, sekaligus mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Apalagi bila tinja tersebut berasal dari warga penderita diare, disentri atau muntaber, bisa-bisa menular kepada warga lainnya, sehingga menimbulkan kejadian luar biasa. Wali Kota Payakumbuh waktu itu, Josrizal Zain menyebut, jika separoh dari tinja yang dihasilkan warga Payakumbuh setiap harinya dibuang di sungai, tanah terbuka atau kolam ikan, maka beratnya bisa setara dengan puluhan ekor gajah dalam bentuk kotoran manusia. Sungguh tidak dapat dibayangkan, betapa menjijikkan dan menjadi ancaman persoalan tinja ini, terlebih tinja yang dihasilkan manusia di kawasan perkotaan. "Bisa-bisa, kawasan resapan air semakin tercemar dan ekosistem menjadi terganggu. Karena itu, pada tahun 2003, kami mulai memikirkan bagaimana warga tidak lagi membuang air di sembarang tempat. Kami berkesimpulan, gerakan stop buang air besar sembarangan, harus dikampanyekan," ucap Josrizal. Hasilnya, sejak tahun 2004 sampai 2005, Pemko Payakumbuh getol berkampanye di tengah masyarakat, tentang pentingnya buang air besar di toilet yang memiliki septitank.
Baris 234 ⟶ 231:
Mesti hanya sebuah kota sedang di Sumatra Barat, tetapi sampah yang dihasilkan warga Payakumbuh sangat banyak. Setiap Subuh, petugas kebersihan yang umumnya adalah tenaga outsourcing, kewalahan menyapu jalan dan mengumpulkan sampah di lingkungan pemukiman. Pasukan kuning juga sempat kesulitan saat mengangkut sampah dengan menggunakan truk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS). Kesulitan terjadi karena sampai penghujung tahun 2008, Kota Payakumbuh hanya memiliki sebuah TPAS yang disewa kepada masyarakat di Kelurahan Ampangan, Nagari Auakuniang, Payakumbuh Selatan. Untuk mengatasi persoalan itu, sejak tahun 2009, Pemko Payakumbuh mulai memikirkan tempat pengolaan sampah yang representatif. Berkat niat tulus menjaga kebaikan alam dan kebaikan hidup, Pemko Payakumbuh akhirnya menyediakan lahan kosong yang berada jauh dari pemukiman penduduk, untuk dijadikan sebagai TPAS. Lahan kosong itu berada Kelurahan Kapalokoto, Nagari Auakuniang, Kecamatan Payakumbuh Selatan, tidak jauh dari lokasi TPAS Ampangan. Setelah lahan tersedia, Pemko Payakumbuh memancing Pemerintah Provinsi Sumatra Barat untuk peduli terhadap persoalan sampah perkotaan. Hasilnya, melalui sebuah konsep yang dinamakan dengan regional managemen atau kerjasama antar daerah, Payakumbuh berhasil membangun sebuah Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPA Regional). Sesuai namanya, TPA Regional itu tidak hanya dijadikan tempat pembuangan sampah dari Kota Tapi Payakumbuh. Tetapi juga menampung sampah dari kabupaten/kota lain di Sumatra Barat, yakni Kota Bukitinggi, Kota Padangpanjang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar. Sama dengan sampah pasar, sampah di TPA Regional Payakumbuh juga dipisah. Sampah basah, dijadikan sebagai pupuk organik dan dijual dengan harga miring kepada petani.
 
Sistem pengolahan sampah di Payakumbuh ini diapresiasi oleh Khilda Baiti Rohmah, "Ratu Sampah dari Kota Bandung" yang meraih Danamon Award 2011 karena kegigihannya mengelolah sampah. Menurut Khilda, sistem pengolahan sampah di Kota Payakumbuh, terutama sampah basah atau sampah organik yang dijadikan pupuk untuk petani, layak dijadikan rujukan di Indonesia, khususnya di Sumatra Barat. "Pemerintah Kota Payakumbuh, sangat serius mengurus persoalan sampah dan sanitasi," ucap Khilda saat datang ke Payakumbuh, Januari 2012 silam.<! -->
 
<!--- == Kota kembar ==