Radin Intan II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k Dedy Tisna Amijaya memindahkan halaman Radin Inten II ke Radin Intan II: Memperbaiki ketikan judul
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k Memperbaiki rujukan sudut pandang baca
Baris 53:
Radin Intan II tidak pernah mengenal ayah kandungnya tersebut, tetapi ibunya selalu menceritakan perjuangan ayahnya sehingga pada saat dinobatkan sebagai Ratu Negara Ratu, Radin Intan II melanjutkan berjuang memimpin rakyat di daerah Lampung untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya. Perjuangannya didukung secara luas oleh rakyat daerah Lampung dan mendapatkan bantuan dari daerah lain, seperti [[Banten]].
 
Salah satunya dengan H. Wakhia, tokoh Banten yang pernah melakukan perlawanan terhadap Belanda dan kemudian menyingkir ke Lampung. Radin Intan II mengangkat H. Wakhia sebagai penasihatnya. H. Wakhia menggerakkan perlawanan di daerah '''[[Semaka''']] dan [[Sekampung, Lampung Timur|Sekampung]] dengan menyerang pos-pos militer Belanda. Tokoh lain yang juga menjadi pendukung utama Radin Intan II ialah Singa Beranta, Kepala Marga [[Rajabasa]].
 
Sementara itu, Radin Intan II memperkuat benteng-benteng yang sudah ada dan membangun benteng-benteng baru. Benteng-benteng ini dipersenjatai dengan meriam, lila, dan senjata-senjata tradisional. Bahan makanan seperti beras dan ternak disiapkan dalam benteng untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan berlangsung lama. Semua benteng tersebut terletak di punggung gunung yang terjal, sehingga sulit dicapai musuh. Beberapa panglima perang ditugasi memimpin benteng-benteng tersebut. Singaberanta, misalnya, memimpin benteng Bendulu, sedangkan Radin Intan II sendiri memimpim benteng Ketimbang.