Radin Intan II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k Memperbaiki rujukan sudut pandang baca
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k memperbaiki ketikan
Baris 46:
Berdasarkan penelitian, Radin Intan II masih keturunan [[Fatahillah]] yang dikenal sebagai [[Sunan Gunung Jati]] dari perkawinannya dengan Putri Sinar Alam, seorang putri dari Minak Raja Jalan Ratu dari [[Keratuan Pugung]], cikal-bakal pemegang kekuasaan di keratuan tersebut.
 
Radin Intan II adalah putra tunggal Radin Imba II ([[1828]]-[[1834]]). Radin Imba II sendiri putra sulung Radin Intan I gelar Dalam Kesuma Ratu IV ([[1751]]-[[1828]]). Dengan demikian, Radin IntenIntan II cucu dari Radin Intan I.
 
== Perjuangan ==
Baris 63:
Belanda yakin, selama Radin Intan II masih berkuasa, kedudukan mereka di Lampung akan tetap terancam. Namun, sebelum memulai serangan-serangan baru, Belanda berusaha memecah belah masyarakat Lampung. Kelompok yang satu diadu dengan kelompok yang lain. Di kalangan masyarakat ditimbulkan suasana saling mencurigai. Tugas itu dipercayakan kepda Kapten Kohler.
 
Di beberapa tempat usahanya berhasil. Pemuka – pemuka masyarakat [[Kalianda]], misalnya, termakan hasutan untuk memusuhi Radin IntenIntan II, sehingga mereka tidak menghalang – halangi pasukan Belanda berpatroli di sekitar [[Gunung Rajabasa]].
 
Pada tanggal 10 Agustus [[1856]] pasukan Belanda diberangkatkan dari Batavia dengan beberapa kapal perang. Pasukan ini dipimpin oleh Kolonel Welson dan terdiri atas pasukan [[infanteri]], [[artileri]] dan [[zeni]] disertai sejumlah besar kuli pengangkut barang. Esok harinya mereka mendarat di Canti. Kekuatan mereka bertambah dengan bergabungnya pasukan Pangeran Sempurna Jaya Putih, bangsawan Lampung yang sudah memihak Belanda.