Hak para penyintas anak jalanan di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muh khoiri (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Muh khoiri (bicara | kontrib) |
||
Baris 46:
== Anak Jalanan dibagi dalam tiga Kelompok ==
terkadang Anak jalanan sering juga di sebut secara [[:en:Euphemism#:~:text=From%20Wikipedia%2C%20the%20free%20encyclopedia%20Sign%20in%20a,may%20be%20found%20offensive%20or%20suggest%20something%20unpleasant.|eufemistis]] sebagai anak mandiri adalah anak-anak yang tersisih, [[Marjinalia|marginal]], dan [[wikt:teralienasi|teralienasi]] dari perilkau kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relative dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, bahkan tidak bersahabat (B.suyanto 2010:199)<ref>{{Cite journal|last=suyanto|first=bagong|date=2010|title=studi anak jalanan|url=https://ojs.unm.ac.id/supremasi/article/download/2816/1516|journal=|pages=199}}</ref>
Dalam buku sosiologi anak prof.Dr.Bagong Suyanto menjelasakan bahwa secara garis besar anak jalanan di bedakan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
Baris 74:
sekarang kita melihat melalui jendela [[media massa]] yang selalu di publish dan menjadi tajuk yang sering diberitakan menjadi ''highline'' media ternama, bahkan menjadi santapan sehari-hari bagi kita semua dari deretan penyimpangan dan problema Anak terlantar dan tunawisma di ibu kota-kota besar di Indonesia para sejumlah penyintas anak jalanan dan tunawsima menjadikan tempat arena hidup untuk bertahan hidup seperti bawah langit kolong jembatan, pasar, trotoar atau pun ruang public yang ada. Anak terlantar juga sering dimanfaatkan oleh kelompok yang rapi dan professional yang saat ini sering disebut mafia jalanan, anak jalan dan tunawisma tersebut di pelihara sebagai budak pengemis jalanan dan juga sebagai korban sodomi dan bahkan hingga menjadi korban mutilasi. Ini sungguh tragis bila Anak jalanan dan kaum tunawisma selalu di jadikan ''[[:en:Victim_playing|playing victim]]'' korban ekploitasi dan kerawanan pelecehan seksual oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan mungkin akan timbul masalah lagi seperti kasus '' human trafficking'' di massa yang akan datang menjadi sebuah kejahatan nasional dan internasional di kancah dunia disitulah Indonesia tingkat kasus penelantaran anak dan tunawisma menjadi nilai negative dan dapat menjatuhkan harkat martabat wibawa bangsa ini dari yang namanya para Anak terlantar dan kaum tunawisma di segi sosial dan ekonomi.
Jumlah Anak dengan berbagai persoalan dan permaslahanya semakin meningkat pada tahun 2019-2021 mengalami indeks peningkataan secara massif tercatat sebanyak183.104 anak dengan rincian 6.572 AMPK (Anak Memerlukan Perlindungan Khusus<ref>{{Cite web|title=KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK|url=https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2684/kemen-pppa-penuhi-kebutuhan-spesifik-anak-yang-memerlukan-perlindungan-khusus|website=www.kemenpppa.go.id|access-date=2021-08-02}}</ref> ) 8.320 Anak Jalan, 8.507 [[Balita]],92.861 AMPFS (Anak yang Memerlukan Pengembangan Fungsi Sosisal Khusus<ref>{{Cite web|title=Komitmen Kemensos Bantu Anak-anak di Kondisi COVID-19 {{!}} Kementerian Sosial Republik Indonesia|url=https://kemensos.go.id/komitmen-kemensos-bantu-anak-anak-di-kondisi-covid-19-melalui-progresa|website=kemensos.go.id|access-date=2021-08-02}}</ref>) 64.053 [https://kemensos.go.id/komitmen-kemensos-bantu-anak-anak-di-kondisi-covid-19-melalui-progresa Anak Terlantar] keberadaanya dari 183.104 anak tersebut. terdiri dari 106.406 Anak di Dalam Lembaga Kesehjateraan Sosial Anak (LKSA) dan 76.698 Anak di dalam keluarga.<ref>{{Cite web|title=Komitmen Kemensos Bantu Anak-anak di Kondisi COVID-19 {{!}} Kementerian Sosial Republik Indonesia|url=https://kemensos.go.id/komitmen-kemensos-bantu-anak-anak-di-kondisi-covid-19-melalui-progresa|website=kemensos.go.id|access-date=2021-08-02}}</ref>
sedangkan indeks [[tunawisma]] atau [[Pengangguran|tunakarya]] pada maret 2020 sebesar 9,78 persen , meningkat 0,56 % poin terhadap September 2019 dan jumlah penduduk miskin pada maret 2020 sebesar 26,42 juta orang meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019.▼
▲ sedangkan indeks tunawisma atau tunakarya pada maret 2020 sebesar 9,78 persen , meningkat 0,56 % poin terhadap September 2019 dan jumlah penduduk miskin pada maret 2020 sebesar 26,42 juta orang meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019.
dampak seiring waktu akan terus membuat permaslahan hak-hak para anak jalan dan tunawisma dari garis kemiskinan di Indonesia saat ini tidak diberinya ruang berpartisipasi dalam lingkup inklusi sosial acces pendidikan menuju jenjang formal perguruan tinggi dan akses kesehatan yang layak dan ikut berpartisipasi dalam hal segala sektoral.
|