Negara kesejahteraan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
[[Berkas:Social_expenditure_as_percentage_of_GDP_OECD_2013.svg|jmpl|Persentase [[produk domestik bruto|PDB]] untuk anggaran sosial di negara-negara [[Organisation for Economic Co-operation and Development|OECD]], 2013.]]
 
'''Negara kesejahteraan''' adalah negara dengan konsep pemerintahan ketika negarayang mengambil peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip [[kesempatan setara|kesetaraan kesempatan]], [[distribusi kekayaan]] yang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi dan sosial.<ref>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/639266/welfare-state Welfare state], Britannica Online Encyclopedia</ref> Sosiolog [[Thomas Humphrey Marshall|T.H. Marshall]] mengidentifikasi negara kesejahteraan sebagai gabungan [[demokrasi]], [[kesejahteraan sosial|kesejahteraan]], dan [[kapitalisme]]. Para pakar menaruh perhatian khusus pada cara Jerman, Britania Raya dan negara-negara lain mengembangkan sistem kesejahteraannya secara historis.
 
Negara-negara kesejahteraan saat ini meliputi [[negara Nordik]] seperti [[Islandia]], [[Swedia]], [[Norwegia]], [[Denmark]], dan [[Finlandia]].<ref>Paul K. Edwards and Tony Elger, ''The global economy, national states and the regulation of labour'' (1999) p, 111</ref> Mereka menerapkan sistem yang dikenal dengan istilah [[model Nordik]]. Esping-Andersen mengelompokkan sistem negara kesejahteraan paling maju menjadi tiga kategori: Demokratik Sosial, Konservatif, dan Liberal.<ref>Esping-Andersen (1990); for a revision of his typology see Ferragina and Seeleib-Kaiser (2011).</ref>