Suku Belalau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k menambahkan rujukan
Meperbaiki artikel
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Infobox Historic building|image=Rumah Adat Lampung 6.jpg|caption=Rumah (Lamban) Adat tradisional jaman dahulu|name=Rumah Adat Tradisional|location_town=[[Kabupaten Lampung Barat]] |location_country={{ Portal|Indonesia}}|architect=|engineer=|construction_star_date=demolished=|cost=|structural_system=|style=Rumah Adat|size=}}
'''Suku di Belalau''' adalah bagian dari Kepaksian BelunguhSekala Brak disebut Komunitas budaya sukuSuku Lampung saat ini<ref>https://www.sekitarlampung.com/kerajaan-sekala-brak-lampung-barat/</ref>. Salah satu masyarakat adat yang bermukim di wilayah kecamatan Belalau [[Kabupaten Lampung Barat]], [[Provinsi Lampung]] saat ini.
Suku di Belalau ini bagian dari pada suku Lampungbangsa pada zaman sejarah kepaksian sekala brak kala itu. Cerita masyarakat setempat di Kecamatan [[Belalau, Lampung Barat]], adalah sebagai penghuni pertama wilayah Tanjung Menang, Kenali kecamatan [[Belalau, Lampung Barat]] adalah Umpusuku bangsa negeri sekala Belunguhbrak, saat ini wilayah dari Kepaksian belunguh marga way tenong, marga ngambur, marga ngaras marga belimbing daerah [[Krui]] [[Kabupaten Pesisir Barat]] jaman Pra-sejarah saat ini menurut mereka bahwa sejak dahulu mereka tidak memiliki kebiasaan nomaden akan tetapi keturunan dari merekalah yang memiliki kebiasaan tersebut, yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk membesarkan [[Budaya]] [[masyarakat]] [[Adat]] [[Saibatin]] serta mencari tempat-tempat usaha untuk mencari nafkah. Seperti menurut penuturan mereka, pada awalnya sebelum kehadiran mereka di wilayah ini, pendahulu mereka berasal dari daerah [[Kinali|Sumatra Barat sekarang]], sebagaimana suku- dan marga lainnya di wilayah [[Provinsi Lampung]] mereka sama kedudukannya sebagai [[Suku Lampung]]. Didapat dari berbagai sumber bahwasanya di Sekala Brak pada jaman Kepaksian Sekala Brak penghuni yang berada di Hanibung [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]] pada abad ke-12 Masehi adalah suku bangsa (suku quraisy) yang membawa ajaran Islam, serta pada jaman berikutnya keturunan dari Umpu Pernong menyebar di wilayah buay kenyangan, marga suoh, marga way sindi, marga la'ai, marga bandakh, marga pedada (pidada), marga ulu krui (gunung kemala, marga way napal, marga tenumbang dan marga bengkunat untuk menyebarkan agama Islam melalui Adat serta budaya.
 
Suku Lampung di BelalauKabupaten Lampung Barat ini berbahasa daerah Lampung [[Saibatin]] yang disebut sebagai bahasa Lampung berdialek Api atau [[Bahasa Lampung Api]].
Dahulu Rumah tradisional masyarakat [[Belalau,Kabupaten Lampung Barat]] bernama Lamban Sabukh (Sabuk)<ref>https://genpi.id/lamban-sabuk-rumah-tradisional-di-desa-hujung-lampung-barat/</ref>begitu juga hal nya di [[SekalaBatu Brak]] rumah tradisionalnya dahulu beratapkan sabuk (sabukh) serta memiliki balai (gudang) tempat penyimpanan padi hasil persawahan di Sekala Brak jamanzaman dahulu khususnya Gedung Dalom memiliki persawahan yang luas, saat ini lokasi persawahan tersebut di sebut Lembah [[Sekala Brak]], menurut masyarakat di Sekala Brak beberapa rumah tua yang masih terpelihara akan tetapi atap dari rumah tua tersebut telah di ganti dengan atap seng ada juga yang masih beratapkan sabuk. Dan juga beberapa rumah masih terpelihara di desa Hujung, desa [[Hujung, Belalau, Lampung Barat]] ini bagian dari wilayah Kepaksian Belunguh di kecamatan Belalau [[Kabupaten Lampung Barat]], Diperkirakan rumah-rumah [[Tradisional]] tersebut milik dari masyarakat ini sudah berumur ratusan tahun, Menurut mereka rumah-rumah tradisional tersebut sudah dihuni oleh 4 generasi sekitar tahun [[1867]], rumah tradisional masyarakat Belalau ini dibuat dari kayu dan bambu dari kualitas yang paling baik, kayu yang dipilih adalah kayu klutum dan kayu medang, Atap rumah ditutup dengan ijuk atau sabuk aren. Adanya peninggalan rumah tua yang telah berumur ratusan tahun menunjukkan bahwa masyarakat Sekala Brak dan Masyarakat Belalau masih memegang teguh amanat nenek moyang, warisan tersebut menggambarkan kehidupan masa lalu suku Lampung di Sekala Brak dan di Belalau pedalaman kala itu. Kecamatan Batu Brak dahulu masih menyatu dengan Kecamatan Belalau.
Di pekon Kerang dan di Pekon [[Kota Besi, Batu Brak, Lampung Barat]] Pekon Lom (desa pedalaman) terdapat 8 rumah yang masih terjaga keasliannya sejak dahulu kala. Di daerah bumbon masih terdapat rumah yang keasliannya masih terjaga yang beratapkan sabuk, way bumbon atakh sakhmawon. Sedangkan di Pekon (Desa) Hujung kecamatan Belalau [[Kabupaten Lampung Barat]], terdapat 14 rumah Sabukh (Sabuk), upaya penyelamatan rumah-rumah tradisional ini dan rubah beratapkan Sabukh merupakan peninggalan sejarah kehidupan [[Suku Lampung]] baik di Sekala Brak maupun di Kecamatan Belalau. Hingga Saat ini jaman Pra-sejarah rumah-rumah tradisional tersebut masih bisa ditemukan di Pekon Kerang, Pekon Kotabesi, bumbon atakh sakhmawon serta pekon hujung
 
Masyarakat Sekala Brak dan suku di Belalau pada umumnya hidup sebagai petani, terutama pada tanaman Kopi dan Padi, sayuran-sayuran serta Lada. Lada dan [[Kopi di Indonesia|kopi]] menjadi tanaman utama bagi kehidupan masyarakat di Sekala Brak dan di Kecamatan Belalau era saat ini. Saat ini telah banyak masyarakat Sekala Brak dan suku di Belalau yang bekerja pada sektor pemerintahan dan juga bidang profesi lainnya<ref>http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=952484&val=14682&title=RUMAH%20TRADISIONAL%20LAMBAN%20PESAGI%20LAMPUNG%20BARAT</ref><ref>https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/rumah-adat-pesagi-salah-satu-kekayaan-daerah-lampung/</ref>.
 
==Galerry==