Semur jengkol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Hidangan Betawi menggunakan HotCat |
MinumLavida (bicara | kontrib) |
||
Baris 16:
Seperti penulis lainnya, [[Justus Karl Hasskarl]] menyebutkan bahwa kesenangan mengkonsumsi jengkol bisa mengakibatkan bisul dan penyakit kajengkolan (susah dan sakit ketika buang air kecil).
Dokter dan ilmuwan dari [[Belanda]], [[AG Vorderman]], memberikan sebuah keterangan tentang jengkol: “Bijinya, disamping banyak karbohidrat (Zetmeel) mengandung juga minyak atsiri, jika orang makan biji jengkol ini dapat menyebabkan keracunan, dapat menyebabkan hyperaemie ginjal atau pendarahan ginjal dan dapat menyebabkan pengurangan atau penghentian keluarnya air seni serta kejang kandung kemih (Blaaskrampen)”.
Menurut [[AG Vorderman]], di kota Bogor terdapat jenis jengkol bernama jengkol beweh. Jengkol beweh memiliki sifat yang merugikan di kota [[Bogor]] disebut jengkol sepi. “Jengkol beweh adalah biji yang telah tua yang ditanam dalam tanah selama 14 hari sampai mulai berkecambah,” kata Vorderman, sebagaimana dikutip [[Karel Heyne]].
Baris 22:
Menurut [[Karel Heyne]], keterangan tersebut kurang tepat karena tujuan menanam biji jengkol yang sudah tua justru untuk mengurangi sifat-sifat biji jengkol yang merugikan. Sifat merugikan dari biji jengkol juga dapat berkurang dengan cara diolah menjadi keripik jengkol. Caranya: biji jengkol yang sudah tua direbus, dipukul palu hingga tipis, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah itu digoreng dengan sedikit tambahan garam. “Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa cara tersebut akan mengurangi bahaya karena minyak atsirinya akan menguap sebagai akibat dari cara pengolahan ini”, tulis [[Karel Heyne]].
Olahan dari jengkol yang paling populer di suku [[Betawi]] adalah semur jengkol. Caranya biasanya sama seperti membuat keripik jengkol. Mengenai mengapa semur jengkol akhirnya menjadi kuliner khas suku [[Betawi]]. Karena dahulu, hampir di setiap kebun rumah penduduk [[Betawi]] pasti ditemukan jengkol. Jengkol menjadi bahan panganan lezat yang berharga murah, walaupun sekarang jengkol harganya sudah naik. Dengan demikian orang-orang Betawi lebih suka menggunakan jengkol, tahu, tempe sebagai bahan dasar semur daripada daging karena bahan-bahan tersebut lebih murah. Semur Jengkol kemudian melekat menjadi tradisi khas suku Betawi dan menjadi menu favorit setiap keluarga suku Betawi khususnya di Kota [[Jakarta]].
== Variasi Semur Jengkol ==
|