Lampung: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan IP LTA
TEKAB308 (bicara | kontrib)
k →‎Busana adat: Menyunting artikel
Tag: Mengosongkan sebagian besar isi VisualEditor-alih
Baris 12:
| image_style = border:1;
| perrow = 1/2
| image1 = Puncak Humatang Sulang.jpg
| image2 = Kawanan Gajah yang Berendam setelah Atraksi.jpg
| image3 = gunung rajabasa.jpg
| image4 = Anak Krakatau-2.JPG
| image5 =
| image6 =
| image7 = Tigre de Sumatra 2.jpg
Baris 22:
| size = 250px
| julukan = Sang Bumi Ruwa Jurai
| caption = Searah jarum jam:Bukit Sulang ([[Gunung Pesagi]]), [[Gajah sumatra]], [[Gunung Tanggamus|Gunung Raja Basa]], [[Gunung Anak Krakatau]], [[Harimau sumatra]] di [[Bukit Barisan]]
| koordinat = 6º 45' – 3º 45' [[Lintang Selatan|LS]]{{br}}103º 48' – 105º 45' [[Bujur Timur|BT]]
| motto = "Sang Bumi Ruwa Jurai"{{br}}<small>([[Bahasa Lampung]]: Satu Daerah ditempati oleh Masyarakat Adat, Komunitas pencinta tradisi budaya yakni Saibatin dan Pepadun)</small>
Baris 85:
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan [[Provinsi Sumatra Selatan]].
 
Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada zaman VOC daerah lemah Lampung (tanah Lampung) tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda.
 
Lampung tidak pernah menjadi wilayah kekuasaan [[Kerajaan Tarumanagara]] dan [[Kerajaan Sunda]] sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya [[Kesultanan Banten]] menghancurkan [[Pajajaran]], ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Hasanuddin, lalu tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung. Hal ini dijelaskan dalam buku ''The Sultanate of Banten'' karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:{{quote|''"From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region".<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
}}</ref>''}}
 
Baris 128:
Hingga menjelang Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan periode perjuangan fisik setelah itu, putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan betapa pahitnya perjuangan melawan penindasan penjajah yang silih berganti. Sampai akhirnya sebagai mana dikemukakan pada awal uraian ini pada tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.
 
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar. Pada tahun sekitar 1401 Masehi hingga 1501 Masehi ada serangan dari kerajaan [[Kesultanan Palembang|Palembang]] tampa pemberitahuan tampa ada layaknya suatu pertikaian lebih dahulu tiba-tiba menyerang ke [[Gunung Pesagi| Atas]] didalam rentang waktu perlawanan ahirnya pasukan Palembang itu bisa dipukul mundur dan kembali. Suku-suku Lampung, baik yang berada di daerah [[Lampung]], [[Sumatra Selatan|Palembang]] dan Pantai [[Banten]] Perpindahan Warga Negeri, ini bukannya sekaligus melainkan bertahap dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh beberapa peristiwa penting didalam sejarah seperti:
#Adanya bencana alam berupa gempa bumi yang memaksa sebagian Warga suku Lampung untuk berpindah dan mencari penghidupan yang baru.
#Adanya hubungan kerjasama antara Lampung dengan [[Kesultanan Banten]], sehingga banyak keturunan suku Lampung yang berada di [[Banten]].
#Keinginan Masyarakat [[Suku Lampung]] untuk “Nyusuk Pekon” yang artinya mendirikan daerah baru ataupun Negeri baru untuk membesarkan adat bukan memisahkan diri.
#Ketika Suku bangsa yang mendiami Kepaksian Sekala Brak Kuno beribu negeri di [[Belalau, Lampung Barat|Bakhnasi Tanjung Menang]] melarikan diri dan Kerajaan Sekala Brak Kuno jatuh ketangan [[Kepaksian Sekala Brak]], hingga mereka menyebar kedaerah-daerah lainnya untuk membesarkan Adat dan Budaya Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak.
Pada abad Ke-16 M Berlangsung Sejak Tahun 1501 Masehi Sultan Banten mengajak kerjasama ekonomi dengan Umpu Nyerupa, bentuk kerjasama itu dikeluarkanlah surat Piagam Perjanjian oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin. Dari Wilayah Kepaksian pada jaman inilah kemudian berdiri marga-marga, khususnya lagi saat Abad Ke-19 M tahun 1824 M terjadilah pertukaran antara Inggris dan Belanda yaitu [[Singapura| Singapura]] dan [[Bengkulu| Keresidenan Bengkulen]], Belanda mendapatkan Bengkulu dan Inggris meninggalkan Bengkulu untuk mendapatkan Singapura, suatu hal yang pasti bahwa Inggris itu tidak pernah menjajah. Ada beberapa perjanjian di Kepaksian, perjanjian Kompeni Inggris untuk tidak saling menyerang, kemudian perjanjian apa bila musuh menyerang dari laut maka Kompeni Inggris lah yang menghadapi, apabila musuh datang dari darat maka Kepaksian lah yang menghadapi. Lambang Kepaksian ini adalah Cambai Mak Bejunjungan dengan cicca tidak bersekutu berpisah tidak bercerai. Kejadian ini cukup membuktikan Adanya hubungan yang erat antara Lampung dengan [[Kesultanan Banten]], sehingga banyak ditemukannya keturunan [[Sekala Brak]] yang berada di Cikoneng Banten hingga saat ini.
 
[[Pangeran Purba jaya|Pangeran Ringgau Gelar Sultan Pangeran Batin Purbajaya Bindung Langit Alam Benggala]] bertahta dari tahun 1789 sampai 1869 Masehi pada masa kepemimpinan Sultan Pangeran Batin Purbajaya Bindung Langit Alam Benggala beliau dapat menyelesaikan Komflik yang tenjadi di [[Rejang Lebong]] dan pesemah lebar, atas kesuksesan tersebut pemerintah belanda menganugerahkan SANDANG MERDEKA Kepada [[Kepaksian Sekala Brak]] dimerdekakan selama 14 tahun, mengurus pemerintahan sendiri, di bebaskan dari pajak bumi dan gawe Raja. Pada saat tahun 1899 setelah Tuan Guru Pangeran Dalom Merah Dani dari tanah suci sepulangnya beliau menunaikan ibadah haji pada saat itu beliau berkunjung ke Konstantinopel instanbul diperkitakan pada tahun 1899 Masehi. Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja bertemu dan menyampaikan kepada Sultan Usmani bahwasanya beliau Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja berasal dari Kerajaan Islam Sumatra yang pendahulunya nenek moyangnya berasal dari tanah pesisir pantai utara Sumatra, kemudian Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja di terima oleh [[Abd-ul-Hamid II]], Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja pada saat itu Segera dihadiahi sebuah [[Kiswah]] kain yang menutupi Ka'bah di Makkah, Saudi Arabia. Kiswah yang bertuliskan lailahaillollah muhammaderasululloh. Kain Kiswah pemberian dari Sultan Usmani Abd-ul-Hamid II ini menandakan bahwasanya [[Kepaksian Sekala Brak]] adalah kerajaan Penyebar Agama [[Islam di Lampung]] Sejak dahulu kala dari abad ke-12 tahun 1289 Masehi 688 Hijriah. Kain Kiswah tersebut sebagai Simbol Penguasa, untuk memperlihatkan salah satu dari identitas Kebesaran yang dimiliki kerajaan tersebut. Al-Liwa Panji Syahadatain adalah Panji Kebesaran Kepaksian yang disebut [[Bendera Sekala Brak]] (Panji Sekala Brak). Kemudian Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja di hadiahi pula 2 (dua) buah pedang instanbul akan tetapi saat ini pedang instanbul tersebut telah rapuh namun Pedang instanbul ini masih tersimpan dengan baik oleh [[Penobatan Sultan Sekala Brak|Sultan Sekala Brak]] di [[Istana Gedung Dalom]]. Diperkirakan sudah lebih dari seratus tahun pedang instanbul tersebut tidak terawat. Sultan Usmani juga memberikan gelar sultan kepada Pangeran Dalom Merah Dani. Setelah itu pada saat itu pula Sultan Usmani menyampaikan pemberitahuan kepada Pangeran Dalom Merah Dani bahwasanya Sekala Brak harus mengirimkan serdadu apa bila ada terjadi sesuatu di [[Kesultanan Utsmaniyah]] atau dengan sebutan lainya Turky saja. Perang global pada tahun 1917, [[Perang Dunia I]] (PD1) terpusat di [[Eropa]], [[Sekala Brak]] mengirimkan banyak pasukan antara lain yang di pimpin oleh Tuyuk (pendahulu) dari Sultan Sekala Brak yang bernama H. Hasbulloh berangkat ke turki berangkat membawa misi perang di Turki selama peperangan dunia pertama peperangan tersebut berahir pada tanggal 11 November 1918, perang ini sering juga disebut perang besar, sekitar tahun 1942-1943 H. Hasbulloh kembali lagi ke [[Bumi Sekala Brak]].
 
[[Tuan Guru Pangeran Dalom Merah Dani]] Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja adalah Raja (Sultan) yang menyebarkan agama Islam di tanah [[Lampung]]. Bertahta dari tahun 1869 sampai 1909 Seorang ulama besar penyebar [[Islam]], [[Belanda]] tidak pernah berani menegur beliau menggunakan Gelar Sultan walaupun sejak jaman Pangeran batinsekhandak gelar sultan sudah dilarang oleh pemerintahan belanda. Tuan Guru Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja mendapat gelar Harmain sultan memegang kekuasan dan kepemimpinan Saibatin Marga [[Liwa]] dan [[Saibatin]] Kepaksian Sekala Brak. Dia merupakan cucu kandung Pendiri Marga liwa Pangeran Indrapati Cakra Negara yang mendapat mandat hak kesaibatinan. Selanjutnya sultan Harmain melepas kesaibatinan marga dan kedudukan sebagai kesaibatinan diturunkan kepada Putrinya Tjik Mas yang menikah dengan putra Pasirah Liwa bernama Muhammad Athorid. Kemudian karena memiliki seorang putri Ratu Siti Maisuri, maka kemudian dia menikah dengan Putra kedua Pangeran Haji Suhaimi, Adik Kandung Sultan Maulana Balyan yang bernama H abdul muis, dan ditetapkan sebagai Saibatin marga liwa, merupakan Kebesaran Indra Pati Cakra Negara, Sultan Makmur Dalom Natadiraja saat mulai digunakannya kembali menggunakan Gelar Sultan dalam Kepaksian Sekala Brak setelah dia diberi gelar Sultan oleh Khalifahan Utsmani sekembalinya dari Istambul sekitar tahun 1899.
 
[[Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan]] adalah tokoh perjuangan lascar pejuang dari [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (PSII) sekaligus pendiri pertama kali di Sumatra Selatan , Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan ini juga yang membawa sekaligus, Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan Tamong Batin yang merupakan Ayah Kandung dari Ratu Rochma Syuri Maulana gelar Ratu Mas Ria Intan (Ratu Kepaksian Pernong, Atas jasa-jasa para Pahlawan kemudian Pemerintah membangun Tugu Monpera Simpang Sender Ranau Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan di makamkan di makam pahlawan komarung. Nama dari pahlawan rakyat ranau tersebut di abadikan menjadi nama salah satu jalan di tengah kota Batu Raja, Pada saat menempuh jenjang pendidikan Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan tinggal bersama-sama di rumah Ki Hadjar Dewantara bersama-sama juga dengan H. Agus Salim, Dr. (H.C.) Ir. H. [[Soekarno]], Daud Beureu'eh, dan kartosuryo, bahkan pada saat terjadi bertentangan berhadapan melawan belanda pada saat belanda ingin menguasai wilayah perkebunan tembakau di gunung seminung Ranau pada saat itu masyarakat Ranau melakukan perlawanan secara hukum Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan datang membawa seorang teman seperjuangannya yaitu H. Agus Salim, H. Agus Salim bersama-sama dengan Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan menghadapi melawan Belanda dalam masalah hukum melalui jalur pengadilan kala itu, dan dimenangkan oleh rakyat yang diwakili oleh Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan dan H. Agus Salim di dalam sejarah.
 
Hingga menjelang Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan periode perjuangan fisik setelah itu, putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan betapa pahitnya perjuangan melawan penindasan penjajah yang silih berganti. Sampai akhirnya sebagai mana dikemukakan pada awal uraian ini pada tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Lampung. Dengan Gubernur pertama Pjs Kusno Danupoyo dengan wakil Gubernur Nadirsyah Zaini periode (1964–1966) dilanjutkan dengan gubernur terpilih kala itu adalah Zainal Abidin Pagaralam dengan Sekda Provinsi Lampung [[Mochtar Hasan]] gelar pangeran indra bangsawan, manuk bekhuga ayam hutan jantan dari tanggamus<ref>https://radarcom.id/2019/09/04/kisah-sang-manuk-bekhuga-dari-tanah-semaka-pangeran-indra-bangsawan-mochtar-hasan/</ref>. Kejayaan Lampung dari Jaman dahulu hingga sekarang di [[Sekala Brak]] adalah penghasil kopi favorit dunia. Sekala Brak dengan ketinggian tanah 500 hingga .1000 di atas permukaan laut (mdpl). Tanah subur memiliki perkebunan Kopi penyumbang ekspor terbanyak pertahunnya luas perkebunan kopi di sekala brak adalah diatas 53 ribu hektare (ha) tang berada di 15 Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat pada Jaman Pra-sejarah saat ini. perkebunan tersebut 100% dikelolah oleh rakyat sebanyak diatas 35.737 KK petani kopi. Sekitar 70% rakyat [[Kabupaten Lampung Barat]] Mata pencahariannya adalah perkebunan Kopi. Dorongan dari pemerintah dalam memberikan arahan kepada petani agar menerapkan sistem tanam tepat guna menjadi salah satu faktornya. Dalam meningkatkan produksi tanaman kopi khas lampung serta sebagai langkah mempermudah petani kopi dalam melakukan perbaikan lahan yang sudah dianggap tidak produktif lagi, Kabupaten Lampung Barat, menjadi sentra ujicoba pengembangan sistem Embriogenesis somatik.
 
== Geografi ==