Moirai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan spesifik jumlah objek dalam artikel ini
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa)
Baris 21:
[[File:Fates tapestry -460755563.jpg|thumb|''The Three Moirai, or The Triumph of Death'', Flemish [[permadani]], c. 1520 ([[Victoria and Albert Museum]], London)]]
 
Sosok yang dikenal sebagai Atropos berasal dari agama pra-Yunani [[Mycenaean]] sebagai salah satu [[Daemon (mitologi klasik)|daemon]] atau roh bernama Aisa.<ref name="Illias7.52">"Not yet is thy fate (moira) to die and meet thy doom" ([[Illiad|Illias]] 7.52), "But thereafter he (Achilleus) shall suffer whatever Fate (Aisa) spun at his birth, when his mother bore him": ([[Illiad|Illias]] 20.128 ): [[Martin P. Nillson|M. Nillson]]. (1967). ''Die Geschichte der Griechiscen Religion'' Vol I, C.F.Beck Verlag., Műnchen pp. 363-364.</ref> Banyak peninggalan agama [[Mycenaean]] yang bertahan sampai era Yunani klasik, tetapi tidak diketahui sejauh mana kepercayaan agama [[Yunani Klasik|Yunani klasik]] adalah Mycenaean, atau seberapa besar produk dari [[Zaman Kegelapan Yunani]] atau zaman yang lebih baru. [[Moses I. Finley]] hanya mendeteksi sedikit kepercayaan asli [[Mycenaean]] di dunia [[Homeros|Homer]] pada abad ke-8.<ref name=":1">[[Moses I. Finley|M. I. Finley]] (2002). ''The World of Odysseus''. New York Review Books, New York, p. 39 f.([https://delong.typepad.com/finleyodysseus.pdf PDF file]).</ref> Salah satu keyakinan tersebut adalah adanya peran dalam peristiwa tak yang diduga berasal dari roh atau [[Daemon (mitologi klasik)|daemon]], yang muncul dalam kejadian khusus. Martin P. Nilsson mengaitkan daemon-daemon tersebut pada agama hipotesis pra-Yunani.<ref name=":0">{{Cite book|last=Nilsson|first=Martin P.|date=1967|title=Die Geschichte der griechischen Religion Volume I|location=Munich|publisher=C.F. Beck Verlag|pages=361-368|url-status=live}}</ref> Filsafat [[Mycenaean]] menekankan dalam pengaruh peristiwa dan tindakan pada takdir dan penerimaan keniscayaan tatanan alam; yang sekarang dikenal sebagai [[Fatalisme|fatalisme.]].<ref name=":0" />
 
Konsep moira mengacu pada pembagian atau bagian yang adil, yang pada awalnya terkait dengan bagian jarahan dari pertempuran, yang dibagikan menurut tradisi ketat. Ide ini akhirnya mulai diterapkan pembagian keadilan seseorang dalam hidup. Memperoleh lebih dari satu porsi yang adil (υπέρ μοίραν "lebih dari porsi") dari jarahan atau kehidupan secara umum mungkin saja dilakukan, tetapi hal tersebut akan mengakibatkan konsekuensi yang parah karena ini dianggap sebagai pelanggaran tatanan alam.
 
Misalnya dalam sebuah bagian dari [[Illiad|Illiad,]], [[Apollo (mitologi)|Apollo]] mencoba tiga kali untuk menghentikan [[Patroklos]] dari merampok Troya, dan memperingatkannya bahwa hal tersebut akan "melebihi porsinya".<ref>''[[Illiad]]'' 16.705: "Draw back noble Patrolos, it is not your lot (Aisa) to sack the city of the Trojan cheftains, nor yet it will be that of Achilleus, who is far better than you are": C. Castoriades (2004). "Ce qui fait la Grecè. 1, D'Homère a Héraclite. Séminaries 1982-1923" (= ''La creation humaine'', 2).Éditions du Seuil, Paris, p. 300.</ref>
 
Secara khusus, bagian terpenting dalam tatanan alam adalah kelahiran dan kematian. Akhirnya, konsep bagian takdir seseorang mulai dipersonifikasikan sebagai roh atau daemon, yang disebut sebagai Aisa atau Moira, yang akan menentukan waktu yang tepat untuk kematian seseorang pada saat kelahirannya.<ref name="Illias7.52" /> <ref name=":1" />Dalam konteks ini Moira juga bahkan memiliki kekuatan untuk mengatur para dewa. Seperti bagian lain pada [[Illiad]], [[Zeus]] tahu bahwa putra kesayangannya [[Sarpedon]] akan dibunuh oleh [[Patroklos]], tetapi Zeus tidak dapat mencegah nasibnya.<ref>''[[Illiad]]'' 16.433: "Ah, woe is me, for that it is fated that Sarpedon, dearest of men to me, be slain by Patroclus, son of Menoetius! And in twofold wise is my heart divided in counsel as I ponder in my thought whether I shall snatch him up while yet he liveth and set him afar from the tearful war in the rich land of Lycia, or whether I shall slay him now beneath the hands of the son of Menoetius."</ref> Dalam adegan selanjutnya yang dikenal sebagai kerostasia, [[Zeus]] muncul sebagai penengah takdir, dengan menggunakan sepasang timbangan untuk menimbang takdir [[Hektor]] dan menentukan bahwa ia ditakdirkan untuk mati.<ref>{{cite journal |first=J. V. |last=Morrison |title=Kerostasia, the Dictates of Fate, and the Will of Zeus in the Iliad |journal=Arethusa |volume=30 |issue=2 |year=1997 |pages=276–296 |doi=10.1353/are.1997.0008 }}</ref>