Syarif Hasyim dari Siak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa)
Baris 26:
Pada masa kekuasaan Syarif Hasyim, Kesultanan Siak Sri Inderapura berkembang kemakmurannya, dengan wilayah yang terbentang sejak [[Kesultanan Langkat|Langkat]] hingga [[Kesultanan Jambi|Jambi]].<ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=4Td0t9u-CmAC&pg=PA308&dq=siak+sultans+hasim&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjp69vv3rzVAhWLs48KHYFoARoQ6AEILTAC#v=onepage&q=siak%20sultans%20hasim&f=false|title=A Fragile Nation: The Indonesian Crisis|last=Lee|first=Khoon Choy|date=1999|publisher=World Scientific|isbn=9789810240035|language=en}}</ref>
 
Syarif Hasyim melakukan perubahan sistem pemerintahan kesultanan, menjadi sistem pemerintahan konstitusional, dengan menyusun kitab undang-undang dasar tertulis Kesultanan Siak Sri Indrapura, yang diberinya nama ''[[Babul Qawa'id|]]''Babul Qawa'id'']] ([[bahasa Arab]], artinya 'pintu segala pegangan'), atau disingkat ''Al-Qawa'id'' saja.<ref name=":9">{{Cite news|url=http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/03/28/onj4u9313-babul-qawaid-konstitusi-tertulis-kesultanan-siak|title=Babul Qawaid, Konstitusi Tertulis Kesultanan Siak {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-08-22}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=jPlRAQAAMAAJ&q=babul+qawaid&dq=babul+qawaid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWxvTJ9OnVAhVEpo8KHQ5RAywQ6AEINTAD|title=Budaya tradisional Bengkalis|date=2003|publisher=Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bengkalis bekerjasama dengan Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu, Universitas Riau|language=id}}</ref> Dalam sistem tatanegara dalam kitab tersebut, Sultan Siak menjadi pemangku tertinggi kekuasaan, yang dibantu oleh para pejabat kesultanan yang memimpin berbagai lembaga di pusat maupun daerah, serta dibahas pula tentang hukum adat-istiadat Kesultanan Siak.<ref name=":9" /><ref name=":10">{{Cite news|url=http://www.hariansejarah.id/2017/03/kesultanan-siak-sri-indrapura-17231945.html|title=Kesultanan Siak Sri Indrapura, 1723–1945 | first1=Ammar | last1=Zuhdi | first2=Malik Maulana | last2=Irfan |newspaper=Harian Sejarah|language=id|access-date=2017-08-22}}</ref>
 
Undang-undang setebal 90 halaman tersebut juga mengatur tentang hukum yang dikenakan terhadap [[Suku Melayu Indonesia|orang Melayu]] serta bangsa-bangsa lain yang berhubungan dengan orang Melayu di Siak, serta bagaimana menegakkan hukum melalui proses pengadilan kesultanan atau pengadilan Belanda.<ref name=":9" /><ref name=":10" />