Martin Luther: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Martin Luther": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AB. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya))
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 171:
Terlepas dari keberhasilannya di Wittenberg, Luther tidak berhasil membendung radikalisme yang berkembang luas di daerah sekitarnya. Para pengkhotbah seperti nabi Zwickau [[Nikolaus Storch]] dan [[Thomas Müntzer]] mendapat dukungan di kalangan para petani dan penduduk-kota yang miskin antara tahun 1521 dan 1525. Sebelumnya, sejak abad ke-15, pernah terjadi beberapa pemberontakan berskala lebih kecil oleh kaum tani.<ref>{{en}} Michael Hughes, ''Early Modern Germany: 1477–1806'', London: Macmillan, 1992, {{ISBN|0-333-53774-2}}, 45.</ref> Pamflet-pamflet Luther yang menentang Gereja dan hierarki, yang sering kali diekspresikan dengan fraseologi "liberal", menyebabkan banyak petani percaya bahwa ia akan mendukung serangan terhadap kelas atas pada umumnya.<ref>{{en}} A. G. Dickens, ''The German Nation and Martin Luther'', London: Edward Arnold, 1974, {{ISBN|0-7131-5700-3}}, 132–33. Dickens cites as an example of Luther's "liberal" phraseology: "Therefore I declare that neither pope nor bishop nor any other person has the right to impose a syllable of law upon a Christian man without his own consent".</ref> Berbagai pemberontakan pecah di [[Franken]], [[Schwaben]], dan [[Thüringen]] pada 1524, bahkan menarik dukungan dari para bangsawan yang tidak puas, banyak dari mereka yang terbelit utang. Karena mendapat momentum dalam kepemimpinan para tokoh radikal seperti Müntzer di Thüringen, serta Hipler dan Lotzer di wilayah barat daya, pemberontakan-pemberontakan tersebut berubah menjadi perang.<ref>Hughes, 45–47.</ref>
 
Luther disebut bersimpati dengan beberapa keluhan kaum tani tersebut, seperti yang ia tunjukkan dalam tanggapannya terhadap [[Dua Belas Pasal]] pada Mei 1525, namun ia mengingatkan para pihak yang dirugikan untuk mematuhi otoritas sekuler.<ref>Hughes, 50.</ref> Selama suatu kunjungan di Thüringen, ia menjadi sangat marah ketika menyaksikan aksi pembakaran yang meluas atas berbagai biara, kediaman uskup, dan perpustakaan. Dalam ''[[Melawan Gerombolan Petani Bernafsu Mencuri dan Membunuh]]'', yang ditulis sekembalinya Luther ke Wittenberg, ia memberikan interpretasinya tentang ajaran Injil terkait kekayaan, mengecam kekerasan tersebut sebagai pekerjaan iblis, dan meminta para bangsawan untuk menundukkan para pemberontak layaknya "seseorang harus membunuh seekor anjing gila":<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.com/books?id=tArdeVW8qcgC |title=History of Political Theory: An Introduction |volume=I |author=George Klosko |publisher=Oxford University Press |year=2012 |isbn=0199695423 |page=344}}</ref>:
 
<blockquote>