Masjid Babul Chair: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
Baris 4:
 
== Sejarah ==
Berdasarkan cerita yang diungkapkan H Amri Has, ketua Masjid Babul Chair, masjid ini terbangun atas prakarsa beberapa tokoh agama di kawasan [[Matan Hilir Utara, Ketapang|Matan Hilir Utara]]. Masyarakat di kawasan seberang kota lama [[Kerajaan Matan]] ini, pada masa lalu jika hendak bersembahyang Jumat, harus menyeberang ke Kampung Kaum. Maklum, masjid satu-satunya pada saat itu hanya berada di Kampung Kaum (Kelurahan [[Kauman, Benua Kayong, Ketapang|Kauman]] saat ini).<ref name="Babul Chair 2"/>. Ke sanalah seluruh masyarakat Ketapang yang hendak melaksanakan Salat Jumat pada setiap Hari Jumat.
 
Akhirnya karena merasa keberatan untuk selalu menyeberang pada setiap pelaksanaan Ibadah Jumat, masyarakat di kawasan Kecamatan [[Delta Pawan, Ketapang|Delta Pawan]], [[Muara Pawan, Ketapang|Muara Pawan]], dan [[Matan Hilir Utara, Ketapang|Matan Hilir Utara]] saat ini bersepakat membangun sebuah masjid. Masjid yang ada sebetulnya kelanjutan dari sebuah [[surau]] yang dibangun di depan lokasi pemotongan sapi saat ini, tidak jauh dari lokasi '''Masjid Babul Chair'''.
Baris 12:
Beberapa tokoh yang masih diingat sebagai yang berjasa dalam pembangunan [[masjid]] tersebut seperti H. Hasan Zulkifli, H. Abdussamad, Asri, Asri Yatim, serta Sabran, kepada Kampung Kantor saat itu. Mereka kemudian bersama-sama memulai pembangunan masjid yang dikerjakan secara bertahap. Masjid itu sendiri selesai dikerjakan pada [[1953]] dan diresmikanlah penggunaannya untuk pelaksanaan Salat Jumat. Amri menyebut papan nama pada bagian depan masjid sampai saat ini belum mengalami pergantian.
 
Sementara beberapa bagian lain dari masjid memang telah banyak yang berubah, terkecuali empat tiang penyangga di tengah-tengah masjid. Sayangnya keaslian dari empat tiang tersebut telah terbungkus papan-papan yang terhias sedemikian rupa. Kubah bangunan tersebut sebetulnya, dikatakan Amri, juga masih asli. Keberadaannya telah sedikit ditinggikan, sehingga ruang dalam masjid terasa lebih besar. Sejak diresmikan, kemudian ditunjuklah H Hasan Zulkifli sebagai imam pada masjid tersebut. Masjid ini kemudian menjadi tempat yang didatangi jamaah dari kawasan utara Kota Ketapang, pada saat itu. Mereka tidak perlu lagi menyeberang ke Kampung Kaum hanya untuk melaksanakan [[Salat Jumat]].<ref name="Babul Chair 2">[http://riautourism.net/id/news.php?a=YUhlTC8g= Wisata Melayu - Profil Masjid Babul Chair]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>. Kini masjid tersebut berperan sebagai tempat beribadah bagi mereka yang disibukkan dengan hiruk pikuk sentra perekonomian di tengah-tengah Kota Ketapang. Keberadaannya cukup menyejukkan di tengah masyarakat yang tengah larut dengan kesibukan duniawinya masing-masing.<ref name="Babul Chair 1"/>
 
== Referensi ==