Muhammad Mashabi: Perbedaan antara revisi

'''Muhammad Mashabi''' atau '''M. Mashabi''' merupakan salah satu [[penulis lagu]] dan [[penyanyi]] [[musik Melayu]] asal [[Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat]] pada masa [[1950-an]] dan [[1960-an]] di [[Indonesia]]{{sfn|Sakrie 2015|p=92}}. Bersama-sama dengan [[Husein Bawafie]] dan [[Munif Bahasuan]]{{sfn|Weintraub 2010|p=85}}, ia merombak gaya musik Orkes Melayu Deli dengan mengganti beberapa [[instrumen]] serta struktur lirik dan lagu.<ref name=":2">{{cite web|date=2008-01-23|title=Dangdut Mashabi dan Rhoma Irama|publisher =Republika.co.id|url=http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=126657&kat_id=84&kat_id1=&kat_id2=|accessdate=2017-08-04|archiveurl = https://buhadram.wordpress.com/2008/01/23/dangdut-mashabi-dan-rhoma-irama/|archivedate=2008-01-23}}</ref>. Bila sebelumnya lagu-lagu Melayu Deli berisikan pantun, syair, atau bentuk [[Puisi#Puisi lama|puisi lama]] lain,<ref>{{cite journal |last1=Arifin |first1=Zainal |last2= |first2= |date=2012 |title=Fungsi Gambus dalam Musik Melayu Deli di Sumatera Utara |url=http://download.portalgaruda.org/article.php?article=126621&val=3888 |journal=Grenek: Jurnal Seni Musik |volume= |issue= |pages=67-75 |doi= |access-date=2017-08-04 |archive-date=2017-08-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170804053224/http://download.portalgaruda.org/article.php?article=126621&val=3888 |dead-url=yes }}</ref>, pada masa mereka musik Melayu mulai memasukkan tema-tema musik populer seperti percintaan. Penggunaan [[gong]] mulai ditinggalkan dan tempo lagu lebih cepat.<ref name=":0" />. Perubahan yang dilakukan merintis bentuk [[dangdut]] modern seperti yang dikenal sekarang.<ref name=":1">{{citeweb|last=Ariefyanto|first=M Irwan|url=http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/02/08/lz2iyp-musik-gambus-cikal-bakal-dangdut|date=2012-02-08|title=Musik Gambus Cikal Bakal Dangdut|language=id|website=republika.co.id|access-date=2017-08-04}}</ref>.

Mashabi lahir di [[Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat]] pada tahun 1943 dari pasangan Salim Mashabi dan Salamah Mashabi. Ia adalah anak kedua dari 14 bersaudara. Ayahnya, Salim adalah seorang pemusik anggota Orkes Melayu al-Wardah.<ref name=":0">{{cite web|last=Affan|first=Heydar|url=http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/03/160311_majalah_mashabi_musikmelayu|date=2016-03-12|title=Mashabi, Sang Peratap dari Tanah Abang|language=id|website=bbc.com|publisher=[[BBC]]|access-date=2017-08-04}}</ref>.

Mashabi bergabung bersama ''Orkes Melayu Kelana Ria'' pada akhir tahun 1950-an. Bersama grup musik ini, Mashabi produktif melahirkan karya-karya emasnya. Bersama Mashabi, grup orkes melayu itu kemudian melakukan beberapa rekaman musik dan tampil di berbagai panggung.<ref name=":0" />. Selain sosok Mashabi dan [[Munif Bahasuan]], ada nama-nama seperti [[Husein Bawafie]], [[Adi Karso]], [[Lutfi Mashabi]], [[Djuhana Sattar]] atau [[Ellya Khadam]], yang kelak oleh generasi berikutnya ditahbiskan ikut berperan besar mengenalkan gaya musik melayu modern{{sfn|Sakrie 2015|p=93}}.

Muhammad Mashabi meninggal di usia muda, yaitu antara tahun 1963 atau 1967. Ia meninggalkan delapan adik, dan lima diantaranya adalah perempuan yang masih tinggal di rumah peninggalan orang tua mereka di kawasan [[Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat]].<ref name=":0" />.

Beberapa lagu ciptaannya yang menjadi abadi dapat disebutkan ''Renungkanlah'', ''Harapan Hampa'', ''Hilang Tak Berkesan'', ''Ketjewa'' (dipopulerkan kembali oleh [[Iis Dahlia]] sebagai ''Kecewa''), ''Keluhan Anak Tiri'', ''Ratapan Anak Tiri'' (diadaptasi menjadi film yang menggunakan lagu ini sebagai ''soundtrack''nya), ''Untuk Bungamu'', ''Kenangan Lama'', dan ''Tjerita Lama''.<ref name=":2" />.