Penghapusan bertahap bahan bakar fosil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 16:
Penggunaan secara tak terkontrol bahan bakar fosil tidak saja menyasar kesehatan masyarakat dunia namun juga mengakibatkan ke banyak hal. Menghangatnya suhu laut dunia berdampak pada gelombang kuat yang mengancam masyarakat pesisir dengan naiknya permukaan laut dan tingginya intensitas badai.<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131614038/laut-dunia-semakin-menghangat-gelombang-kuat-ancam-warga-pesisir|title=Laut Dunia Semakin Menghangat, Gelombang Kuat Ancam Warga Pesisir - Nationalgeographic.grid.id|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2019-11-13}}</ref> Dampak pemanasan global mengakibatkan [[Perubahan iklim di Arktika|perubahan iklim]] yang banyak menyasar seluruh kehidupan masyarakat dunia. Abrasi parah dan akut juga menghantui kawasan pesisir wilayah barat pada Pulau Sumatera yang menghadap langsung pada Samudera Hindia dalam satu tahun tidak kurang dari 1,5 meter daratan tergerus akibat naiknya permukaan air laut.<ref>{{Cite web|url=https://regional.kompas.com/read/2014/01/20/1021543/Abrasi.Efek.Perubahan.Iklim.Ancaman.Tersembunyi.Kedaulatan.NKRI|title=Abrasi, Efek Perubahan Iklim Ancaman Tersembunyi Kedaulatan NKRI Halaman all|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-11-13}}</ref> Lebih jauh di Provinsi Bengkulu sebagai contoh dalam riset yang dilakukan Woman Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan, Bengkulu, pada 2040 terdapat 20 desa diprediksi akan hilang akibat tergerus oleh abrasi dan naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global.<ref>{{Cite web|url=https://regional.kompas.com/read/2013/12/04/2110247/Tahun.2040.20.Desa.di.Bengkulu.Diprediksi.Menghilang|title=Tahun 2040, 20 Desa di Bengkulu Diprediksi Menghilang|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-11-13}}</ref>
 
[[Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2013|KTT Perubahan Iklim ke 21 di Paris, Prancis]] mengeluarkan Kesepakatan Paris (Paris Agreement),<ref>{{Cite web|url=https://sains.kompas.com/read/2015/12/22/19273531/Setelah.Kesepakatan.Paris.|title=Setelah Kesepakatan Paris... Halaman all|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-11-13}}</ref> menyetujui kesepakatan pembatasan dan atau penggunaan sumber energi berbahan fosil secara bertahap untuk menekan terjadinya pemanasan global.<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20151213040726-134-97819/ktt-iklim-sepakati-pengurangan-bahan-bakar-fosil|title=KTT Iklim Sepakati Pengurangan Bahan Bakar Fosil|last=N|first=Basuki Rahmat|website=internasional|language=en|access-date=2019-11-13}}</ref> Kesepakatan tersebut harus diikuti oleh seluruh negara dunia, swasta dan lainnya. Langkah cepat pertama kali dilakukan Irlandia dengan menarik semua investasi di semua perusahaan berbahan bakar fosil, Pemerintah Irlandia menyebutkan eksplorasi berlebihan bahan bakar fosil adalah "salah secara moral", dan berisiko memperburuk masa depan ekonomi yang terkait dengan ancaman perubahan iklim.<ref>{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/global/read/3587902/irlandia-jadi-negara-pertama-di-dunia-yang-singkirkan-bahan-bakar-fosil|title=Irlandia Jadi Negara Pertama di Dunia yang Singkirkan Bahan Bakar Fosil|last=Liputan6.com|date=2018-07-13|website=liputan6.com|language=id|access-date=2019-11-13}}</ref>.
 
Di Asia perubahan kebijakan dari energi fosil menuju EBT perlahan mulai dilakukan investasi di bidang EBT mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan meski minyak dan gas masih menjadi primadona di tengah tumbuhnya perekonomian di Benua Asia. Salah satu negara yang paling banyak menyumbang investasi EBT adalah China di mana seperempatnya berasal dari China. Secara keseluruhan China, India dan Asia Tenggar menyumbang 40 persen investasi EBT di Benua Asia.<ref>{{Cite web|url=https://economy.okezone.com/read/2017/12/12/320/1829181/pergeseran-energi-fosil-ke-terbarukan-jadi-fokus-dunia|title=Pergeseran Energi Fosil ke Terbarukan Jadi Fokus Dunia : Okezone Economy|last=Okezone|date=2017-12-12|website=https://economy.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2019-11-13}}</ref> Lebih jauh disebutkan kebijakan EBT di China dan Amerika Serikat dapat mengurangi permintaan bahan bakar fosil mencapai 12 persen pada 2040 secara global.<ref>{{Cite web|url=https://economy.okezone.com/read/2017/12/12/320/1829181/pergeseran-energi-fosil-ke-terbarukan-jadi-fokus-dunia|title=Pergeseran Energi Fosil ke Terbarukan Jadi Fokus Dunia : Okezone Economy|last=Okezone|date=2017-12-12|website=https://economy.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2019-11-13}}</ref>
 
Kontribusi Uni Eropa terhadap penghapusan bertahap bahan bakar fosil juga terlihat dalam Paket Iklim dan Energi Uni Eropa.<ref>{{Cite journal|date=2019-11-03|title=Paket Iklim dan Energi Uni Eropa|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Paket_Iklim_dan_Energi_Uni_Eropa&oldid=16137832|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>. Transfer pengetahuan, teknologi dan dana juga digelontorkan oleh Uni Eropa terhadap negara dunia berkembang dalam memerangi laju perubahan iklim dan pemanasan global. Pemerintah Indonesia misalnya membuka diri dengan Uni Eropa dalam kerjasama subsektor energi baru terbarukan.<ref>{{Cite web|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20181030/44/854945/ri-buka-peluang-kerja-sama-energi-terbarukan-dengan-uni-eropa|title=RI Buka Peluang Kerja Sama Energi Terbarukan dengan Uni Eropa {{!}} Ekonomi|website=Bisnis.com|access-date=2019-11-13}}</ref> Intensif pembiayaan dan transfer teknologi disertai pengetahuan juga diberikan oleh Uni Eropa pada sejumlah negara berkembang.
 
'''Kebijakan Indonesia'''