Silat Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline)) |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
||
Baris 9:
* ''parik paga dalam nagari'' (sistem pertahanan negeri).
Untuk dua alasan ini, maka masyarakat Minangkabau pada tempo dahulunya perlu memiliki sistem pertahanan yang baik untuk mempertahankan diri dan negerinya dari ancaman musuh kapan saja. Silek tidak saja sebagai alat untuk beladiri, tetapi juga mengilhami atau menjadi dasar gerakan berbagai tarian dan [[randai]] (drama Minangkabau)
* Kata '''''mancak''''' atau dikatakan juga sebagai ''bungo silek'' (bunga silat) adalah berupa gerakan-gerakan tarian silat yang dipamerkan di dalam acara-acara adat atau acara-acara seremoni lainnya. Gerakan-gerakan untuk mancak diupayakan '''seindah dan sebagus mungkin''' karena untuk pertunjukan.<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=a_rS_qPvJfo video yang memperlihatkan gerakan mencak.]</ref>
* Kata '''''silek''''' itu sendiri bukanlah untuk tari-tarian itu lagi, melainkan suatu seni pertempuran yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, sehingga gerakan-gerakan diupayakan '''sesedikit mungkin, cepat, tepat, dan melumpuhkan lawan'''.<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=4e45RhGgRgo&feature=fvw Contoh aplikasi gerakan silek]</ref>
Baris 17:
Ada pendapat yang mengatakan bahwa '''silat''' itu berasal dari kata '''silek'''. Kata silek pun ada yang menganggap berasal dari siliek, atau si liat, karena demikian hebatnya berkelit dan licin seperti belut. Di tiap Nagari memiliki tempat belajar silat atau dinamakan juga '''sasaran silek''', dipimpin oleh guru yang dinamakan Tuo Silek. Tuo silek ini memiliki tangan kanan yang bertugas membantu dia mengajari para pemula.
Orang yang mahir bermain silat dinamakan '''''[[pandeka]]''''' (pendekar). Gelar Pandeka ini pada zaman dahulunya ''dilewakan'' (dikukuhkan) secara adat oleh ninik mamak dari [[nagari]] yang bersangkutan. Namun pada zaman penjajahan gelar dibekukan oleh pemerintah Belanda. Setelah lebih dari seratus tahun dibekukan, masyarakat adat Koto Tangah, Kota Padang akhirnya mengukuhkan kembali gelar Pandeka pada tahun 2000-an. Pandeka ini memiliki peranan sebagai ''parik paga dalam nagari'' (penjaga keamanan negeri), sehingga mereka dibutuhkan dalam menciptakan negeri yang aman dan tenteram. Pada 7 Januari 2009, Wali kota Padang, H. Fauzi Bahar digelari Pandeka Rajo Nan Sati oleh ''Niniak Mamak'' (Pemuka Adat) Koto Tangah, Kota Padang.<ref>http://www.padang.go.id/v2/content/view/1630/78/</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:Wikimedia2020 deni dahniel atraksi silek minagkabau.jpg|jmpl|Silek, 2020]]
Kajian sejarah silek memang rumit karena diterima dari mulut ke mulut, pernah seorang guru diwawancarai bahwa dia sama sekali tidak tahu siapa buyut gurunya. Bukti tertulis kebanyakan tidak ada. Seorang Tuo Silek dari [[Pauah]], Kota [[Padang]], cuma mengatakan bahwa dahulu silat ini diwariskan dari seorang kusir bendi (andong) dari Limau Kapeh
Jika dirujuk dari buku berjudul ''Filsafat dan Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau'' karangan [[Mid Djamal]] (1986), maka dapat diketahui bahwa '''para pendiri''' dari Silek (Silat) di Minangkabau adalah
Baris 31:
* Anjiang Mualim (diperkirakan datang dari [[Persia]][?]).
Pada masa Datuak Suri Dirajo inilah silek Minangkabau pertama kali diramu dan tentu saja gerakan-gerakan beladiri dari pengawal yang empat orang tersebut turut mewarnai silek itu sendiri.<ref>Djamal, Mid. Filsafat dan Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau. Penerbit CV. Tropic - Bukittinggi.1986</ref>
Jadi boleh dikatakan bahwa silat di Minangkabau adalah kombinasi dari ilmu beladiri lokal, ditambah dengan beladiri yang datang dari luar kawasan Nusantara. Jika ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa '''langkah silat''' di Minangkabau yang khas itu adalah buah karya mereka. Langkah silat Minangkabau sederhana saja, namun di balik langkah sederhana itu, terkandung kecerdasan yang tinggi dari para penggagas ratusan tahun yang lampau. Mereka telah membuat langkah itu sedemikian rupa sehingga silek menjadi plastis untuk dikembangkan menjadi lebih rumit. Guru-guru silek atau pandeka yang lihai adalah orang yang benar-benar paham rahasia dari langkah silat yang sederhana itu, sehingga mereka bisa mengolahnya menjadi bentuk-bentuk gerakan silat sampai tidak hingga jumlahnya. Kiat yang demikian tergambar di dalam pepatah ''jiko dibalun sagadang bijo labu, jiko dikambang saleba alam'' (jika disimpulkan hanya sebesar biji labu, jika diuraikan akan menjadi selebar alam)
Baris 41:
=== Penyebaran dan pengaruh silek di dalam negeri ===
Silek yang menyebar ke daerah rantau (luar kawasan Minangkabau) ada yang masih mempertahankan format aslinya ada yang telah menyatu dengan aliran silat lain di kawasan Nusantara. Beberapa perguruan silat menyatukan unsur-unsur silat di Nusantara dan Silek Minang masuk ke dalam jenis silat yang memengaruhi gerakan silat mereka. Beberapa contoh yang dapat diberikan adalah:
* Silek 21 Hari atau dikenal juga dengan nama Silek Pusako Minang: Silat ini berkembang di wilayah perbatasan antara [[Pasaman]] dan Provinsi [[Riau]]. Silat ini masih jarang diungkapkan di dalam kajian Silek Minangkabau jadi keterangan tentang silat ini masih terbatas dan dalam penelitian. Silat ini lebih menekankan aspek spiritual dan berasal dari kalangan pengamal tarekat di Minangkabau. Saat ini masih ada keturunan Pagaruyung Minangkabau yang mengajarkan silat ini di beberapa kawasan di Provinsi Riau, seperti di Rokan Hulu (Kuntu Darussalam), Mandau Duri, Rokan Hilir, dan Perawang. Silat ini tergolong jenis yang ditakuti di daerah tersebut dan juga berkembang sampai ke Malaysia.<ref>Keterangan dari alm. Syech Kudus, salah seorang guru silek 21 hari di Duri, yang disampaikan oleh salah seorang cucu dia, Feb 2010.</ref>
* [[Silat Sabandar]] dari Tanah Sunda dikembangkan oleh perantau Minangkabau yang bernama Mohammad Kosim di Kampung Sabandar, Jawa Barat. Silek ini disegani di Tanah Sunda. Seiring dengan perkembangan dan pembauran dengan tradisi silat di Tanah Sunda, silat ini telah mengalami variasi sehingga bentuknya menjadi khas untuk daerah tersebut.
* Silat Pangian di Kuantan Singgigi, Provinsi Riau, terdiri dari Silek Pangian Jantan dan Silek Pangian Batino. Silek Pangian ini asalnya dari daerah Pangian, Lintau, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Silek ini adalah silek yang legendaris dan disegani dari wilayah Kuantan. Di Kuantan tentu saja silek ini telah mengalami perkembangan dan menjadi ciri khas dari tradisi wilayah tersebut. Awalnya pendiri dari silek ini adalah petinggi dari kerajaan Minangkabau yang pergi ke daerah Kuantan.
* Silek Minangkabau menyebar ke daerah Deli (sekitar Medan) di Pesisir Timur Provinsi Sumatra Utara akibat migrasi penduduk Minangkabau pada masa lalu
* Perguruan Silat Setia Hati, adalah perguruan besar dari Tanah Jawa. Pada masa dahulunya, pendiri dari perguruan ini, Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo banyak belajar dari silek Minangkabau di samping belajar dari berbagai aliran dari silat di Tanah Sunda, Betawi, Aceh, dan kawasan lain di Nusantara. Silek Minangkabau telah menjadi unsur penting dalam jurus-jurus Perguruan Setia Hati. Setidaknya hampir semua aliran silek penting di Minangkabau telah dia pelajari selama di Sumatra Barat pada tahun 1894-1898.<ref>{{Cite web |url=http://shterate.info/modules.php?op=modload&name=Sections&file=index&req=viewarticle&artid=3&page=1 |title=Salinan arsip |access-date=2010-02-27 |archive-date=2009-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090807013229/http://www.shterate.info/modules.php?op=modload&name=Sections&file=index&req=viewarticle&artid=3&page=1 |dead-url=yes }}</ref> Dia adalah tokoh yang menghargai sumber keilmuannya, sehingga dia memberi nama setiap jurus yang diajarkannya dengan sumber asal gerakan itu. Dia memiliki watak pendekar yang mulia dan menghargai guru.
* Silat Perisai Diri, yang didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo atau dikenal dengan Pak Dirdjo, memiliki beberapa unsur Minangkabau di dalam gerakannya. Silat Perisai Diri memiliki karakter silat tersendiri yang merupakan hasil kreativitas gemilang dari pendirinya. Perisai Diri termasuk perguruan silat terbesar di Indonesia dengan cabang di berbagai negara.<ref>{{Cite web |url=http://www.silatperisaidiri.com/index.php/Latest/History.html |title=Salinan arsip |access-date=2010-02-27 |archive-date=2009-08-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090821121757/http://www.silatperisaidiri.com/index.php/Latest/History.html |dead-url=yes }}</ref>
Baris 119:
|}
Silek Ulu Ambek menurut dia tidak tergolong ke dalam aliran Silek karena lebih menekankan kekuatan batin daripada kontak fisik. Silek Sitaralak, Lintau, Kumango, Luncua terkenal sampai ke Malaysia. Silek sitaralak (disebut juga siterlak, terlak,<ref>Hamzah bin Ahmad. Silat terlak nata: pesaka hulubalang Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1967. Diperoleh dari situs http://antalhaq.blogspot.com/2008/11/silat-terlak-nata_25.html.</ref>
Gerakan silek itu diambil dari berbagai macam hewan yang ada di Minangkabau, contohnya Silek Harimau, Kucing<ref>http://www.youtube.com/watch?v=b2nD4JP-6Jk&feature=related</ref> dan Silek Buayo (Buaya), namun di dalam perkembangan silek selanjutnya, ada sasaran silek, umumnya silek yang berasal dari kalangan tarekat atau ulama agama Islam menghilangkan unsur-unsur gerakan hewan di dalam gerakan silek mereka karena dianggap bertentangan dengan unsur agama versi mereka.
Baris 145:
=== 1. ''Tagak jo Langkah'' (Berdiri dan Langkah) ===
Ciri khas dari permainan silek adalah pola berdiri dan langkah. '''Tagak''' artinya tegak atau berdiri, di mana pesilat berdiri? Dia berdiri di jalan yang benar (''tagak di nan bana''), dia bukanlah seorang yang suka cari rusuh dan merusak tatanan alam dan kehidupan bermasyarakat. Di dalam mantra sering juga diungkapkan sebagai ''tegak alif, pitunggua adam, langkah muhammad''.<ref>{{Cite web |url=http://www.cimbuak.net/content/view/1620/5/ |title=Salinan arsip |access-date=2010-07-11 |archive-date=2010-07-03 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100703023526/http://www.cimbuak.net/content/view/1620/5/ |dead-url=yes }}</ref>
{{br}} '''Langkah''' dalam permainan silek Minangkabau mirip dengan langkah berjalan, namun posisinya pada umumnya merendah. Posisi melangkah melingkar yang terdiri dari ''gelek'', ''balabek'', ''simpia'' dan ''baliak'' (Lihat penjelasan istilah ini pada Kurikulum.
{{br}} Adapun pola langkah yang dipergunakan ada yang dinamakan<ref>Soetan Zainoel Abidin gelar Datoek Pamoentjak Alam. Boekoe Silat-Pentjak-Tari. Lintau Tanah Datar (Minangkabau). Tijp Drukk Tschwan Fort De Kock. Tahun cetakan diperkirakan 1944 atau sebelumnya. Diambil dari situs http://www.scribd.com/doc/19632789/Silat-Melayu-Ezine-4 halaman 7/15</ref>
Baris 171:
=== 6. ''Adaik manuruik alua, alua manuruik patuik jo mungkin'' (Alami, logis dan efektif) ===
Tubuh manusia memiliki alur dan pola, gerakan silek harus mengikuti alur tubuh manusia, jangan menentangnya. Konsep ini adalah konsep flow (mengalir) di dalam permainan silat. Jika konsep ini dipakai, maka permainan silek akan terlihat indah dan mengalir, serta aman. Sekali alur itu dilanggar, maka akan terjadi apa yang disebut sungsang (terbalik arah) yang dapat berakibat cedera mulai dari ringan sampai patah. Silek disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangan kaidah hukum alam sehingga menghasilkan gerakan yang LOGIS dan EFEKTIF untuk beladiri. Bagaimana mengikuti alur tubuh yang baik dapat dilihat pada gerakan silat yang dimainkan dan dijelaskan oleh David Benitez.<ref name="youtube.com"/>
Prinsip umum silat juga dijelaskan oleh Luke Holloway yang menyatakan bahwa gerakan memukul yang diawali dengan '''ancang-ancang rileks''', santai atau tanpa tegangan akan menghasilkan efek pukulan '''lebih keras''' daripada pukulan yang diawali dengan ancang-ancang yang kaku
== Perlengkapan ==
Baris 188:
=== 4. Senjata dan Pusaka Sasaran ===
Sasaran silek yang baik dan bagus biasanya memiliki senjata yang lengkap serta memiliki benda-benda pusaka yang diwariskan secara turun-temurun. Senjata-senjata yang biasanya ada adalah Karih (Keris), tumbak lado (tombak cabe), kurambik ([[kerambit]]), tumbak (tombak), ladiang (lading, golok), sabik (sabit), tungkek (tongkat), dan pisau. Tumbak lado (tombak lada) merupakan senjata asli Minangkabau menurut [[Donn F. Draeger|Draeger]].<ref>http://books.google.co.jp/books?id=g3FLFtThkU0C&pg=PA126&lpg=PA126&dq=tombak+lada&source=bl&ots=Nov0acLR9N&sig=GQcZrfvo7BcUsQXCF8XzNzNUor8&hl=ja&ei=8Tc5TN7hKY2gkQX51syvAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBgQ6AEwAA#v=onepage&q=tombak%20lada&f=false</ref>
=== 5. Alat Musik serta Perlengkapan Adat ===
|