Timbulsloko, Sayung, Demak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 17:
Desa Timbulsloko merupakan desa pesisir yang memiliki garis pantai sepanjang 4,5 km. Topografi wilayah desa ini adalah datar dan elevasi rendah antara 0,3-2,84 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, kondisi atau karakteristik [[pantai]] yang ada di desa itu terdiri dari pantai berpasir dan pantai berlumpur yang terbentuk oleh proses erosi gelombang, pengendapan sedimen, serta material organik. Lebih jauh lagi, jenis tanah yang ada di desa tersebut adalah lempung lanauan pasiran yang memiliki nilai permeabilitas sebesar 4,268X10 m/hari. Nilai permeabilitas tersebut tergolong rendah dan mengakibatkan genangan rob berlangsung lama setiap harinya, yaitu sekitar 4-6 jam/hari.<ref>Fauzi, Nanang Ahmad. 2017. Analisi Kemiskinan di Wilayah Bencana Banjir Rob Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Skripsi. Program Studi Geografi Universitas Gadjah Mada</ref>
 
Dalam hal [[geologi]], Desa Timbulsloko terdiri dari struktur [[alluvium]]. Struktur alluvium merupakan bentukan tanah yang tersusun oleh endapan lumpur sungai di [[dataran rendah]]. Sedangkan dalam hal [[geomorfologi]], Desa Timbulsloko tersusun oleh bentuk lahan marin dan [[fluvial]] sebagaimana wilayah di sepanjang kepesisiran Demak lainnya. Endapan lumpur oleh sungai tersebut tidak terlepas dari keberadaan 19 [[sungai]] yang mengalir di Kecamatan Sayung atau khususnya sekitar 5 sungai yang mengaliri Desa Timbulsloko.<ref>Marfai, M.A., Rahayu,. E., dan Triyanti, A. 2015. Peran Kearifan Lokal dan Modal Sosial dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Pembangunan Pesiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press</ref>. Air laut di Desa Timbulsloko juga menjadi asin akibat adanya intrusi air laut. Sedangkan kualitas air tanag di sana, secara kimia kurang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sumber air minum meskipun secara fisik masih layak.<ref>Rahmawan, A. 2007. Pola Agihan Kadar Garam Air Tanah Bebas di Dataran Alluvial antara Sungai Tuntang sampai Sungai Banjaran Kabupaten Demak. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta</ref>.
 
== Penggunaan lahan ==