Tambo Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zed Budiman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Zed Budiman (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 28:
Sesampai di pulau, kapal mengalami kerusakan. Sang raja memerintahkan siapa yang dapat memperbaiki kapal maka akan dinikahkan dengan putri-putrinya. 4 orang pengawal menyanggupi tugas itu mereka ialah ''Harimau Campo, Anjing Mualim, Kambing Hutan, dan Kucing Siam''. Di pulau itu lalu dibuat pemukiman ''Lagundi nan Baselo''.
 
Rupanya pulau tersebut adalah puncak sebuah gunung, yaitu [[Gunung Marapi]] yang saat itu masih terendam oleh banjir bandang zaman dahulu. Berkat kekuasaan tuhan air laut berangsur-angsur surut, daerah baru yang luas pun terbuka. Dibuatlah ekspedisi untuk membuat pemukiman baru dengan cara meneroka (menebang dan membakar hutan). Di pemukiman yang baru, adat mulai ditulis dan raja memerintah dengan adil sehingga rakyat senang dan kebudayaan serta permainan anak negeri pun berkembang. Desa yang rakyatnya beriang-riang itu kemudian dinamakan Nagari [[Pariangan]]. Nagari ini diperintah oleh Datuak Maharajo Basa.
 
Lambat laun desa Pariangan mengalami pertambahan penduduk dan menjadi semakin sempit. Seorang hulubalang bernama Datuak Bandaro Kayo pergi mencari daerah baru untuk ditinggali. Ia menebas hutan dengan pedang panjang, sehingga daerah baru itupun dinamai Nagari [[Padang Panjang]].
Baris 39:
 
Yang dipertuan Sri Maharaja Diraja menikah dengan Puti Indo Jelito, mereka dikaruniai anak laki-laki yang bernama Datuak Katumangguangan. Setelah Sri Maharaja Diraja meninggal, Puti Indo Jelito menikah lagi dengan penasihat raja, Cati Bilang Pandai. Pernikahan ini dikaruniai 6 orang anak: Datuak Parpatiah Nan Sabatang, Datuak Suri Dirajo, Puti Reno Gadis, Puti Reno Judah, Puti Ambun Suri, dan Puti Jamilan.
 
Saat Nagari Pariangan dan Padang Panjang mulai penuh, dilakukanlah ekspedisi perluasan wilayah kembali. Datuak Katumangguangan memimpin rombongan yang nantinya mendirikan Luhak Tanah Datar. Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan rombongannya mendirikan Luhak Agam. Sedangkan luhak ketiga, Luhak Limo Puluah Koto, didirikan oleh Datuak Sri Maharajo Nan Banego-nego. Ketiga daerah ini disebut Luhak Nan Tigo.
 
== Tambo Adat ==
Adat Minangkabau terdapat 4 bagian:
#Adaik Nan Sabana Adaik. Adat asli yang tidak lapuk oleh panas, tidak lekang oleh hujan. Adat ini berisi ketentuan adat yang bersifat inti dan mencerminkan identitas Minangkabau seperti hukum pewarisan, pembagian tanah ulayat, pengangkatan kepala suku, dll.
#Adat Istiadaik. Berisikan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di tengah masyarakat.
#Adaik Nan Diadaikkan. Berisikan undang-undang beserta hukum yang berlaku.
#Adaik Nan Taradaik. Merupakan konsensus atau mufakat bersama dari masyarakat.
 
== Tambo lain dalam budaya Minangkabau ==