Śrī Jaya Prabhu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
'''Sri Jayawarsa'''
Tidak diketahui dengan pasti kapan [[Sri Jayawarsa]] naik takhta. Peninggalan sejarahnya yang ditemukan adalah
Dalam [[Prasasti Sirah Keting]] lebih berani dalam menyebut gelar rajanya, yaitu dengan nama '''Sri Jayawarsa Digjaya Sasastraprabhu''', [[Sri jayawarsa]] juga menyebutkan dirinya sebagai cucu anak dari Sang Apanji Wijayamertawarddhana yang kemudian bergelar abhiseka sebagai '''Sri Isana [[Dharmawangsa Teguh]] Anantawikramottunggadewa'''. Jika melihat gelarnya yang mengandung unsur Iśāna [[Dharmawangsa Teguh]] adalah keturunan dari [[Mpu Sindok]]. Keterangan terkait [[Dharmawangsa Teguh]] mulai muncul dalam dasawarsa terakhir dari abad ke-10 Masehi dengan pusat kerajaan ada di sebelah utara [[Maospati]], [[Kabupaten Madiun]], [[Jawa timur]] (sekarang). Beberapa prasasti juga menyebutkan bahwa Raja [[Airlangga]] menyebut dirinya masih anggota keluarga dari Raja [[Dharmawangsa Teguh]].
Dalam [[Prasasti Sirah Keting]] juga disebutkan adanya '''dampa blaḥ karajyan''' yang diartikan ‘pembagian tahta kerajaan’. Dengan demikian bila '''Śri Jayawarsa Digwijaya Śastraprabhu''' memperoleh tahta dari buyutnya, kerajaannya terpisah dari [[Kerajaan Kadiri]], itu berarti buyut '''Śri Jayawarsa Digwijaya Śastraprabhu'''
adalah anak (cucu) satu-satunya dari
[[Dharmawangsa Teguh]] dan itulah
sebabnya kekuasaan '''[[Sri Jayawarsa]] Digwijaya Śastraprabhu''' terpisah dari [[Kadiri]]. Kekuasaan Śrī Jaya Prabhu atau '''[[Sri Jayawarṣa]] Digwijaya Śastraprabhu''' ini semasa dengan Śrī [[Kameswara]]
Triwikramāwatāra Aniwaryyawiryya
Parākrama Digjayotungga Dewa yang
merupakan raja dari [[Kerajaan Kadiri]], terlepas dari kekuasaan [[Kadiri]] dan memiliki kerajaan (kekuasaan) otonom, yaitu terletak di wilayah sekitar Madiun dan Ponorogo, Jawa Timur (sekarang) meskipun kekuasaannya tidak sebesar [[Kerajaan Kadiri]].
Nama [[Sri Jayawarsa]] juga di tulis dalam [[Kakawin Kresnayana]] dan [[Kakawin Sumanasantaaka]]. [[Mpu Triguna]] dalam epilog Kresnayana menjelaskan hubungannya dengan [[Sri Jayawarsa]] di umpamakan sebagai [[Mpu Kanwa]] dan [[Airlangga]]. Sedangkan [[Mpu Monaguna]] mempersembahkan [[Kakawin Sumanasantaka]] sebagai air suci berwujud puisi di bawah kaki raja.
|