Acehkini (situs web): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 7:
acehkini didirikan pada 2019 oleh Adi Warsidi, Suparta Arz, Habil Razali, Husaini Ende, Taufik Al Mubarak, dan Windy Fhagta. Beberapa di antaranya merupakan jurnalis senior di Aceh yang telah puluhan tahun bergelut di dunia jurnalistik.
Pendirian acehkini menjadi mimpi besar mereka yang ketika itu masih bekerja di media lain. Bak gayung bersambut, sebuah tawaran datang dari kumparan yang ingin membangun media partner 1001 media di Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Kurang dari Seminggu, Pendaftar Program 1001 Media Capai Seribu|url=https://kumparan.com/kumparannews/kurang-dari-seminggu-pendaftar-program-1001-media-capai-seribu-1541239027094718956|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2021-08-09}}</ref>
Tim acehkini ingin membangun sebuah media di daerah, karena umumnya impian seorang jurnalis dan penulis adalah punya media sendiri. Mereka juga berharap acehkini dapat besar nantinya bersama kumparan.
Digawangi oleh Adi Warsidi, cita-cita membangun media ''online'' lokal di Aceh yang ''multiplatform'', dan kredibel menjadi mimpinya sejak lama. Ini sedang dirintis bersama rekannya di Aceh setelah kumparan memberi kesempatan lewat Program 1001 media ''online.''
Adi Warsidi berpengalaman belasan tahun menjadi jurnalis di Aceh, terlibat langsung meliput konflik dan bencana tsunami Aceh. Suka menulis tentang pariwisata, sejarah, sosial budaya masyarakat, politik dan keamanan. Selain itu, ia juga pemegang sertifikat Wartawan Utama, dia juga salah satu penguji kompetensi dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Kegiatan selain menulis adalah mengajar jurnalistik di Muharram Jurnalis College (MJC) dan beberapa pelatihan jurnalistik lainnya yang digelar lembaga-lembaga mahasiswa maupun organisasi. Adi Warsidi kerap terlibat dalam penelitian isu-isu Aceh, serta aktif menjadi editor dan penulis buku berkisah tentang Aceh.<ref>{{Cite web|title=Para Sekawan|url=https://kumparan.com/kumparannews/para-sekawan-1550554367842994478|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2021-08-09}}</ref>
== Referensi ==
|