Butet Manurung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Reseday (bicara | kontrib)
merevisi biografi (terdapat orang yang salah menaruh latar belakang pendidikan), menambahkan pendidikan, awards, dan publikasi
Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Manurung]]}}
{{Infobox person
| name = Saur Marlina Br. Manurung
| honorific-prefix =
| honorific-suffix = [[Sarjana|S. Ant]]
| image = [[File:Butet Manurung.jpegjpg|thumb|Butet Manurung]]
| alt =
| birthname = Saur Marlina Br. Manurung
| birth_date = = {{Birth date and age|1972|02|21}}
| birth_place = [[Jakarta]]
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
| death_place =
| citizenship = [[Indonesia]]
| other_names = Butet Manurung
| known_for = Perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di [[Indonesia]]
| occupation = [[Aktivis]]
}}
 
Bernama asli Saur Marlina Manurung, lahir di ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|21|2|1972}}). Ia adalah pionir [[pendidikan alternatif]] bagi [[masyarakat adat]] di Indonesia. Butet meraih gelar S1 Antropologi dan Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran Bandung, serta S2 di bidang [[Antropologi terapan|Antropologi Terapan]] dan Pembangunan Partisipatif di [[Australian National University|Australian National University, Canberra]]. Selain itu, Butet juga pernah mengikuti kursus Global Leadership and Public Policy di [[Harvard|Harvard Kennedy School]], Universitas Harvard, USA (2012).
'''Saur Marlina Br. Manurung''', [[Sarjana|S. Ant]] ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|21|2|1972}}; Alumni [[SMA Negeri 69 Papua]]) adalah perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi [[Suku terasing|masyarakat terasing]] dan terpencil di [[Indonesia]]. Sebagaimana gadis [[suku Batak|Batak]] lainnya, ia biasa dipanggil ''Butet''.<ref>{{Cite web|last=lintangbanun|date=2017-04-20|title=Butet Manurung, Sebuah Kisah Kartini Muda Indonesia|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/butet-manurung-sebuah-kisah-kartini-muda-indonesia/|website=Ditjen Kebudayaan|language=id-ID|access-date=2021-03-20}}</ref>
 
Butet mulai mengembangkan program pendidikan bagi [[Suku Kubu|Orang Rimba]] yang tinggal di hutan [[Taman Nasional Bukit Duabelas|Bukit Duabelas, Jambi]] saat ia bergabung di sebuah proyek konservasi yang dikelola oleh [[KKI WARSI|LSM Warsi]] tahun 1999. Pengalaman ini mendorong ia dan beberapa rekannya di sana untuk mendirikan [https://www.sokola.org/ Sokola Institute] pada tahun 2003 dan mengembangkan kurikulum pendidikan yang kontekstual.
Sekolah rintisan pertama kali ia terapkan bagi masyarakat [[Orang Rimba]] (Suku Kubu) yang mendiami [[Taman Nasional Bukit Dua Belas]], [[Jambi]]. Metode yang diterapkannya bersifat setengah antropologis. Pengajaran membaca, menulis, dan berhitung dilakukan sambil tinggal bersama masyarakat didiknya selama beberapa bulan. Sistem ini dikombinasi dengan mempertimbangkan pola kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
 
Penghargaan yang pernah diterima adalah [[Ramon Magsaysay Award|“Nobel Asia” Ramon Magsaysay Award 2014]], Penghargaan Kebudayaan [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] 2015, Ernst and Young Indonesia Social Entrepreneur of the Year 2012, Young Global Leader 2009, Ashoka Fellow 2006, Time Magazine’s Hero of Asia 2004, [[:en:Man_and_the_Biosphere_Programme|Unesco’s Man and Biosphere Award 2001]], dan lain-lain.
Setelah tersusun secara sistematis, ia mengembangkan sistem [[Sokola Rimba]] (diambil dari bahasa yang digunakan orang Rimba, salah satu dialek bahasa Melayu) pada tahun 2003.<ref>{{Cite web|url=https://www.gatra.com/nasional/349233-Sokola-Institute-Mengenalkan-Modernitas-Agar-Tetap-Menjaga-Adat|title=Gatracom - Sokola Institute, Mengenalkan Modernitas Agar Tetap Menjaga Adat|last=GATRAcom|website=www.gatra.com|language=id|access-date=2019-03-09}}</ref> Sistem Sokola Rimba kemudian diterapkan pula di berbagai tempat terpencil lainnya di Indonesia, seperti di [[Halmahera]] dan [[Flores]].
 
Pengalamannya merintis program pendidikan di komunitas adat Orang Rimba yang tinggal di hutan Jambi telah ditulis dalam sebuah buku berjudul “Sokola Rimba” yang terbit pertama kali pada tahun 2007 dan hingga saat ini telah tujuh kali dicetak ulang serta diterbitkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul “The Jungle School” pada tahun 2012. Buku dan kisahnya diadaptasi ke layar lebar dengan judul [[Sokola Rimba|“Sokola Rimba”]] oleh produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza pada tahun 2013. Film Sokola Rimba telah diputar di berbagai festival film internasional dan memenangkan berbagai penghargaan.
Pemerintah RI berencana mengadopsi sistem ini untuk dikembangkan pada masyarakat dengan kondisi khusus.
 
Setelah berdiri selama 15 tahun, Butet Manurung mengganti Sokola Rimba menjadi Sokola Institute.<ref>{{Cite web|url=https://www.gatra.com/nasional/349233-Sokola-Institute-Mengenalkan-Modernitas-Agar-Tetap-Menjaga-Adat|title=Gatracom - Sokola Institute, Mengenalkan Modernitas Agar Tetap Menjaga Adat|last=GATRAcom|website=www.gatra.com|language=id|access-date=2019-03-09}}</ref> Pengukuhan tersebut bukan tanpa tujuan. Butet Manurung ingin lebih banyak orang yang bisa menggunakan metode Sokola Rimba.
 
== Referensi ==