Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NaufalF (bicara | kontrib)
k Dikembalikan ke revisi 18972241 oleh Symphonium264 (bicara): Bahasa tidak netral (🔍)
Tag: Pembatalan
Kalau memang dianggap tidak netral, tuliskan bagaimana seharusnya
Tag: Dikembalikan Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 709:
{{sembunyikan selesai}}
 
==Kontroversi==
==Laporan politik uang==
Pilkada ini dinilai sebagai pilkada terburuk dalam sejarah karena sangat kental dengan isu SARA, [52] terutama dengan adanya kelompok Aksi 212 yang menyebabkan intoleransi meningkat,[53] bahkan berujung pada penolakan mayat untuk disholatkan, hanya karena Memilih Ahok. [54] Tidak mengherankan apabila Anies Baswedan disebut gubernur ayat dan mayat. [55] Selain itu, ulah jahat Buni Yani yang telah membuat masyarakat Indonesia terpecah belah membuat Ahok dipenjara, padahal Ahok tidak bermaksud menistakan Al-Quran. [56]
Terdapat 15 laporan pemberian uang di sejumlah tempat untuk memenangkan kubu Ahok-Djarot yang diterima Bawaslu. Akan tetapi, laporan yang telah diajukan tim Anies-Sandi ini seakan diabaikan walau terdapat bukti terkait adanya praktik ''money politics''.<ref>{{Cite web|title=Bambang Widjojanto Ungkap Implikasi Buruk Praktik Politik Uang Oleh Kubu Ahok-Djarot |url=https://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/04/17/bambang-widjojanto-ungkap-implikasi-buruk-praktik-politik-uang-oleh-kubu-ahok-djarot |website=Tribunnews}}</ref>
 
== Lihat pula ==