Ahmadiyyah di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Jemaat Ahmadiyah Indonesia Padang.jpg|jmpl|300x300px|Kompleks kantor [[Jemaat Ahmadiyah Indonesia]] di [[Kota Padang|Padang]], [[Sumatra Barat]]]]
'''[[Ahmadiyah]]''' adalah cabang [[Islam]] di [[Indonesia]]. Sejarah awal komunitas di Indonesia dimulai pada masa-masa awal [[Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad|Khalifah Kedua]], ketika selama musim panas tahun 1925, kira-kira dua dekade sebelum [[revolusi Indonesia]], seorang misionaris Komunitas, Rahmat Ali, menginjakkan kaki di pulau terbesar di Indonesia, Sumatra, dan mendirikan gerakan dengan 13 pengikut di [[Tapaktuan]], provinsi [[Aceh]].<ref name="Burhani143">{{cite book | title=Islam and Christian–Muslim Relations | chapter=The Ahmadiyya and the Study of Comparative Religion in Indonesia: Controversies and Influences | author=Ahmad Najib Burhani | volume=25 | issue=2 | pages=143–144 | publisher=Taylor & Francis | date=December 18, 2013}}</ref> Komunitas ini memiliki sejarah yang berpengaruh dalam perkembangan agama di Indonesia,<ref name="Burhani151"/> tetapi di zaman modern ini telah menghadapi peningkatan intoleransi dari pendirian agama di negara ini dan permusuhan fisik dari kelompok Muslim radikal.<ref name="Rahman418"/> [[Association of Religion Data Archives]] memperkirakan sekitar 400.000 Muslim Ahmadi,<ref name="ARDA"/> tersebar di 542 cabang di seluruh negeri.