Masjid Saka Tunggal Banyumas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Areumareum (bicara | kontrib)
k menambahkan pranala dalam
Tidakpelupa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru
Baris 21:
}}
 
'''Masjid Saka Tunggal''' terletak di desaDesa [[Cikakak, Wangon, Banyumas|Cikakak]] [[Wangon, Banyumas|Kecamatan Wangon]], [[Kabupaten Banyumas]], Provinsi [[Jawa Tengah]]. Masjid ini dibangun pada tahun [[1288]] seperti yang tertulis pada ''Saka Guru'' (Tiang Utama) masjid ini. Tahun pembuatan masjid ini lebih jelas tertulis pada kitab-kitab yang ditinggalkan pendiri masjid ini, yaitu Kyai Mustolih. Namun, kitab-kitab tersebut telah hilang bertahun-tahun yang lalu.{{fact}}
 
TerkenalMasjid ini terkenal dengan banyaknya [[monyet]] liar di sekitaran masjid.
 
[[Berkas:Saka tunggal.jpg|jmpl|Saka Guru (Tiang Tunggal)]]
Baris 29:
Tradisi unik yang ada di Masjid Saka Tunggal ini yaitu, [[zikir]] seperti melantunkan kidung jawa.
 
Keunikan Masjid Saka tunggal Banyumas, benar -benar terasa pada hari Jum’atJumat. Selama menunggu waktu [[Salat Jumat|solat Jumat]] dan setelah solat Jumat, jamaah masjid Saka Tunggal berzikir dan bersalawat dengan nada seperti melantunkan kidung jawa. Dengan bahasa campuran [[Arab Saudi|Arab]] dan [[Jawa]], tradisi ini disebut tradisi ''ura-ura''.
 
Pakaian Imam dan muazin
 
Imam masjid tidak menggunakan penutup kepala yang lazimnya digunakan di [[Indonesia]] yang biasanya menggunakan peci, kopiyah, tetapi menggunakan [[udeng]]/pengikat kepala. Khutbah jumatJumat juga disampaikan seperti melantunkan sebuah kidung.
 
Empat muazin sekaligus
 
Empat orang muazimmuazin berpakaian sama dengan imam, menggunakan baju lengan panjang warna putih, menggunakan udeng bermotif [[batik]], dan ke empatkeempat muazin tersebut mengumandangkan adzanazan secara bersamaan.
 
Semuanya dilakukan berjama’ah
 
Uniknya lagi, seluruh rangkaian sholat jumat dilakukan secara berjamaah, mulai dari salat [[tahiyatul masjid|''tahiyatul'' masjid]], ''kobliah'' juma’at, salat Jumat, ba’diah jum’at, salat zuhur, hingga ba’diah zuhur. Semuanya dilakukan secara berjamaah.
 
Tanpa Pengeras Suara
 
Masjid Saka Tunggal Baitussalam hingga saat ini masih mempertahankan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. Meski demikian suara adzanazan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu dari masjid ini.
 
Setiap tanggal 27 Rajab di masjid ini diadakan pergantian Jaro dan pembersihan makam Kyai Mustolih. Masjid yang berjarak ± 30 km dari kota Purwokerto ini, disebut Saka Tunggal karena tiang penyangga bangunan masjid ini, dulunya hanya satu tiang (tunggal).
 
Setiap tanggal 27 [[Rajab]] di masjid ini diadakan pergantian Jaro dan pembersihan makam Kyai Mustolih. Masjid yang berjarak ± 30&nbsp;km dari [[kota Purwokerto]] ini, disebut ''Saka Tunggal'' karena tiang penyangga bangunan masjid ini, dulunya hanya satu tiang (tunggal).<ref>[http://www.banyumasku.com/masjid-saka-tunggal-baitussalam/ Masjid Saka Tunggal]</ref>