Mochtar Naim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Alumni Universitas Singapura; Menambah Kategori:Alumni Universitas Nasional Singapura menggunakan HotCat |
→Kehidupan awal: Sedikit menambahkan. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 27:
Dr. '''Mochtar Naim''', M.A. ({{lahirmati|[[Sungai Penuh, Sungai Penuh|Sungai Penuh]], [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]], [[Jambi]]|25|12|1932|[[Depok]], [[Jawa Barat]]|15|8|2021}})<ref>https://suluah.cekricek.id/mochtar-naim-meninggal-dunia/</ref><ref>https://padangkita.com/mochtar-naim-berpulang-sosiolog-dan-antropolog-yang-penuh-gagasan-dan-berani/</ref> merupakan antropolog dan sosiolog Indonesia. Selain sebagai sosiolog ternama, Mochtar Naim tampil ke muka sebagai ahli [[Suku Minangkabau|Minangkabau]]. Dalam beberapa seminar dan tulisan-tulisannya, Mochtar kerap membagi budaya Nusantara kepada dua konsep aliran. Polarisasi budaya yang digambarkan Mochtar adalah konsep budaya yang bercirikan sentrifugal yang diwakili oleh budaya M (Minangkabau), berlawanan dengan konsep budaya sentripetal-sinkretis yang diwakili oleh budaya J (Jawa). Mochtar pernah dipercaya menjadi Anggota [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|DPD-RI]] periode 2004-2009 mewakili [[Sumatra Barat]].<ref name=dpd>https://dpd.go.id/anggota-dpd/mochtar-naim{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Kehidupan awal ==
Mochtar Naim lahir dalam keadaan sungsang. Ia lahir sebagai anak ketiga dari empat bersaudara.<ref name=bio>{{Cite book|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=5IhwAAAAMAAJ&pg=PA331|title=Profil Tokoh, Aktivis, dan Pemuka Masyarakat Minang|publisher=Permo Promotion|isbn=978-979-8931-00-0|pages=331-333|language=id|access-date=20 Agustus 2021|url-status=live|dead-url=no}}</ref> Ketika ia berusia lima tahun, ibunya Kamalat<ref name=bio/> meninggal saat melahirkan adiknya. Ayahnya Naim St. Rumah Tinggi yang merupakan seorang pedagang kecil,<ref name=bio/> pergi menikah kembali. Dalam masa kecilnya itu, Mochtar diasuh keluarga ibunya yang berasal dari [[Banuhampu, Agam]], [[Sumatra Barat]]. Di nagari tersebut, Mochtar sekolah hingga merampungkan SLA-nya di [[Bukittinggi]].
Mochtar Naim berasal dari keluarga yang berkecukupan saat [[Hindia Belanda|zaman penjajahan Belanda]]. Ini diakuinya karena orang tuanya memiliki toko kecil di pasar Sungai Penuh dan ia memiliki pakaian yang bagus pada zamannya. Namun, saat [[Zaman Pendudukan Jepang|Jepang menguasai Hindia Belanda]], keadaan ekonomi keluarganya berubah drastis.<ref name=bio/>
Mochtar bekerja sejak kecil menggeluti pekerjaan orang dewasa untuk bertahan hidup di kampungnya di Bukittinggi jauh dari orang tua di Sungai Penuh. Sepulang dari [[sekolah rakyat]] (SR), ia diajari berdagang. Ia tak merasa malu bekerja karena teman-temannyapun juga melakukan hal yang sama.<ref name=bio/>
Mochtar terus menempuh pendidikan dengan tekun dan rajin. Ia mengaku pernah memakai seragam sekolah dalam keadaan basah karena belum kering dicuci. Ia mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat Bukittinggi sejak 1938 hingga 1946, Sekolah Menengah Tingkat Pertama Bukittinggi sejak 1946 hingga 1948, dan Sekolah Menengah Atas Bukittinggi sejak 1949 hingga 1951.<ref name=bio/>
Sejak kecil bahkan sebelum masuk sekolah, Mochtar sudah dibawa oleh neneknya ke [[surau]]. Ia akhirnya mampu memahami pengajian-pengajian di surau karena dibiasakan datang ke sana. Mochtar melihat bahwa orang surau adalah orang yang pandai berpidato. Menurutnya, surau adalah tempat berpolitik pada zaman kemerdekaan.<ref name=bio/>
Mochtar mengaku memiliki ketertarikan yang sangat tinggi terhadap pemberitaan di surat kabar. Ia harus pergi ke pasar Bukittinggi di bawah [[Jam Gadang]] untuk dapat membaca surat kabar. Ia juga mengaku mau mendengarkan berjam-jam pidato para politisi yang bersidang di DPRD dengan melihat di depan gedungnya atau melalui radio. Ia mengaku sudah mencoba menangkap permasalahan-permasalahan yang dibahas para politikus.<ref name=bio/>
== Akademik ==
Mochtar melanjutkan studi sarjananya ke tiga universitas sekaligus, [[Universitas Gadjah Mada]], Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN, kini [[Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta]]), dan [[Universitas Islam Indonesia]], yang kesemuanya di [[Yogyakarta]]. Ia berkuliah di Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial, dan Politik Universitas Gadjah Mada sejak 1950 hingga 1951. Lalu, ia pindah ke PTAIN sejak 1952 hingga lulus tahun 1957. Ia juga berkuliah di Fakultas Ekonomi [[Universitas Islam Indonesia]] sejak 1952 hingga lulus tahun 1957.<ref name=bio/>
Kemudian Mochtar melanjutkan studi magisternya di [[Universitas McGill]], [[Montreal]], [[Kanada]] dan meraih gelar Master of Arts (M.A.) tahun 1960. Ia sempat meneruskan studi doktoral ke
[[Universitas New York]] hingga 1968 sambil bekerja paruh waktu sebagai Dosen Bahasa Indonesia di kampusnya sejak 1960 hingga 1964. Kemudian, ia bekerja sebagai Staf Lokal Perutusan Indonesia pada [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB) sejak 1965 hingga 1968. Pada 1968, ia kembali ke [[Padang]]. Barulah pada 1971, ia menyelesaikan disertasi doktoralnya di [[Universitas Nasional Singapura|Universitas Singapura]] yang kemudian dibukukan dengan judul ''Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau''.<ref name=bio/>
Mochtar tercatat sebagai pendiri Fakultas Sastra [[Universitas Andalas]], 1980, dan sejak itu ia menjadi dosen sosiologi universitas yang sama. Sebelum itu ia pernah duduk sebagai Direktur Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial [[Universitas Hasanuddin]] di [[Makassar]], dan Direktur Center for Minangkabau Studies, Padang.
== Wafat ==
Ia meninggal dunia di [[Rumah Sakit Universitas Indonesia]], [[Depok]], Jawa Barat pada 15 Agustus 2021 dalam usia 88 tahun.<ref>{{Cite web|url=https://kumparan.com/langkanid/sosiolog-mochtar-naim-meninggal-dunia-1wKtnTfnx2n/full|title=Sosiolog Mochtar Naim Meninggal Dunia|date=15 Agustus 2021|access-date=16 Agustus 2021|website=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]}}</ref>
|