Abdul Rahman (mantan Muslim): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 42:
 
Ketika menghadapi kemungkinan hukuman mati, Abdul Rahman memegang teguh keyakinannya: "Mereka ingin menghukum mati saya dan saya menerimanya ... saya seorang Kristen, yang berarti saya percaya pada [[Tritunggal]]... saya percaya pada [[Yesus Kristus]]."<ref name="voa318">[http://www.voanews.com/english/2006-03-18-voa7.cfm/|work= "Afghan Man Faces Execution After Converting to Christianity"] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20060407031013/http://www.voanews.com/english/2006-03-18-voa7.cfm/ |date=April 7, 2006 }}, by Benjamin Sand, ''VOA News'', March 18, 2006, retrieved March 28, 2006</ref>
 
== Upaya oleh orang Kristen Afghanistan ==
Saat Abdul Rahman diadili, sejumlah [[Kekristenan di Afganistan|orang Kristen Afganistan]] bekerja untuk menarik perhatian media internasional terhadap penderitaan umat Kristen Afganistan dan khususnya Abdul Rahman.[21]
 
=== Kesehatan mental untuk diadili ===
Kedutaan Besar Afganistan di [[Washington, D.C.]] mengumumkan pada 22 Maret bahwa sistem peradilan negara itu sedang mengevaluasi [[kesehatan mental]] Abdul Rahman. Moayuddin Baluch, penasihat agama Presiden [[Hamid Karzai]] membenarkan bahwa Abdul Rahman akan menjalani [[pemeriksaan psikologis]].<ref name="Aljazeera">{{cite news|url=https://www.aljazeera.com/news/2006/3/22/afghan-converts-trial-put-in-doubt|publisher=[[Al Jazeera]]|title=Afghan convert's trial put in doubt|date=March 22, 2006}}</ref> Hakim Maulawizadah menyatakan, karena Rahman menolak bertaubat maka kondisi mentalnya sedang diperiksa. Jika dia ditemukan tidak sehat secara mental, kasusnya akan dibatalkan.<ref name="rferl"/> Perpindahan agama Abdul Rahman menjadi Kristen, meskipun mengetahui bahwa melakukannya dapat dihukum mati, dipandang oleh beberapa orang sebagai bukti ketidakmampuan mental.
 
Seorang jaksa negara Afganistan Sarinwal Zamari mengatakan tentang Abdul Rahman dalam sebuah wawancara dengan Associated Press pada 22 Maret 2006, "Kami pikir dia bisa gila. Dia bukan orang normal. Dia tidak berbicara seperti orang normal. Dokter harus memeriksa dia. Jika dia tidak sehat secara mental, pasti Islam tidak memiliki klaim untuk menghukumnya. Dia harus dimaafkan. Kasus ini harus dihentikan."<ref name="Aljazeera" /> Sumber lain mengatakan Rahman "selalu menganggur dan mentalnya tidak seimbang".<ref name="ClashofValues">{{cite news|url=https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/22/AR2006032201113_2.html|work=The Washington Post |title=For Afghans, Allies, A Clash Of Values|date=2006-03-23 | first=Pamela | last=Constable | access-date=April 23, 2010}}</ref>
 
Jaksa Abdul Wasei mengatakan dia meragukan klaim tentang ketidakstabilan mental Abdul Rahman. "Saya tidak melihat adanya masalah mental dalam kasus ini", katanya. Wasei mengatakan Rahman, ketika ditanya tentang kesehatan mentalnya, bersikeras bahwa itu baik-baik saja. "Saya baik-baik saja, Anda bisa menuntut saya, saya bisa menjawab pertanyaan Anda", kata Wasei kepada Rahman.<ref>{{cite news | url=https://www.nytimes.com/2006/03/27/international/asia/27cnd-afghan.html | title=Afghan Official Calls for Release of Christian Convert | work=The New York Times | date=2006-03-27 | author=Sultan M. Munadi and Christine Hauser}}</ref>
 
Para diplomat mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan "putus asa mencari cara untuk menghentikan kasus ini"<ref name="yahoo220306" /> dengan menyatakan Abdul Rahman secara mental tidak layak untuk diadili.<ref name="bostonglobe" /><ref>{{cite news | url=https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/03/22/AR2006032201113_pf.html | title=For Afghans, Allies, A Clash of Values | work=The Washington Post | date=2006-03-23 | page=A01 | first=Pamela | last=Constable | access-date=April 23, 2010}}</ref>
 
Pengadilan juga mempertanyakan kewarganegaraan Rahman. Rahman pernah tinggal di luar negeri, di Jerman, Yunani dan Belgia. Jika dia memiliki [[kewarganegaraan ganda]], dikatakan, status kasusnya bisa berubah.
 
Ada berbagai pendapat tentang Abdul Rahman yang dinyatakan tidak layak diadili. Kritikus mengatakan bahwa menyatakan dia gila tidak akan menyelesaikan apa yang mereka anggap sebagai cacat konstitusional yang memungkinkan penuntutan berdasarkan hukum Islam. Sebuah editorial di ''[[The Washington Times]]'' menulis bahwa menyatakan dia tidak sehat secara mental adalah "celah buatan" yang akan memungkinkan pemerintah Afghanistan "mundur untuk menghindari krisis internal dan diplomatik yang menghancurkan. Solusi ini, seperti itu, tidak akan menyelesaikan masalah. perbedaan mendasar dalam konstitusi Afganistan."<ref name="Washington Times Editorial">{{cite news|url=http://www.washtimes.com/op-ed/20060322-090715-8777r.htm|work=[[The Washington Times]]|title=Free Abdul Rahman|date=2006-03-23}}</ref> Sebuah editorial ''[[The New York Times]]'' menggemakan sentimen ini, mengatakan bahwa menyatakan Abdul Rahman tidak kompeten secara mental adalah cara bagi pemerintah Afghanistan untuk "menghindari kekacauan" dan "itu akan menjadi trik murahan karena hukum akan tetap ada di buku."<ref name="NewYorkTimesEditorial">{{cite news|url=https://www.nytimes.com/2006/03/23/opinion/23thu2.html?_r=1&oref=slogin|title=Editorial Outrage in Afghanistan|work=The New York Times|date=2006-03-23}}</ref>
 
Di Prancis, majalah ''[[Marianne (majalah)|Marianne]]'' menyatakan kritik Barat atas kasus tersebut mungkin tidak akan puas jika pengadilan Kabul menghindari hukuman mati untuk Abdul Rahman dengan menyatakan dia gila dan tidak layak untuk diadili. "Jika dia tidak diadili, dia mungkin akan berakhir di rumah sakit jiwa, yang bagi orang yang waras terkadang lebih buruk daripada kematian."<ref name="ReutersIndia">{{cite news|url=http://in.today.reuters.com/News/newsArticle.aspx?type=worldNews&storyID=2006-03-24T031039Z_01_NOOTR_RTRJONC_0_India-241961-1.xml|title=Western, Muslim worlds clash again over religion|agency=Reuters India|date=2006-03-24}}{{dead link|date=July 2021|bot=medic}}{{cbignore|bot=medic}}</ref>
 
== Lihat juga ==