Maksimus Pengaku Iman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
Sebelum menjadi rahib, Maksimus adalah seorang pegawai aparatur sipil negara, bahkan terbilang salah seorang tangan kanan [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Kaisar]] [[Heraklius]], tetapi akhirnya meninggalkan hiruk-pikuk dunia politik dan berkhalwat di biara. Maksimus menguasai ilmu filsafat dari berbagai aliran, dan sebagaimana yang lazim pada zamannya, mengenal baik karya-karya tulis dialog filsafat Plato maupun ulasan-ulasan aliran filsafat Plato tentang gagasan-gagasan Aristoteles dan Plato, misalnya karya-karya tulis [[Plotinus]], [[Porfirios|Porfirius]], [[Iamblikos|Iamblikus]], dan [[Proclus|Proklus]].
 
Ketika salah seorang sahabatnya mulai menyiarkan paham [[Kristologi|kristologis]] [[Monotelitisme]], Maksimus ikut terseret ke dalam kontroversi yang timbul akibat paham tersebut, dan mengusung salah satu tafsir rumusan Kristologi [[Kristen Kalsedon|Kalsedon]] yang mendasari penegasan bahwa [[Yesus]] memiliki [[Kehendak (filsafat)|kehendak]] insani maupun kehendak ilahi. Lantaran berpendirian seperti inilah Maksimus akhirnya dianiaya. Sesudah diadili, lidah dan tangan kanannya dimutilasi. Maksimus selanjutnya menjalani hukuman buangpengasingan sampai akhir hayatnya pada tanggal 13 Agustus 662 di [[Tsageri]] (sekarang di [[Georgia (negara)|Georgia]]). Meskipun demikian, pendirian teologisnya dibenarkan [[Konsili Konstantinopel III]], dan Maksimus sendiri dihormati sebagai orang kudus tidak lama sesudah wafat.
 
Jarang sekali ada orang kudus seperti Maksimus yang [[kalender orang kudus|diperingati]] dua kali dalam setahun, yakni setiap tanggal 13 Agustus dan 21 Januari. Gelar "[[Pengaku Iman]]" yang disandangkan kepada dirinya menunjukkan bahwa Maksimus sudah menderita sengsara demi iman Kristen, tetapi tidak langsung "[[martir|mati syahid]]". Maksimus [[venerasi|dihormati sebagai orang kudus]] di [[Gereja Ortodoks Timur]] maupun di [[Gereja Katolik]].