Radin Intan II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib)
k Menambahkan rujukan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 55:
Salah satunya dengan H. Wakhia, tokoh Banten yang pernah melakukan perlawanan terhadap Belanda dan kemudian menyingkir ke Lampung. Radin Intan II mengangkat H. Wakhia sebagai penasihatnya. H. Wakhia menggerakkan perlawanan di daerah [[Semaka]] dan [[Sekampung, Lampung Timur|Sekampung]] dengan menyerang pos-pos militer Belanda. Tokoh lain yang juga menjadi pendukung utama Radin Intan II ialah Singa Beranta, Saibatin Marga [[Rajabasa]].
 
Sementara itu, Radin Intan II memperkuat benteng-benteng yang sudah ada dan membangun benteng-benteng baru. Benteng-benteng ini dipersenjatai dengan meriam, lila, dan [[senjata tradisional]]. Bahan makanan seperti beras dan ternak disiapkan dalam benteng untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan berlangsung lama. Semua benteng tersebut terletak di punggung gunung yang terjal, sehingga sulit dicapai musuh. Beberapa panglima perang ditugasi memimpin benteng-benteng tersebut. Singaberanta di dalam sejarah memimpin benteng Bendulu, sedangkan Radin Intan II sendiri memimpim benteng Ketimbang.
 
Melihat munculnya kembali perlawanan di daerah Lampung Selatan setelah reda selama enam belas tahun, pada tahun [[1851]] Belanda mengirim pasukan dari [[Batavia]]. Pasukan berkekuatan 400 prajurit yang dipimpin oleh Kapten Jucht ini bertugas merebut benteng Ketimbang. Akan tetapi, mereka dipukul mundur oleh pasukan Radin Intan II. Karena gagal merebut Ketimbang, Belanda mengubah taktik. Kapten Kohler, Asisten Residen Belanda di [[Teluk Betung Barat, Bandar Lampung|Teluk Betung]], ditugasi untuk mengadakan perundingan dengan Radin Intan II.