Maksimus Pengaku Iman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 64:
Selaku pengikut ajaran [[Pseudo-Dionisius Ahli Areopagus]], Maksimus adalah salah seorang di antara banyak teolog Kristen yang melestarikan dan menafsirkan filsafat [[Neoplatonisme]] terdahulu, termasuk gagasan-gagasan para filsuf seperti [[Plotinus]] dan [[Proclus|Proklus]]. Karya tulis Maksimus mengenai ketokohan dan ajaran Pseudo-Dionisius Ahli Aeropagus diteruskan [[Johannes Scotus Eriugena|Yohanes Skotus Eriugena]] atas permintaan Kaisar [[Karl yang Botak|Karel Bulus]].<ref name = CE>{{CathEncy|wstitle=St. Maximus of Constantinople}}</ref>
Pengaruh filsafat Plato terhadap penalaran Maksimus jelas sekali tampak pada [[antropologi filosofis|antropologi teologis]]nya. Dalam hal ini, Maksimus mengadopsi pola ''[[Neoplatonisme|exitus-reditus]]'' (ulang-alik) filsafat Plato, dengan
Di ranah Kristologi, Maksimus menganut [[Diofisitisme]] garis keras, yang dapat dipandang sebagai korolarium (imbas) dari penitikberatan ''teosis''. Dalam kaitannya dengan keselamatan, manusia dimaksudkan untuk bersatu secara paripurna dengan Allah. Bagi Maksimus, persatuan yang demikian sangat tidak mustahil terwujud, karena Allah yang pertama-tama bersatu secara paripurna dengan manusia di dalam inkarnasi.<ref name = CE/> Jika Kristus tidak menjadi manusia secara paripurna (misalnya, andaikata Kristus hanya memiliki kehendak ilahi dan tidak memiliki kehendak insani), maka keselamatan tidak lagi mungkin terwujud, karena manusia tidak dapat menjadi ilahi secara paripurna.<ref>"Maximos, St., Confessor" dalam ''Oxford Dictionary of the Christian Church, F.L. Cross (penyunting), London, Oxford Press, 1958 ({{ISBN|0-19-211522-7}}).</ref> Selain itu, Maksimus Pengaku Iman mendalilkan ketidakbersyaratan inkarnasi ilahi di dalam karya-karya tulisnya.<ref name="Radosavljević_1975">Hieromonakos Artemije Radosavljević, Τὸ Μυστήριον τῆς Σωτηρίας κατὰ τὸν Ἅγιον Μάξιμον τὸν Ὁμολογητήν, Αθήνα, 1975, versi bahasa Inggris: Bishop Artemije Radosavljević [http://www.synodinresistance.org/pdfs/2009/03/26/20090326aGiatiEnsB7%20Folder/20090326aGiatiEnsB7.pdf Why Did God Become Man? The Unconditionality of the Divine Incarnation. Deification as the End and Fulfillment of Salvation According to St. Maximos the Confessor] — Sumber: Τὸ Μυστήριον... [Misteri keselamatan menurut Santo Maksimus Pengaku Iman], Atena, 1975, hlmn. 180–196</ref>
|