Kabupaten Bojonegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
'''Kabupaten Bojonegoro''' adalah salah satu [[kabupaten]] yang terletak di [[provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Kota Bojonegoro]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.384,02 km<sup>2</sup> dan berpenduduk kurang lebih sebanyak 1,5 juta jiwa. Wilayah Bojonegoro secara umum bisa dibagi dua, bagian utara di sepanjang tepi sungai [[Bengawan Solo]] yang subur dan wilayah selatan yang merupakan perbukitan kapur. Wilayah utara merupakan lahan pertanian yang umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan tembakau pada musim kemarau. Sementara wilayah selatan merupakan hutan jati. Bojonegoro tidak memiliki wilayah laut dan kegiatan perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian dan kerajinan jati.
Bojonegoro berbatasan dengan Kabupaten [[Lamongan]], Jawa Timur di bagian timur, Kabupaten [[Blora]], Jawa Tengah di bagian barat, Kabupaten [[Tuban]], Jawa Timur di sebelah utara dan Kabupaten [[Nganjuk]] di sebelah selatan.
== Sejarah ==
Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan Hindu yang datang dari India sejak Abad I yang membedakan warna kehidupan Sejarah Indonesia jaman Madya dan jaman baru. Sedangka Bojonegoro masih dalam wilayah kekuasaan Majapahit, sampai Abad XVI ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit, kekuasaan pindah ke Demak, Jawa Tengah. Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak, sehingga Sejarah Bojonegoro kuno yang bercorak Hindu dengan fakta yang berupa penemuan-penemuan banyak benda peninggalan sejarah asal jaman kuno di wilayah hukum Kabupaten Bojonegoro mulai terbentuk. Slogan yang tertanam dalam tradisi masyarakat sejak masa Majapahit " Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe" tetap dimiliki sampai sekarang.
Bojonegoro sebagai wilayah Kerajaan Demak mempunyai loyalitas tinggi terhadap raja dan kerajaan. Kemudian sehubungan dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai gejolak.
Raden Patah, Senopati Jumbun, Adipati Bintoro, diresmikan sebagai Raja I awal abad XVI dan sejak itu Bojonegoro menjadi wilayah kedaulatan Demak. Dalam peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang dengan Raja Raden Jaka Tingkir Adipati Pajang pada tahun 1568. Pangeran Benawa, Putra Sultan Pajang, Adiwijaya merasa tidak mampu untuk melawan Senopati yang telah merebut Kekuasaan Pajang 1587. Maka Senopati memboyong semua benda Pusaka Keraton Pajang ke Mataram, sehingga Bojonegoro kembali bergeser menjadi wilayah Kerajaan Mataram.
Daerah Mataram yang telah diserahkan Sunan Amangkurat kepada VOC berdasarkan perjanjian, adalah pantai utara Pulau Jawa, sehingga merugikan Mataram. Perjanjian tahun 1677 merupakan kekalahan politik berat bagi Mataram terhadap VOC. Oleh karen itu, status kadipaten pun diubah menjadi Kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang pada tanggal 20 Oktober 1677. Maka tanggal, bulan dan tahun tersebut ditetapkan sebagai HARI JADI KABUPATEN BOJONEGORO.
Pada Tahun 1725 Susuhunan Pakubuwono II naik tahta. Tahun itu juga Susuhunan memerintahkan agar Raden Tumenggung Haria Mentahun I memindahkan pusat Pemerintahan Kabupaten Jipang dari Padangan ke Desa Rajekwesi K 10 Km dari selatan kota Bojonegoro. Sebagai kenangan pada keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, tidak mengherankan kalau nama Rajekwesi tetap dikenang di dalam hati rakyat Bojonegoro sampai sekarang.
== Pemerintahan ==
=== Visi ===
Kabupaten Bojonegoro yang mandiri, produktif yang berdaya saing kuat, sejahtera dan lestari
=== Misi ===
* Pemberdayaan masyarakat dan mengoptimalkan potensi daerah
* Pemberdayaan ekonomi rakyat dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan
* Mengoptimalkan pendayagunaan tehnologi tepat guna
* Peningkatan taraf hidup masyarakat yang berlandasan iman dan taqwa
* Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
=== Lukisan Lambang Daerah ===
Baris 157 ⟶ 179:
<TD class=s bgColor=#ffffff>Pangeran Mas Toemapel</TD></TR>
</TABLE>
== Budaya ==
=== Budaya Wong Samin ===
Merupakan kelompok masyarakat yang tinggal di Dusun Jipang, Desa/Kecamatan Margomulyo yang terletak di arah barat daya dari kota Bojonegoro, ± 48 Km. Masyarakat Samin dikenal dengan keluguan, kejujuran dan apa adanya, tidak berbuat aneh-aneh dan selalu menaati peraturan. Fasilitas yang ada berupa Balai Budaya yang digunakan untuk pusat kegiatan budaya dan tempat penyimpanan barang bersejarah mereka.
Budaya Wong Samin ini banyak dipelajari oleh turis mancanegara untuk mengetahui lebih banyak tentang keunikan perilaku kehidupan sehari-hari mereka.
=== Tari Tayub ===
Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.
Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinir dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing.
Biasanya kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang dan Bubulan yang terletak sekitar 30 Km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.
=== Wayang Thengul ===
Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelan pelog/slendro.
Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro. Sedangkan jalan cerita dari wayang thengul ini lebih banyak mengambil cerita menak.
==Pranala luar==
|