Kartidjo Sastrodinoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
|name = {{PAGENAME}}
|image =
|birth_date = {{birthBirth date|1916|6|2}}
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}}
[[Bolorejo, Kauman, Tulungagung]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{deathDeath date and age|2016|7|14|1916|6|2}}
|death_place = {{[[Bandung}}]], [[Jawa Barat]]
|allegiance = {{unbulleted list|{{flag|Kekaisaran Jepang}} (1943—1945)|{{flag|Indonesia}}}}
|serviceyears = 1943—1943—1963
|rank = [[Berkas:Pdu_mayjendtni_staf.png|25px]] [[Mayor Jenderal]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
Baris 22 ⟶ 23:
}}
 
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]]) '''Raden Kartidjo Sastrodinoto''' ({{lahirmati|[[Bolorejo, Kauman, Tulungagung]], [[Jawa Timur]]|2|6|1916|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|14|7|2016}}), adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan [[Hindia Belanda]] di [[Jawa Timur]].
 
== Riwayat Pendidikan ==
Baris 28 ⟶ 29:
* MULO di Kediri (1933)
* AMS di Malang (1936)
* Bo Ei Gyugun Kanbu Kyoiku (PetaPETA)
* Command & General Staff Collage, AS
 
Baris 44 ⟶ 45:
* Sekretaris Departemen Angkatan Darat (1963)
 
== LatarKarier BelakangMiliter ==
Djo- demikian nama panggilan akrabnya - memulai karier militernya di zaman Jepang. Selama 40 tahun menjalani masa kemiliterannya, peristiwa yang paling memiliki arti khusus baginya adalah [[Pemberontakan PKI 1948|Peristiwa Madiun]] (1948) . Waktu itu sejumlah anggota Komisi Tiga Negara yang mengawasi perundingan Renville masih berada di Serangan.Kapten Kartidjo dari Resimen 34 Kediri diperintahkan menyelamatkan mereka.Celakanya, justru ia sendiri dicegat Batalyon Mustafa yang pro Merah , lalu menjadi tawanan pasukan yang dipimpin PKI. Penjagalan sudah berlangsung dimana-mana. Kartidjo sendiri dengan truk dibawa kearah Kresek dilereng gunung Wilis.Di pagi buta Kapten Kartidjo berdiri dihadapan satu regu tembak. Djo hanya bisa berdoa dan mencari setiap kemungkinan untuk bisa meloloskan diri. Peluru pertama berdentam dan Djo segera merubuhkan diri. Ia tidak tau kena atau tidak, tetapi yang terpikirkannya hanya menerjunkan diri ke lembah sedalam lima meter, dengan gaya seolah-olah telah mati sungguhan. Untung algojo tidak curiga. Tembakan reda, ia menemukan seorang haji yang selamat. Setelaah saling membuka tali pengikat , mereka berpisah. Menyelinap ke hutan jati ,lali lalu ia menuju ke [[Kediri]], jalan kaki dua hari dua malam.<ref>{{Cite book|title=APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1983-1984|last=|first=|date=1984|publisher=Grafiti Pers|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==