Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
FMecha (bicara | kontrib)
Peninggalan: nobar/penyiaran 2017-sekarang (setelah edit enwiki)
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 52:
Film ini adalah film dalam negeri pertama yang dirilis secara komersial dan menampilkan peristiwa 1965 tersebut.{{sfn|Sen|Hill|2006|p=147}} ''Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI'' meraih sukses secara komersial maupun kritis. Film ini dinominasikan untuk tujuh penghargaan di [[Festival Film Indonesia 1984]], memenangkan satu, dan mencapai angka rekor penonton - meskipun dalam banyak kasus penonton diminta untuk melihat film ini, alih-alih secara sukarela.
 
Film ini terus digunakan sebagai kendaraan propaganda oleh pemerintah Orde Baru selama tiga belas tahun, di mana pemerintahan Soeharto kala itu memerintahkan satu-satunya [[stasiun televisi]] di Indonesia saat itu, [[TVRI (saluran TV)|TVRI]], untuk menayangkan film ini setiap tahun pada tanggal 30 September malam. Film ini juga diperintahkan menjadi tontonan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia, walaupun memperlihatkan adegan-adegan yang penuh kekerasan berlebihan. Pada saat stasiun-stasiun [[televisi swasta]] bermunculan, mereka juga dikenai kewajiban yang sama. Peraturan ini kemudian dihapuskan sejak [[jatuhnya Soeharto]] tahun 1998. Sejak itu film ini telah menjadi kurang diminati lagi dan baru diputar lagi oleh TVOne pada tahun 2017. Meskipun aspek artistik film ini tetap diterima dengan baik, kekeliruan sejarahnya telah menuai banyak kritik.
 
== Latar belakang ==
Baris 98:
== Penggunaan sebagai propaganda ==
[[Berkas:Suharto looking down 1998.jpg|jmpl|180px|alt=Foto Soeharto, 1998|Pada September 1998, Menteri Penerangan [[Yunus Yosfiah]] menggambarkan film ini sebagai upaya untuk menciptakan pengkultusan Soeharto ''(gambar)''.]]
Dimulai pada tahun 1984 pemerintah Orde Baru menggunakan ''Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI'' sebagai kendaraan propaganda, menayangkan film ini setiap tanggal 30 September. Film ini disiarkan oleh jaringanTVRI (yang saat itu di bawah [[TVRIDepartemen Penerangan]] milik negara), dan kemudian juga stasiun televisi swasta setelah mereka didirikan.<ref>{{harvnb|Indrietta 2012, Film Pengkhianatan G30S/PKI 2}}; {{harvnb|Sen|Hill|2006|p=148}}</ref> Film ini juga ditayangkan di sekolah-sekolah dan lembaga pemerintah;{{sfn|Sen|Hill|2006|p=148}} para siswa akan dibawa ke lapangan terbuka untuk melihat film ini dalam kelompok.{{sfn|Prijosusilo 2007, G30S}} Karena penggunaan ini, Sen dan Hill berpendapat bahwa ''Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI'' adalah film Indonesia yang paling-disiarkan dan paling banyak ditonton sepanjang masa.{{sfn|Sen|Hill|2006|p=148}} Sebuah survei tahun 2000 yang dilakukan oleh majalah ''[[TEMPO]]'' Indonesia menemukan bahwa 97 persen dari 1.101 siswa yang disurvei telah menyaksikan film ini; bahkan 87 persen dari mereka telah menyaksikan lebih dari sekali.{{sfn|Heryanto|2006|pp=50–51}}
 
Selama sisa era 1980-an dan awal 1990-an, akurasi sejarah ''Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI'' hanya sedikit diperdebatkan,{{sfn|Sen|Hill|2006|p=149}} dan film ini menjadi wakil kanun sejarah;{{sfn|Heryanto|2006|p=8}} versi kejadian tahun 1965 dalam film ini adalah satu-satunya yang diperbolehkan dalam wacana terbuka kala itu.{{sfn|Heryanto|2006|p=13}} Namun pada pertengahan 1990-an, [[Internet di Indonesia|komunitas internet]] anonim dan publikasi-publikasi kecil mulai mempertanyakan isi film tersebut; satu pesan yang dikirim melalui [[milis]] bertanya "Jika hanya sebagian kecil dari kepemimpinan PKI dan agen militer mengetahui [kudeta, seperti di film ini], bagaimana bisa lebih dari satu juta orang tewas dan ribuan orang yang tidak tahu harus dipenjarakan, diasingkan, dan kehilangan hak-hak sipil mereka?"{{sfn|Sen|Hill|2006|p=149}} Heryanto berpendapat bahwa hal ini dihasilkan dari [[polifoni (sastra)|polifoni]] yang tidak disengaja dalam film ini,{{sfn|Heryanto|2006|p=14}} sementara Sen dan Hill berpendapat bahwa Noer mungkin telah menyadari maksud pemerintah untuk berpropaganda dan dengan demikian membuat pesan politik dalam film ini "jelas-jelas bertentangan".{{sfn|Sen|Hill|2006|p=162}}