Kelong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Han4299 (bicara | kontrib)
Han4299 (bicara | kontrib)
Baris 238:
Dalam proses perjalanan kehidupannya, manusia melintasi lima macam alam. Kelima alam tersebut sangat berlainan situasi dan keadaannya.
 
=== Alam Roh ===
 
Alam roh lazim dsebut dengan alam arwah. Alam ini merupakan tempat penantian pertama sebelum roh-roh itu bergabung dengan jasadnya. Alam ini juga disebut alam penampungan yang dalam bait kelima, larik keempat disebut pakrimpunganna nyawaya.
 
=== Alam Kandungan ===
 
Setelah tinggal di alam roh, entah berapa lamanya, selanjutnya roh itu dipindahkan ke alam kandungan atau Alamul arham untuk dipadukan dengan jasadnya. Alam ini merupakan bengkel perakitan manusia yang bahan bakunya dari sperma laki-laki dan sel reproduksi wanita yang lazim disebut ovum. Pertemuan antara sperma dan ovum itu merupakan proses penciptaan jasmani manusia. Hal ini dapat menjadi jawaban terhadap pertanyaan yang terkandung dalam bait keempat, larik ketiga dan keempat di atas.
 
=== Alam Dunia ===
 
Setelah tinggal beberapa bulan di alam kandungan, manusia dipindahkan lagi ke alam dunia. Alam ini merupakan tempat untuk bekerja. Artinya, semua manusia harus aktif bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk hidup yang sekarang maupun untuk hidup di alam-alam selanjutnya. Inilah tugas pokok manusia di dunia. Hasil kerja di dunia ini sangat menentukan kehidupan seseorang untuk selanjutnya. Bahagia dan tidaknya seseorang di alam-alam yang akan datang sangat ditentukan oleh prestasi kerjanya di dunia. Prestasi kerja dalam bahasa agama di sebut amal (Ahsanu amalan).
 
Baris 264 ⟶ 261:
Manusia yang tidak mencari dan tidak berhasil menemukan Tuhannya dianggap gagal di dalam hidupnya. Artinya, manusia semacam itu tidak mampu menghayati eksistensinya selaku makhluk yang harus bekerja atau beramal untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki.
 
=== Alam Kubur ===
 
Alam kubur atau alam barzah merupakan terminal transit kedua setelah alam roh. Seluruh manusia pada hakikatnya bergabung ke alam ini. Tempat ini disebut juga daerah perbatasan antara alam dunia dengan alam akhirat. Dan, dari tempat ini manusia dipindahkan lagi ke alam yang terakhir yaitu alam akhirat. Proses perpindahan manusia dan makhluk yang lain dari alam dunia ke alam kubur diawali dengan kematian, yaitu pemisahan kembali antara roh dan jasad. Kematian ini merupakan syarat mutlak di dalam perjalanan manusia ke alam yang lain.
 
Baris 282 ⟶ 278:
''(Cepatlah bertobat, sebelum ajal tiba, nanti meninggal, engkau menyesali diri).''
 
=== Alam Akhirat ===
 
Alam akhirat merupakan terminal terakhir dari seluruh rangkaian perjalanan kehidupan manusia. Akhirat diawali dengan kebangkitan dari kubur. Setelah manusia dibangkitkan, diperlihatkanlah kepada mereka seluruh amal dan perbuatannya. Segala tabir rahasia dibongkar sehingga tidak ada yang tersembunyi sedikit pun. Besar kecilnya atau baik buruknya perbuatan seeorang, semuanya dibuka. Rekaman perjalanan sejarah hidup manusia ditayangkan secara utuh. Keadaan ini disebut Yaumul ard/Yaumul hisab hari penayangan/perhitungan. Di alam ini hanya terdapat dua perkampungan, yaitu surga yang  penuh dengan kenikmatan dan neraka yang penuh dengan azab TuhanTobat
 
Baris 356 ⟶ 351:
 
Kelong lain yang mengandung nilai-nilai keagamaan adalah sebagai berikut.
{| class="wikitable"
 
|+
(2) ''Sahadaknu kakdo allo''
!Bahasa Makassar
 
!Bahasa Indonesia
|-
(2) |''Sahadaknu kakdo allo''
''Sambayannu kanre banngi''
 
Baris 372 ⟶ 370:
 
''Tena guling samparajana (SI)''
|''Syahadatmu makan siang''
 
''Terjemahan:''
 
''Syahadatmu makan siang''
 
''Salatmu santap malam''
 
Baris 390 ⟶ 384:
 
''Yang tak berkemudi dan tak berjangkar''
|-
 
| colspan="2" |''(SI)''
|}
Kelong (2) di atas mengandung tiga ajaran agama yang terangkum dalam rukun Islam, yaitu syahadat, salat, dan puasa. Syahadat adalah rukun Islam yang pertama. Ia merupakan pengakuan secara lisan yang perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan ibadah yang lain. Syahadat perlu dimantapkan lebih dahulu, barulah disusul ibadah yang lain. Akan tetapi, jika syahadat tidak tertanam kokoh atau tidak dihayati dengan baik, salat dan ibadah-ibadah yang lain tidak akan terlaksana dengan baik. Akibatnya, orang akan terombang-ambing di dalam kehidupan beragama laksana perahu yang tak berkemudi dan tak berjangkar ''(Ebarak lepa-lepa tena guling samparajana).''
 
Kelong lain yang menggambarkan syahadat adalah sebagai berikut.
{| class="wikitable"
 
|+
''(3) Paknassai sahadaknu''
!Bahasa Makassar
 
!Bahasa Indonesia
|-
|''(3) Paknassai sahadaknu''
''Sekreji Allah Taala''
 
''Nakbi Muhammad''
 
''Suro tunipatakpakna (Sikki, 1995:153).''<ref>{{Cite book|title=Nilai-nilai Budaya dalam Susastra Daerah Sulawesi
|''Nyatakan syahadatmu''
Selatan|last=Sikki|first=Muhammad|publisher=Pusat Pembinaan Bahasa|year=1991|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
''Terjemahan:''
 
''Nyatakan syahadatmu''
 
''Allah itu Esa''
 
Baris 413 ⟶ 407:
 
''Rasul terpercaya-Nya.''
|-
| colspan="2" |''(Sikki, 1995:153).''<ref>{{Cite book|last=Sikki|first=Muhammad|year=1991|title=Nilai-nilai Budaya dalam Susastra Daerah Sulawesi
Selatan|lastlocation=Sikki|first=MuhammadJakarta|publisher=Pusat Pembinaan Bahasa|year=1991|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
|}
 
Puasa termasuk salah satu rukun Islam  yang tegambar dalam Kelong (2) bait pertama, larik ketiga dan keempat, yaitu:
Baris 429 ⟶ 427:
==== Berhati-hati dalam segala hal ====
Untuk mewujudkan keharmonisan dan kerukunan di dalam bermasyarakat, faktor kehati-hatian perlu mendapat perhatian.Masalah ini dapat dilihat dalam Kelong berikut.
{| class="wikitable"
 
|+
''(4) Tutulaloko rikana''
!Bahasa Makassar
 
!Bahasa Indonesia
|-
|''(4) Tutulaloko rikana''
''Ingakko ri panggaukang''
 
''Kodi gauknu''
 
''Kodi todong balasakna''
''Kodi todong balasakna'' <ref>{{Cite book|title=Taman Sastra Makassar|last=Basang|first=Djirong|date=|publisher=CV Alam|year=1986|isbn=|location=Ujung Pandang|pages=28|url-status=live}}</ref>
|''Hati-hatilah dalam berucap''
 
''Terjemahan:''
 
''Hati-hatilah dalam berucap''
 
''Waspadalah dalam berbuat''
 
Baris 447 ⟶ 444:
 
''Jelek pula akibatnya.''
|-
 
''Kodi| todongcolspan="2" balasakna|''(Basang, 1986:28).''<ref>{{Cite book|title=Taman Sastra Makassar|last=Basang|first=Djirong|date=|publisher=CV Alam|year=1986|isbntitle=Taman Sastra Makassar|location=Ujung Pandang|publisher=CV Alam|isbn=|pages=28|url-status=live}}</ref>
           Kelong di atas mengingatkan kepada siapa saja agar selalu berhati-hati di dalam berbicara dan di dalam berbuat.Ucapan dan perbuatan yang tidak terkontrol dapat merusak nilai-nilai persahabatan dan kerukunan yang sudah tertanam kukuh.Ucapan dan perbuatan adalah sumber kemaslahatan sekaligus sebagai sumber malapetaka. Yang menjadi tanggung jawab bagi setiap orang adalah kearifan mengendalikan diri dengan cara memelihara ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti pihak lain.
|}
           Kelong di atas mengingatkan kepada siapa saja agar selalu berhati-hati di dalam berbicara dan di dalam berbuat.Ucapan dan perbuatan yang tidak terkontrol dapat merusak nilai-nilai persahabatan dan kerukunan yang sudah tertanam kukuh.Ucapan dan perbuatan adalah sumber kemaslahatan sekaligus sebagai sumber malapetaka. Yang menjadi tanggung jawab bagi setiap orang adalah kearifan mengendalikan diri dengan cara memelihara ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti pihak lain.
 
Hal yang senada dengan Kelong (4) adalah sebagai berikut.