Kabaret Bandung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 19:
== Periode Perkembangan Kabaret Bandung ==
Perkembangan Kabaret Bandung dalam risetnya terdiri dari 3 Fase, periode awal (1982-1993), periode menengah (1994-2008), dan periode modern (2009-sekarang), yang secara ringkas dapat disimpulkan dengan penjelasan diantaranya:
=== 1982-1993 ===
[[Berkas:Foto Dokumentasi Padhyangan.png|kiri|jmpl|Foto saat Padhyangan berpentas di awal 1990 (Arsip Padhyangan)]]
Periode ini diawali dengan berdirinya kelompok [[Padhyangan]] pada tahun 1982 sebagai cikal bakal kabaret Kota Bandung. Dan diakhiri dengan pecahnya Padhyangan tahun 1994 menjadi Padhyangan 6 dan P-Project.
Belum dapat diketahui secara jelas, kapan masuknya seni pertunjukan kabaret ke Indonesia
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan kabaret di Kota Bandung sekitar tahun 1982-1993 :
# Pada periode awal ini, tempo pertunjukan kabaret masih tergolong lambat (hampir sama dengan pertunjukan teater lainnya)
# Sebagian cerita yang dimainkan merupakan hasil rekaman, dan sebagian lagi dimainkan secara Live. Konsep itu sering dikenal dengan istilah ‘Dua Warna’
# Alat perekam yang digunakan dalam pertunjukan kabaret pada waktu itu masih berupa kaset dan radio/tape recorder
Baris 41 ⟶ 39:
=== 1994-2008 ===
[[Berkas:Pertunjukan Gabungan Tim Kabaret (Arsip AAP).jpg|jmpl|Pertunjukan Gabungan Tim Kabaret (Arsip AAP)]]
Pada periode menengah atau kedua ini, mulai bermunculan tim-tim kabaret selain Padhyangan yang menunjukan eksistensinya di Kota Bandung. [[Anton yustian|Anton Yustian]] seorang seniman Teater mampu mengeksistensikan Kabaret Bandung dalam usahanya menjadi pemersatu tim-tim kabaret dalam sebuah pertunjukan bersama, dan diakhiri dengan terbentuknya Forum Kabaret Bandung.
Lain halnya dengan Padhyangan, justru titik balik dan goyangan dari eksistensi Padhyangan dalam pertunjukan kabaret terjadi pada tahun 1994 pasca terpecahnya Padhyangan menjadi beberapa kelompok. Hal ini dijadikan momentum bagi kelompok kabaret lainnya untuk menunjukan eksistensi mereka. Setelah di awal tahun 90-an mereka harus mengakui bahwa Padhyangan merupakan kelompok kabaret terbesar di Kota Bandung. Tahun berikutnya pertunjukan kabaret sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Melalui idealisme pertunjukan yang dibawa oleh kelompok-kelompok baru, seperti Puragabaya, Kasebel (Kabaret SMA Negeri Sembilan Belas, sekarang Potret 19), Terase 06 (Teater anak SMA 6 Bandung), Smile Kabaret, Studio Kabaret, dan Trilogi Kabaret, di tahun 95-an kabaret menjadi suatu ajang eksistensi dan imej bahwa berkabaret adalah hal yang keren dan gaul, dan untuk menunjukan bahwa karya merekalah yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri pada periode ini konflik dan gesekan antar kelompok sering terjadi. Persaingan di dalam maupun di luar panggung begitu terasa sehingga terjadi permusuhan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Pada periode ini [[Anka Adika Production]] (AAP) yang merupakan kelompok/sanggar yang tergagas oleh tim-tim kabaret diawal keterbentuknya merajai pertunjukan industri, dimana kelompok AAP ini mampu memiliki pasarnya sendiri dalam memperjual belikan tiket pertunjukannya.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan kabaret di Kota Bandung sekitar tahun 1994-2008 :
Baris 59 ⟶ 58:
=== 2008-Sekarang ===
[[Berkas:Kabaret POTRET 19 dalam karyanya Nyai Antasura.png|kiri|Pertunjukan Kabaret yang sudah menggunakan aksi panggung sebagai unsur kejut (Arsip Potret 19)|jmpl]]
Pertunjukan kabaret Bandung di kota Bandung berkembang melalui jalan kreatif anak muda Bandung. Sehingga diminati oleh penontonnya yang juga didominasi oleh anak muda, walau pada kenyataannya perlu banyak strategi untuk membangun minat penonton menjadikan kabaret sebagai alternatif hiburan visualnya. Kabaret yang pada gilirannya menjadi sebuah aliran drama musikal yang diakui di kota Bandung. Kini telah memiliki tempat di hati penonton khususnya kaum muda yang masih berstatus sebagai pelajar ataupun mahasiswa. Penonton kabaret sudah mampu di manajemen oleh kelompok-kelompok kabaret di Bandung sehingga kelompok-kelompok kabaret di kota Bandung tidak akan lagi sulit mencari penonton dalam pertunjukannya hal tersebut terbentuk karena adanya Sinergi antara sajian pertunjukan yang disuguhkan oleh kelompok kabaret dan manajemen penontonnya sinergisitas kelompok kabaret di kota Bandung mampu berkembang dengan pesat. Pada periode ini beberapa ekstrakulikuler kabaret berubah dan berkembang menjadi sebuah aliansi manajemen yang sering dikenal istilah “Sanggar Kabaret”, hingga mereka pun berinisiasi untuk menjadikan Anka Adika Production sebagai poros dalam pertunjukan industri untuk ikut menjual tiket kepada penonton secara terstruktur sesuai pasarnya masing-masing, tak bisa dipungkiri terkadang gesekan dalam bersaing mendapatkan penonton yang notabene adalah instansi/sekolahan terjadi.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan kabaret di Kota Bandung sekitar tahun 2008-2015 :
|